chapter 7

36 8 3
                                    

"Jika tuhan berkenan, semoga kita bisa berteman. Aminn"

****

Setiba berlari lari tiada henti Danu sampai di tempat penjual balon yang sewaktu tadi Ranti kunjungi. Namun bapak penjual balon bilang, adiknya sudah lama meningalkan tempat ini.

Mendengar itu Danu semakin khawatir. bagaimana ibunya tau.? Ia sungguh tak tega melihat ibunya terpuruk lagi.

Di tengah tengah keruman banyak orang, ia menyapu semua pandangan keseluruh penjuru. Dan hasilnya nihil ia tidak menemukan sosok yang ia cari.

"Ranti.."  teriaknya di tengah keruman banyak orang. Walau bisa di tebak tidak akan peduli dengan dirinya. Toh pasti ia hanya di angap orang   sekilas lalu tak peduli lagi.

Danu menjongkok kan badan sambil memegangi lututnya. Ia sudah lelah mencari adiknya, air ngeringat yang mengalir di pelipisnya sudah terlalu banyak. Nafasnya pun sudah tidak beraturan lagi.tidak bisa di bayangkan seberapa berantaknya penampilan nya sekarang.

Namun,Itu tidak penting baginya, yang hanya ia pikirkan adalah keselamatan adiknya-Ranti. Cuman itu dan hanya itu.

Di selala sela Danu menetralkan nafas, ia merasa ada yang memanggilnya "mas Danu." sambil menarik narik hodie yang sering ia gunakan.

Tidak sulit untuk mengrnali siapa yang memiliki Suara tersebut, yang tidak asing baginya lantas Danu menoleh kan badan nenemukan Ranti yang sudah di belakangnya.

"Ranti astagfir." tanpa aba aba Ranti langsung memeluk Danu sambil tersirak.

"mas Danu, Ranti minta maaf, hikss." ucap Ranti yang sudah sesegukan. Danu yang melihat itu lantas menjongkok kan badan lalu membalas pelukan adiknya. "mangkanya Ranti gak boleh nakal, kan sudah mas Danu bilang gak boleh macam macam."

Ranti yang mendengar itu membuat tangisnya semakin pecah "udah udah cup cup." Danu mencoba menenagkan sambil menepuk nepuk bahu Ranti, sambil menghapus air mata menggunakn ibujari yang tak kunjung berhenti.

"tadi Ranti kok bisa ada di sini." tanya Danu di sela sela isakan Ranti.

Ranti mengangguk "hu'um, tadi aku di tolongin sama mbak yang ada disana." Danu mengekori telunjuk Ranti, tertuju pada tempat permainan yang bermainnya mengunakan panah lalu jika tepat bidikannya mendapat boneka- entah Danu tidak tau apa nama permainan tersebut.

"mana gaka ada.?" Danu mengembalikan tatapannya pada Ranti,sambil mengerutkan dahi.

"tadi ada kok mas, mbak nya cantik, manis Ranti suka."punjinya "tapi Ranti belom sempat kenalan. Terus Ranti dikasih ini sama mbak nya," serunya yang langsung mengangkat kotak susu-coklat yang ia pegang.

"beneran, dia pakai baju apa.?" Danu masih penasaran oleh orang yang di bicarakan oleh Ranti. Dan terus saja arah pandangnya tak luput mencari sosok tersebut.

"ndak tau mas,aku lupa, tapi tadi mbak nya janji. Dia bilang Nanti dia pasti temuin aku lagi." Ranti berbicara seperti meyakinkan sekali, sambil mengangguk ngangguk kan kepalanya membuat ia terkesan lucu.

Danu terkekeh "yaudah kita pulang sudah jam sembilan lewat dua puluh, nanti ibuk cariin."

Danu langsung menggenggam tangan munggil Ranti erat erat, seperti tak mau kehilangan  mengajak ia pergi dari banyak nya orang bak lautan,

JOGJA A PERFECT LOVEWhere stories live. Discover now