6. Perfectly Perfect (Sequel Bag. 1)

3.9K 309 6
                                    

Hari ini Jaehyun sengaja mengambil libur dari pekerjaannya setelah beberapa hari kebelakang ia terus menerus lembur. Seperti pagi-pagi sebelumnya, ia akan terbangun karena suara tangis Jeno dan juga suara manis Herin yang sedang mengajak bicara adiknya.
Jaehyun mengulas senyum, rumahnya menjadi lebih ramai sekarang.

Sebelum membuat sarapan, Doyoung meminta Jaehyun untuk memandikan Herin terlebih dahulu sementara dirinya memandikan Jeno. Hari ini sangat cerah, dan Doyoung memakaikan baju warna cerah juga pada kedua anaknya.

Jeno tampak senang dengan berceloteh tidak jelas ketika Doyoung memakaikan bedak ke seluruh tubuhnya. Sementara dari arah kamar mandi, Doyoung bisa mendengar suara tawa Herin bersahutan dengan suara tawa suaminya.

Begitulah mereka setiap pagi.

Meskipun Jaehyun pergi bekerja, ia akan menyempatkan dirinya memandikan Herin atau paling tidak menggendong Jeno yang sudah berusia tujuh minggu selama minimal tigapuluh menit.

.

.

.

"Appa ingin mengajak Herin dan Jeno pergi jalan-jalan." Yunho, ayah dari Jung Jaehyun itu memainkan tangan mungil Jeno yang sedang ada di pangkuan istrinya. Lelaki yang sudah tidak lagi muda itu tersenyum ketika melihat cucu keduanya tergelak tanpa sebab. "Bagaimana? Boleh, kan?"

Tepat ketika Doyoung selesai membuat Sandwich untuk Jaehyun, keluarga dari suaminya itu datang sekeluarga. Jaejoong selaku ibu dari Jaehyun langsung membawa Jeno yang sedang diam di ayunan bayi pada dekapannya. Sementara Yunho dan Minhyung menyerbu Herin yang sedang bermain boneka dengan ayahnya.

"Yak, appa!" Suara Jaehyun terdengar tidak setuju. Wajahnya memelas pada sang ayah. "Aku sengaja mengambil libur karena aku rindu anak-anak. Kalau appa membawa mereka pergi, aku bagaimana?"

Doyoung yang duduk disampingnya tersenyum kecil pada sang ayah mertua lalu menyikut pinggang Jaehyun. "Yeobo-ya, kenapa kau seperti itu?" Katanya kesal, lalu kembali menatap Yunho. "Anniya, appa. Bukan seperti itu maksud Jaehyun..."

"Sayang―"

"Hyung, minggu depan aku sudah harus pergi ke Amerika lagi. Aku akan merindukan Herin dan Jeno sampai liburan tahun depan. Kau tega membuatku sedih karena merindukan mereka selama disana?" Minhyung memotong ucapan kakaknya. Tangannya mengusap rambut Herin yang panjang dan lurus, tapi matanya menatap sang kakak memohon.

Jaehyun membuang nafas pasrah pada akhirnya. Ia melirik Doyoung sebentar, dan istrinya itu melempar senyum padanya. "Baiklah, baik." Ia menyerah.

Saat mendengar suara Jaehyun yang seperti mengijinkan, mereka langsung ribut. Minhyung sibuk berbicara dengan Herin tentang kemana mereka akan pergi. Lalu, Jaejoong dan Yunho juga melakukan hal yang sama pada Jeno.

"Eomma, apa tidak merepotkan?" Doyoung menatap Herin dan Jeno bergantian, sedikit merasa khawatir. "Herin mulai nakal dan tidak bisa diam. Jeno juga suka rewel tiba-tiba."

Jaejoong tersenyum pada menantunya. "Bukankah anak-anak memang seperti itu? Jaehyun dan Minhyung juga begitu dulu." Jawabnya sambil terkekeh ringan. "Jja~ tolong gendong dulu Jeno, yeobo. Aku akan membantu Doyoung menyiapkan peralatan anak-anak."

Jeno sudah berpindah pada dekapan kakeknya. Dan anak lelaki itu tampak nyaman berada di sana.

Doyoung dan Jaejoong menyiapkan peralatan Jeno. Mulai dari satu pasang pakaian ganti, susu formula dan botolnya, dan lainnya yang sekira dibutuhkan. Begitupula dengan keperluan Herin.

"Herin belum sarapan, eomma."

"Gwaenchana... Eomma akan mengajak Herin sarapan di perjalanan." Ucap Jaejoong menenangkan.

litcas23's Story ArchiveWhere stories live. Discover now