9. Be A Good Son

4.8K 446 11
                                    

Jung Jeno itu adalah seorang pemuda yang sangat pintar.

Ia selalu menjadi yang terpandai di sekolahnya. Nilai ujiannya nyaris selalu sempurna sejak sekolah dasar. Ia adalah seorang anak yang baik dan sopan.

Orangtuanya, Jung Jaehyun dan Kim Doyoung, selalu memberikan kebebasan untuk Jeno. Putranya itu bebas memilih jalan mana yang akan di tempuhnya, bidang apa yang ingin di tekuninya, dan siapa yang akan di jadikan pendamping hidupnya. Asal Jeno bisa bertanggung jawab akan itu, sebagai orangtua, mereka tidak pernah mempermasalahkannya.

Tapi, Jung Jeno juga adalah seorang putra tunggal. Anak satu-satunya dari Jung Jaehyun dan Kim Doyoung.

Yang mana itu mengharuskannya menjalani satu hal yang sudah menjadi kewajibannya.

Yaitu, bergabung ke perusahaan Jung sebagai calon penerus ayahnya kelak.

Dan Jeno... merasa tidak suka juga sedikit terbebani, meskipun ia tahu sejak ia masih kecil jika dirinya akan berada di perusahaan Jung suatu hari nanti.

.

.

.

Taeyong hanya bisa memperhatikan calon presdir baru perusahaan Jung itu dalam diam, tanpa berani bertanya apa-apa.

Putra Jung Jaehyun itu terlihat memasang ekspresi datar sejak kedatangannya tadi siang. Ia tidak bicara apapun selain meminta berkas untuk di kerjakan pada Taeyong.

"Jika semua berkas ini sudah aku selesaikan, bisakah aku pulang lebih awal, paman?"

Taeyong membesarkan bola matanya, sedikit terkejut ketika Jeno menyuarakan sebuah tanya dengan nada dingin. Ia mengangguk kaku sebagai jawaban. "Hng―tapi sebelum itu kau diminta untuk ke ruangan ayahmu dulu."

Terdengar helaan napas berat dari sosok pemuda laki-laki yang menjadi kebanggan Jung itu. Ia menutup berkas terakhir yang sedang di kerjakannya kemudian beranjak dari duduknya.

"Jeno..."

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku." Katanya, memotong cepat. "Aku akan memberikan semua ini pada appa sebelum pulang. Terimakasih sudah membantuku lagi hari ini, paman Taeyong."

Taeyong hanya bisa membuang napas pelan melihat Jeno yang meninggalkan mejanya setelah membungkuk sopan.

Ia mengerti. Jeno hanyalah seorang anak laki-laki yang baru masuk bangku kuliah dan harus terdampar disini untuk mulai belajar tentang mengurus perusahaan sebagai kewajibannya.

.

.

.

Jaehyun hanya diam memperhatikan Jeno yang berdiri di seberang mejanya. Beberapa map sudah Jeno simpan diatas meja untuk kemudian ia bubuhkan tanda tangan pada akhirnya.

"Kau telah bekerja keras hari ini, Jeno-ya."

Sementara Jaehyun tersenyum layaknya seorang ayah yang baik, Jeno justru hanya tersenyum simpul. Ia hanya mengangkat sedikit sudut bibirnya sebagai formalitas.

"Ya, dan aku benci berada disini." Itu yang Jeno katakan kemudian. Dirinya sudah menahan semua itu untuk ia pendam sendirian. Tidak mengatakan apa-apa tentang betapa tidak sukanya ia berada disini, di perusahaan Jung.

Ayahnya terdiam, mendengarkan.

"Dengar, appa... Aku tidak benci menjadi seorang keturunan Jung, putra satu-satunya yang appa banggakan kepada setiap orang. Tapi, aku benci ketika berada disini saat seharusnya aku bermain bersama dengan teman-teman seusiaku."

litcas23's Story ArchiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang