chapter 4

67 23 16
                                    

Jogjakarta 2013

Dea mengecek jam tangan nya sekali lagi "ah, udah deh buat abang aja kembaliaan nya!" gadis itu langsung beranjak meninggalkan metromini yang baru saja menurunkan nya di sekolah

Jika saja dea tak lagi terburu buru, dia pasti akan tetap menagih uang kembalian nya, meskipun hanya goceng, itu masih bisa dipakai untuk membeli segelas es teh manis di kantin, tetapi untuk kali ini , biarlah uang goceng itu masuk ke kantong kenek tersebut.

Gadis itu mempercepat langkah nya, meski sekitar seratus meter lagi dirinya baru bisa mencapai gerbang sekolah, sebenar nya dea tadi di beri tebengan oleh abanya, tapi dia lupa membeli alat untuk praktek biologi. Dia tidak tega melihat abang nya harus ikut ikutan telat masuk kuliah cuman gara gara dia membeli alat untuk praktek.

jadi dia berpura pura pada abangnya "bang aku sudah ada janji sama meida buat pergi kesekolh bareng " aku sedikit gugup takut abang ku tidak percaya tapi abang ku tiba tiba mengangguk.

Setelah di depan gerbang aku memegangi lutut ku, sambil menetralkan nafas yang sudah gos gos an

"aduh neng ,untung aja belom telat. Buruan masuk ke kelas gih nanti ada guru." kata pak budi ( satpam sekolah ). aku menoleh menghadap pak budi sambil mencetak senyum dibibir.

Aku langsung ke kelas, untung saja pak sodik belum datang. " Dea, kamu bawa tidak alat buat praktek biologi,?" aku yang baru saja mengijak kan kaki di kelas, lagsung saja di beri pertanyaan oleh teman ku

"iya. Aku bawa .!" sambil mengeluarkan barang yang tadi baru saja aku beli, aku melihat mereka semua mengelus dada sambil tersenyum. Memang ini giliran ku untuk membeli pralatan praktek. karna kemarin saat ada kerja kelompok begini sonya yang membelinya.  Kami memang berganti gantian kalau ada tugas begini

"ada pak sodik!, ada pak sodik.! " ucap Rudo yang baru saja mengintip di balik pintu, kelas yang tadi nya ramai kini menjidi sunyi oleh perkataan rudo  tersebut, tak,,! Tak.! Suara sepatu yang semakin mendekat. Pintu di buka menunjukkan bahwa pembelajaran segera di mulai.

"pagi anak-anak" ucap pak sodik yang memiliki rambut botak itu, sambil membenarkan kaca mata yang mulai merosot

"pagi pakk..!" balas kami serempak.

*****

Lain halnya dengan kelas 11 mipa 5 dan 12 mipa 1, kelas ini pelajaran olahraga agak kebentrok memang, tapi beda pelatihnya dan olahraganya pun Dibedakan. Sehingga membuat siswa siswi tersebut pergi ke lapangan Untuk melakukan pengambilan nilai.

"yan kata anak anak. kamu, lagi deket ya sama anak 11 mipa 3 itu,?" ucap martin yang sedang memantul mantulkan bola di lapangan

" kecengan kamu yan, apa udah jadian.?" timbal anak yang memiliki rambut kribo itu, sambil menatap rian penuh  selidik

"cuman temen,!" ucap ku

" iya temen, lama lama jadi demen" kekeh cowok yang berambut keribo itu, langansung di gelak tawai oleh teman teman nya

" dia itu beda ting, sama cewek cewek lain " selang tiga detik " setiap perkataan nya itu  seperti membuat duniaku berhenti, Dan dia tidak segampang yang aku kira, buat dapetin dia itu Butuh perjuangan yang amat serius " timbal rian dengan cowok berambut kribo yang akrab di panggil kiting

JOGJA A PERFECT LOVEWhere stories live. Discover now