24. Tujuan Sebenarnya

2.3K 94 3
                                    

Author pov

Angel menarik Ana mundur untuk berlindung di belakangnya, ia tidak akan membiarkan apapun melukai keponakannya yang masih di dalam perut Ana sekarang.

"Apa sebenarnya rencanamu, Rowan?" gumam Ano dengan wajah serius.

Rowan tersenyum dan bola api mulai berjatuhan, ribuan anak panah perak pun melesat ke arah mereka. Ano dengan sigap membuat dinding pelindung untuk Ana dan Angel namun kewalahan untuk melindunginya sendiri.

Sedangkan Angel dia berhasil mengetahui keberadaan Mike berkat bola api yang mengarah padanya tadi, namun berhasil ia tepis dan mengenai salah satu dinding ilusi yang dibuat Rowan.

Ana menghancurkan dinding pelindung yang dibuat Ano dan berniat untuk menghampirinya, namun seketika tubuhnya melayang dan mendekat ke arah Rowan. "Ana!" teriak Ano seraya berusaha memanipulasi kekuatan Rowan sekaligus melindungi dirinya.

Rowan mendekap Ana begitu erat, "ingatlah diriku Aurora Sadelia.. Kekasihku.." bisiknya dengan lembut di telinga Ana.

Mata Ana membelalak, seketika kilasan arus balik muncul di penglihatannya. Melihat hal itu Ano jadi menyadari niat Rowan yang sebenarnya sekarang. Dia tidak berencana menukarkan jiwa siapapun, namun ia ingin mengembalikan ingatan Ana dan membuka segel yang selama ini membatasi kekuatan terbesar Ana.

Sementara itu, Angel berhasil menghampiri Mike dan berusaha melepaskannya.

"Ana, dia adalah reinkarnasi Ratu Aurora dan Rowan ingin membuat Ana kembali ke sisinya."

Angel terkejut mendengarnya, "bagaimana bisa?"

"Ano saat di kehidupan sebelumnya ia juga merupakan mate Ratu Aurora yang tewas demi menyelamatkan sang Ratu."

"Jadi Ratu Aurora sebenarnya memiliki mate dua?" Mike mengangguk.

"Tapi bisakah kamu membantuku terlebih dahulu? Baru setelah itu kita membantu mereka?" ucap Mike dengan senyum yang dipaksakan.

"Kamu tidak bisa melakukannya Rowan, bagaimanapun kami telah terikat oleh pernikahan. Jelas-jelas dia mateku!" teriak Ano berusaha melepaskan tubuh Ana dari dekapan Rowan menggunakan kekuatannya.

"Tidak hanya kalian berdua, tapi juga aku.. Ingat itu." tegas Rowan dan berhasil melepaskan diri dari kekuatan Ano yang terus menghisap energinya.

Mendapat perlawanan yang kuat, membuat Ano sedikit kewalahan. Mengingat kekuatan Rowan yang jauh lebih tinggi di atasnya.

"Hentikan Nick, aku sudah mengingat semuanya.. Lantas apa aku akan kembali padamu? Jangan harap!" Rowan sedikit terkejut saat Ana memanggilnya dengan nama itu, sama seperti Auroranya dulu. Menyadari hal itu Ana langsung mengambil kesempatan untuk mendorong tubuh Rowan yang mendekapnya dengan kencang.

"Terima kasih karena kamu telah membuka segelku Rowan, meski kamu juga mateku tapi aku sudah memilih jalanku Rowan, kamu harus menerimanya." Ana menghampiri Ano dan menyodorkan telapak tangannya.

"Minumlah dan lawan dia."

***

David masuk ke istana dengan tergesa-gesa, ia terus meneriakkan nama Ana hingga seluruh penghuni istana menghampirinya.

"Ada masalah apa?" tanya Raja Fadrick dengan tenang.

"Dimana Ana?" tanya David tanpa basa-basi.

"Dia pamit untuk pergi keluar sebentar bersama Ano, apa dia belum kembali?" Ella menggeleng pelan saat mata Ratu Clara mengarah padanya.

"Dimana Angel?"

"Dia pergi ke dunia manusia untuk melakukan beberapa pekerjaan," jawab Varons.

"Thom dan Steve pergi cari mereka ke mansion dekat perbatasan terlebih dahulu baru kalian mencari tahu ke para penjaga di perbatasan." perintah Raja Fadrick.

Wajah Ratu Clara berubah khawatir saat menatap bola mata David.

"Ana.." semua menoleh ke arah Ratu Clara dengan wajah yang tegang.

Varons sedikit gugup saat sang ayah melihatnya dengan tatapan penuh intimidasi.

"Kamu merasa terintimidasi olehku? Apa yang kamu sembunyikan?" ucap Raja Fadrick tidak berubah sedikitpun, meski begitu ia tetap tidak bisa menghilangkan rasa cemas yang semakin membuncah.

"Mereka ada di dunia kegelapan, tepatnya kerajaan demon."

David langsung melesat ke arah Varons dan mencengkram kerah bajunya, "kamu tahu dan membiarkannya? Kamu mau mati?"

Ella menghampiri mereka berdua dan memohon pada David untuk melepaskan Varons. Bukannya melepaskannya, David malah mengangkat Varons tinggi-tinggi dan menghempaskannya dengan begitu kencang hingga membentur lantai.

***

"Apa itu sakit? Lepaskan kami Rowan!" teriak Ana saat Rowan sudah terluka sana-sini akibat melawan Ano yang sudah meminum darah Ana.

"Kalau begitu, katakanlah sekali saja jika kamu mencintaiku."

"Hanya itu?"

"Jangan bodoh!" teriak Angel yang langsung mengunci mulut Ana dengan kekuatannya. Namun karena kekuatan Ana yang sangat jauh lebih tinggi darinya, Ana bisa membuka kunci itu dengan mudahnya.

"Jika kamu mengatakannya, maka ikatanmu dan Arnold akan terputus Ana. Karena jika kamu mengatakan hal itu, kamu lebih memilih kakakku ketimbang Arnold." Rowan memaki dengan kesal karena Bertrand yang tiba-tiba datang menyela.

"Segitu mudahnya? Walaupun tidak dari hati?" tanya Ana dengan polosnya.

Bertrand mengangkat kedua bahunya, "kalau itu aku kurang tau, tapi jika kamu penasaran.. Kamu boleh mencobanya." mendengar perkataan Bertrand, wajah Ana menjadi sangat serius.

"BERTRAND!" teriak Angel dengan suara emasnya membuat semua orang menutup telinganya.

"Kau gila! Jangan berteriak jika ada aku, aku belum menemukan mateku. Suaramu itu bisa saja membuatku mati!" teriak Mike di telinga Angel.

Ano terus saja menatap Ana dengan galak, saat tatapan mereka bertemu, "apa kamu benar-benar ingin mencobanya?" tanyanya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membentak Ana.

"Coba saja Ana maka aku akan sangat senang sekali," ucap Rowan dengan tersenyum manis.

Bertrand menjentikkan jarinya dan muncul sebuah pintu yang cukup besar, "pergilah dan Rowan hentikan perbuatanmu, ini semua juga akibat ambisimu di masa lalu, itupun jika kamu ingin menyadari dan mengakui itu semua."

Ana dan Ano memasuki pintu itu terlebih dahulu, disusul oleh Mike dan Angel yang masih terus menatap sang pujaan hati. Mike sampai harus menutup matanya dan merangkulnya.

Begitu pintu tertutup dan menghilang, Rowan langsung menyerang adiknya dengan sisa tenaga yang ia miliki lalu pergi mengilang setelah membuat adiknya terluka parah.

Ratu Clara dan Ella tersentak kaget karena melihat Ana, Ano, Mike, dan Angel yang tiba-tiba muncul dari dinding.

"Apa si brengsek itu tidak bisa mengirim kita langsung ke kamar? Tubuhku rasanya akan berubah menjadi abu jika tidak beristirahat sekarang."

Lelah mendengar ocehan Mike yang tidak bermutu, Angel mengangkat tubuh Mike dengan kekuatannya dan melemparnya ke atas sofa.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian membuat kami khawatir tau!" Ana terkekeh saat mendengar perkataan Ella yang sekarang tengah cemberut karena kesal.

"Aku akan memberi tahu semuanya," lanjut gadis itu langsung pergi begitu saja.

Ratu Clara menghampiri Ana dan mengusap kepalanya dengan lembut, "berjanjilah untuk tidak seperti ini lagi nanti."

Ana mengangguk semangat seraya tersenyum lebar. Inilah yang ia suka dari ibu mertuanya; tidak galak seperti anaknya.

"UPS!" Ana menggigit bibir bawahnya pelan dan melirik Ano dengan hati-hati.





To Be Continue..

My Mate Is Prince Vampire? ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum