chapter 8

31 5 6
                                    

Kadang kita butuh sunyi, mengharapkan sebuah  sepi, merenung dalam sebuh segi, membutuhkan teman yang bernama hati,hal itu tidaklain hanya untuk menenangkan diri.!

****

"Danu,aku tadi cariin kamu lo, kirain sudah pulang."

Danu melirik Jani yang tampak menunduk,  ia langsung menggemgam tangannya, sontak membuat jani mendongak.

Jani melihat tatapan yang di berikan oleh seniornya ini dengan tatapan tidak suka. Ia langsung melepas gengaman yang akan membuat banyak datangnya masalah.

"Dia siapa.?" tanya nya. Menatap penuh selidik

"oh, ini kenalin Na, dia ca--"

"bang Diar." teriak Jani memotong ucapan Danu, ia merasakan tak enak hati jika ia terus berada di sini" kak aku duluannya sudah di jemput dengan kakak ku," jani mencoba tersenyum, walau hanya sebuah senyum kaku, ia melirik dua manusia di depannya ini hanya menatap datar.
Buri buru ia menghampiri abangnya.

"itu siapa Nu." Anna mencoba bertanya, masih penasaran dengan lelaki yang di depannya ini tumben besama dengan wanita, karna setaunya Danu hanya akan dekat dengan teman terdekat saja.

"Oh, itu dia bidadari." ucap Danu enteng.

Anna mengerutkan dahi belum mengerti.

"maksud ku dia jani."

Danu mengambil helm yang di gantungnya di belakang motor, yang ia pikir tadi akan di pakai oleh jani tapi yah, mungkin akan ia cobalagi. Gagal bukan berarti kalah kan apa salahnya mencoba dan terus berusaha.

Memakaikan nya ke kepala Anna, karna hal itu  selalu ia lakukan sejak kecil, memperlakukan Anna layaknya adik sendiri, tidak lebih.

"sudah tidak usah di pikirin, yuk naik."

"mau kemana.?"tanya Danu

"ke toko buku dulu Nu, gapapa kan."

Hanya di jawabi gumaman oleh Danu.

Drtt..drtt..drtt

Telpon masuk dari handphone Anna, membuat Danu yang akan hendak menyalakan motor vespanya berhenti.

"bibik telpon." ucap Anna

"angkat."

"hallo bik."

"....."

"apa.?" ada perubahan raut wajah saat Anna mendengarkan yang di ucapkan oleh bik Idah-pembantu Anna dan tiba tiba air mata Anna langsung menetes. Setelah itu Anna langsung mematikan sambungan telfonnya

"ngapa Na.?" tanya Danu dangan raut wajah khawatir

"Bunda..." badan Anna langsung merosot, langsung di tahan oleh Danu.

"kita kerumah sakit sekarang." Danu memakai kembali helm nya, yang tadi ia lepaskan.

Ia memutuskan tak banyak bertanya, karna pasti ia akan tahu setiba di rumah sakit nanti.

JOGJA A PERFECT LOVEWhere stories live. Discover now