Finish

1.6K 193 16
                                    

"TIDAK MASUK AKAL JIKA KAU TIDAK TAHU KALAU TAEHYUNG LAH YANG MEMBUNUH IBUKU!!! KAU TIDAK TAHU TAEHYUNG LAH YANG BERMUKA DUA!!!"

Suara kembang api dan bel sudah menandakan pergantian tahun. Tapi tidak satupun dari kami perduli dengan riuh malam ini.

Kondisi kami sedang buruk.

Persabatan mereka... Sebenarnya apa yang terjadi?

"J-jimin..."

"Taehyung???" Aku menghampirinya. "Taehyung, pergilah!"

"Aku berterimakasih pada Soobin karena sudah menciptakan benda hebat seperti ini. Aku akan menembaknya sekarang!"

Jimin sudah hilang akal. Ini bukan teman kami yang kami kenal.

"J-jimin, kau bilang kau memaafkan aku... Kenapa? Aku sudah bilang, aku tidak sengaja."

"Ketidaksengajaanmu membunuh Ibuku." Jimin memandanginya kelam. "Aku juga tidak sengaja membunuh keluargamu. Maaf, pisauku salah sasaran."

Melihat Taehyung tidak berdaya berbicara lagi, aku bersuara. Aku ingat, Ibu kandung Jimin meninggal 3 tahun lalu, lalu beberapa bulan kemudian keluarga Taehyung. "Tapi, Jimin-ah. Itu sudah 3 tahun, kau juga sudah membalaskan dendam, bahkan kau lebih kejam. Kenapa kau baru bahas sekarang? "

"Karena Adikmu memiliki ini." matanya berbinar memandangi peluru buatan Soobin ditangannya. "Aku bisa menghukum Taehyung dan menyuruhnya kembali ke masa lalu saat sebelum dirinya membunuh Ibuku dengan tombol hijau ini."

"Kenapa tidak kau gunakan sendiri agar kau sendiri yang menyelamatkan Ibumu dari Taehyung?"

Jimin tertawa.

Aku mengenalnya, aku tahu jika Jimin marah, ia sangat tampak menyeramkan. Ditambah tawanya yang menambah kesan jahatnya itu membuatku merasa kasihan padanya, kasihan harus berubah menjadi jahat hanya karena dendamnya selama 3 tahun ini.

"Kau pikir aku mau menyakiti diriku sendiri? Haha! Kuserahkan pada Taehyung saja."

"Kau pikir Taehyung tidak bisa melakukan hal selangkah lebih maju, jika kau menembaknya dengan peluru buatan Soobin?" sekarang aku yang tertawa. "Taehyung sudah tahu. Dan, jika Taehyung mengulang hari ini, setidaknya Taehyung mengulang hari dimana aku sudah mengetahui semuanya tentangmu. Karena pagi ini, aku baru bangun dari efek peluru ini."

"Dan kau pikir aku akan menembaknya dengan peluru itu? Aku—"

"Sudah!!!" Jujur saja telingaku sakit. "Sudah! Bunuh saja aku, Jimin-ah!"

Ah, benar-benar. Aku harus berkorban lagi.

"Maaf, Taehyung-ah. Aku tidak mau melihat kau mati lagi."

"Ap—JUNGKOOK!!!"

___________________

Tahu bagaimana agar aku bisa mengulang tanggal 31 ini?

Bodoh sekali caranya.

Aku menelan pelurunya, lalu menekan tombol kuning. Karena itu sekarang perutku yang sakit, bukan kepalaku.

Keluar dari kamar, mencium aroma masakan yang sama. Soobin keluar menyalakan televisi. Ah lupakan acara apa yang ditayangkan. Aku bosan mengatakannya.

"Soobin! Duduk sini!" titahku yang dengan lunglai Soobin menurut. "Taehyung juga hentikan memasaknya! Aku tidak butuh ini semua sekarang."

"Apa kau sakit?" Taehyung tampak mencemaskanku.

Aku menggeleng, "Tidak. Tapi ada yang perlu kutanyakan padamu."

1st Jan [KookV] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang