Two

2.5K 259 16
                                    

Sakit. Rasanya sakit sekali.

Aku terbangun karena rasa sakit pada kepala dan dadaku. Jantungku terasa diremas sesuatu yang membuatku ingin menangis.

—tunggu, aku dirumah?

"KIM TAEHYUNG?!"

Langkah dengan cepat mendekat pada kamarku. Jantungku berdebar, mengharapkan seseorang yang kupanggil muncul.

"Jungkook! Ada apa pagi-pagi teriak seperti itu, hah?!"

Oh, bukan. Jadi, Taehyung benar-benar mati setelah tertembak kemarin? Dan aku tidak mengulang hari? Atau mungkin, benar. Seharian itu sebenarnya bukan pengulangan waktu melainkan peringatan.

Maka akhirnya, sama saja seperti Taehyung menggantikanku."Tinggalkan aku, Bu." Ibuku menatapku heran, tapi Ibu tetap pergi.

Ya, aku menangis. Aneh? Biarkan.

Tapi setidaknya, aku harus siap-siap untuk pemakamannya, bukan? Aku harus meminta maaf pada keluarganya karena Taehyung harus menggantikanku.

Dengan mandi seadanya, aku langsung memakai kemeja serta jas rapi untuk mendatangi rumah duka.

Omong-omong, teman-temanku belum ada yang memberi kabar tentang apakah mereka akan pergi ke pemakamannya atau tidak. Ah, mungkin mereka terlalu sedih dan lupa mengabari.

Dengan begitu, aku hanya harus langsung pergi ke sana.

"Hyung, kau mau kemana rapi begitu?" Ibuku menoleh karena pertanyaan Soobin. "Oh, iya. Tae Hyung ulang tahun. Haha! Kau pasti akan mengajaknya makan di restoran. Romantis sekali."

Soobin memang mengetahui kalau aku menyukai Taehyung. Tapi bukan itu masalahnya. "Taehyung ulang tahun?"

"Loh? Kalau kau lupa, lalu untuk apa kau rapi seperti itu?"

A-apa? Artinya sekarang tanggal 30 Desember?

Jujur saja aku senang karena ternyata Taehyung masih hidup. Tapi, kenapa aku berada ditanggal 30 Desember?

Apa ini tahun yang sama dengan sebelum aku maupun Taehyung tertembak?

Lantas aku bertanya pada Ibu atau Soobin, dan jawabannya membuatku bingung harus merasa seperti apa. Ini benar-benar tanggal 30 Desember sehari sebelum aku atau Taehyung tertembak.

Satu sisi aku senang karena ternyata aku mengulang hari, dan Taehyung masih hidup.

Satu sisi aku kesal karena sudah dipastikan tanggal 31 besok akan ada penembakan di Bosingak tepat tengah malam.

Tunggu, bagaimana kalau ternyata apa yang kualami bukan pengulangan waktu melainkan peringatan. Sama seperti yang kupikirkan sebelum Taehyung tertembak.

Aku tidak bisa membedakan mana pengulangan waktu mana peringatan dalam visi ku.

Tapi yang jelas, artinya aku hanya harus membuat Taehyung tidak tertembak malam besokㅡtunggu.

Kan yang tertembak itu Taehyung. Kenapa aku yang mengulangi waktu?

Ah, itulah kenapa aku berpikir kalau ini semua hanya mimpi berisi peringatan, bukan pengulangan waktu.

Tapi, rasanya terlalu nyata. Bahkan aku masih bisa merasakan bibir Taehyung—oh tidak. Itu ciuman pertama kami!

Tapi sayang, hanya aku yang mengetahuinya.

Kuharap ini pengulangan waktu, maka dengan itu aku tidak perlu berpikir ciuman itu hanya mimpi.

"Ibu, Hyung sepertinya sudah gila."

1st Jan [KookV] √Where stories live. Discover now