31. Akhir

7.8K 131 65
                                    

Author pov

"Jika batu itu memang benar batu kehidupan, maka-"

Perkataan Lisa langsung dipotong oleh Ana, "tidak berlaku untuk makhluk yang telah lenyap Lisa.. Batu itu hanya bisa menghidupkan tubuh yang sudah mati, setelah itu pun mereka seperti terlahir kembali atau lebih jelasnya.. Ingatan mereka akan hilang selamanya."

Lisa menatap Ana horror, "itu artinya.."

Mendapat anggukan kepala sebagai jawaban, Lisa langsung membeku seketika.

***

Sesuai permintaan Ana, Sahla dan Mike akan tinggal di dunia manusia mulai besok.

Dengan mata berkaca-kaca, Ana langsung memeluk Mike dengan erat. "Padahal kalian bisa tinggal di sana lain waktu.. kenapa harus sekarang?" Mike tersenyum kecil mendengarnya, ia mengelus kepala Ana dengan sayang.

"Kami akan sering berkunjung, tenang saja. Jangan merindukanku ingat!" Ano dan Steve berdecih kesal mendengarnya, mereka berdua tidak bisa mengendalikan perasaan kesal mereka saat Ana dan Lisa yang telihat berlebihan.

"Sudahlah.. Mereka hanya tinggal di dunia manusia bukannya mati, jadi kalian bisa mengunjunginya nanti." sahut Varons yang lama-lama jengah juga melihat Ana seperti anak kecil yang ditinggal ibunya, bahkan Lisa yang biasanya terlihat dewasa juga jadi seperti Ana saat ini.

"Sahla.. Jangan lupa dengan perkataanku." ucap Ana yang tiba-tiba menjadi serius seolah-olah perkataan Varons sangat berpengaruh padanya.

Namun Varons dan Ano bisa manangkap gelagat aneh Ana, ditambah dengan Ella yang terus menatap Ana dengan sendu sejak tadi semakin memperkuat dugaan mereka tentang Ana yang sedang merencanakan sesuatu.

Seperginya mereka.. Ella langsung menghampiri Ana dan menarik tangannya menjauh dari semuanya. "Aku tidak bi-"

"Harus Ella, setelah aku dan Rowan tidak ada.. Dunia kegelapan membutuhkan penyeimbang dan anakku adalah kuncinya," sela Ana dengan tatapan penuh harap.

"Kalau begitu kamu tidak usah mengorbankan-" Ana langsung mengunci mulut Ella dan menatapnya dengan tajam.

"Dengarkan aku Ella, ini semua bukan keinginanku. Semuanya adalah permainan-Nya.. Kita hanya bisa mengikuti jalan yang sudah ia buatkan, begitu juga aku."

"Kuharap kamu mengerti.."

Ana langsung melesat meninggalkan Ella yang masih terdiam berusaha mencerna perkataannya.

Merasakan sakit di perutnya, Ana berniat untuk tidak pergi terlalu jauh. Dia menatap hamparan bunga mawar yang belum lama ini ia tanam sendiri, akankah mawar-mawar ini ikut menghilang bersamaan dengan menghilangnya nanti? Pikirnya.

Tanpa sadar tangannya bergerak mendekati mawar-mawar itu dan menyentuhnya. Dia tersenyum karena mawar itu bersinar ketika tersentuh oleh tangannya. "Lihat, bahkan tanaman pun sepertinya memerlukan dirimu."

Senyum Ana seketika luntur, "pergilah."

"Kau mengusirku?" tanya Lisa dengan wajah pura-pura terkejut.

"Sejujurnya aku ingin melenyapkanmu sebelum mengorbankan diri sendiri." Lisa menghembuskan napas lelah mendengarnya.

"Kamu benar-benar ingin melakukannya?" Ana menggeleng pelan, "dari awal sudah kukatakan.. Ini bukan keinginanku."

"Oke ka-"

"Ahh!" Lisa langsung menahan tubuh Ana yang hampir limbung, pekikan Ana yang begitu melengking ternyata terdengar oleh Ella. Gadis itu datang dengan wajah paniknya.

My Mate Is Prince Vampire? ✔Where stories live. Discover now