22. Mike Menghilang

2.6K 96 3
                                    

Ana dan Ano berlari mencari sumber suara itu, saat ini sangat tidak memungkinkan mereka untuk melesat, hal itu bisa saja menimbulkan kecurigaan para orang-orang di sekitar sini.

"Mike!" teriak Ana saat melihat Mike dibawa oleh seorang pria, Ana sempat melihat pria itu menoleh dan tersenyum miring padanya.

Ana mengguncangkan tubuh Ano yang membeku di tempat, "Ano! Kamu kenapa?!" teriakan Ana berhasil mengembalikan kesadaran Ano. Ia langsung memeluk Ana dan terlihat bingung.

Dengan perlahan Ana melepaskan pelukan Ano, "kenapa? Apa kamu tahu siapa pria itu?" Ano mengangguk pelan namun menggeleng dengan cepat setelah itu.

"Yang bener yang mana? Tahu atau tidak?" tanya Ana dengan dahi berkerut.

"Mungkin aku salah lihat," balasnya seraya memejamkan kedua mata.

"Kita masuk sekarang," lanjutnya membawa Ana masuk ke dalam, Ana pun memilih bungkam dan menuruti Ano.

***

"Jelaskan!" Angel menggenggam tangan Bertrand dengan erat saat Varons menatapnya dengan tajam.

"A-Ana memintaku untuk menemaninya selama dia ada di sini, aku hanya memenuhi keinginan keponakanku." terang Angel berusaha memberikan penjelasan, Varons dan aura intimidasinya merupakan perpaduan yang sangat buruk.

"Kau bodoh Angel! Bukankah ayah dan ibu melarang kita? Bagaimana jika mereka mengetahuinya?" mendengar suara Varons yang meninggi, Bertrand berniat untuk menjelaskannya.

"Jawab Angel!" bentak Varons karena tidak mendapat jawaban melainkan kebungkaman Angel.

"Anda tidak perlu membentaknya Mr.Evans," ucap Bertrand dengan tenang.

"Diamlah! Sekarang di mana mereka?"

"Apartemenku."

Ponsel Angel berdering, membuat Angel bernapas lega karena sesaat ia bisa terbebas dari Varons.

"Halo.."

'Angel, Mike menghilang.. Aku sempat melihatnya dibawa seseorang.'

"Apa? Kamu di mana sekarang? Kamu baik-baik saja?" Angel menatap Bertrand dan Varons secara bergantian, ia merasa khawatir saat mendengar perkataan Ana.

'Aku baik tapi tidak dengan Ano. Dia terlihat bingung, saat membaca pikirannya aku jadi bingung sendiri karena dia terus memikirkan Rowan. Memangnya siapa Rowan?'

"Aku akan segera ke sana, kalian jangan ke mana-mana oke?"

'Ah oke..'

Bertrand dan Varons menatap Angel dengan penasaran, "Mike menghilang dan kurasa ini ada hubungannya dengan Rowan." Varons mengerutkan dahinya bingung.

"Apa kamu tahu sesuatu?" tanya Angel seraya menatap Bertrand penuh harap.

"Tidak," Varons menatap Bertrand penuh selidik.

"Kalau begitu kita ke sana sekarang," ucap Varons sambil menggulung lengan kemejanya.

"Apa kamu ikut?" Bertrand menggeleng pelan, ia mengelus rambut Angel dengan lembut.

"Aku harus menyelesaikan pemotretanku dulu."

"Baiklah," Angel tersenyum kecil lalu meninggalkan ruangan Varons lebih dulu.

"Kuharap kamu memang benar-benar tidak tahu." Varons menepuk bahu Bertrand lalu bergegas melangkahkan kakinya keluar ruangan.

***

"Ano! Kamu kenapa sih?" Ana cemberut melihat Ano yang masih terlihat bingung sejak tadi.

"Ah? Kenapa? Apa kamu butuh sesuatu?" Ana berdecak kesal mendengarnya ia mencubit paha Ano dengan kencang.

"Kamu kenapa?" tanya Ana.

"Aku? aku baik."

"Bohong!" balas Ana dengan cepat.

"Berjanjilah untuk tidak melakukan apapun yang bisa membahayakan dirimu," ucap Ano menatap Ana dengan serius.

"Orang itu-"

"Rowan." ucap Angel yang menyela perkataan Ana. Ia datang dengan Varons di belakangnya.

"Kamu.."

"Ana menghubungiku tadi, ia bilang kamu terlihat bingung dan terus memikirkan Rowan setelah Mike menghilang. Kamu melihatnya kan?"

"Jadi laki-laki yang membawa kak Mike tadi?" Ana menatap Angel dengan dahi berkerut.

"Ya, dia Rowan. Kakaknya Bertrand yang tidak lain adalah kakak iparnya Angel." balas Varons dengan dengusan kasar.

"Terus, kenapa Varons di sini?" Ana menatap Varons dengan galak, tentu saja dibalas lebih galak oleh Varons.

"Tidak boleh? Kalau begitu aku bisa kembali dan memberitahu ibu dan ayah tentang perbuatan kalian ini."

"Angel, kamu memberitahunya ya?" tanya Ana sedikit marah.

Angel menggeleng pelan, "ia tahu sendiri."

"Apa kamu menemui Bertrand tadi?" Angel mengangguk pelan mendengar pertanyaan Ano.

"Apa yang dia katakan?"

"Dia tidak tahu apapun, katanya." ucap Varons menekankan kata terakhirnya.

"Kok gitu?" tanya Angel sewot.

"Apa?" balas Varons tidak kalah sewot dari Angel.

"Kamu terkesan tidak mempercayainya tahu!"

"Kamu mencintainya?" tanya Varons dengan nada mengejek.

"Belum tentu dia mate kamu, bisa saja kan dia berbohong demi memanfaatkanmu?" lanjutnya seraya tersenyum miring. Angel menatap Varons dengan kesal.

"Memangnya kita bisa mencintai seseorang yang bukan mate kita?" tanya Ana.

"Ya, buktinya sudah ada di keluarga kita."

"Siapa?" tanya Ana sambil mengira-ngira siapa yang pernah seperti itu.

"Steve." mata Ana membelalak sempurna saat mendengar satu kata yang dilontarkan Varons dengan santainya.

"Serius?" tanya Ana masih dengan wajah terkejutnya.

"Serius?" ejek Varons yang meniru gaya Ana saat mengatakan hal itu.

"Kemana saja kau bocah? Hal seperti ini saja kau tidak mengetahuinya." ejek Varons membuat Ana sedikit geram, wanita hamil itu sudah siap melempar kepala Varons dengan vas bunga di sebelahnya dan untungnya Ano bisa menahan Ana untuk mengurungkan niatnya.

"Dengan siapa?" alih-alih kembali bertanya pada Varons, Ana memilih untuk menanyakannya lebih lanjut pada Ano.

"Diaa.."

'Prang!'







To be continue..

My Mate Is Prince Vampire? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang