six

232 50 0
                                    

Pagi ini berjalan menyenangkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Pagi ini berjalan menyenangkan. Sarapan dengan keluargaku, lalu Corbyn menjemputku, sampai tiket pensi yang terjual habis. Disini benar-benar ramai. Acara pembukaan pun berjalan lancar. Dan sekarang aku duduk di sebelah gadis berkacamata yang kemarin, Natalie. Kami berdua duduk sembari memakan oreo yang baru saja Corbyn berikan padaku. Natalie melihat ke arahku, "Udah jadian sama Corbyn?" tanyanya dan dengan santai aku menggeleng. Gadis ini benar-benar terlihat kecewa, "yah, kirain kemaren pelukan tuh jadian,"

Aku tertawa mendengarnya, "Kok bisa tau, Nat?"

Gadis itu menunjuk ke arah Jonah yang sedang berbicara bersama Corbyn, "Noh, si Jo kepo. Kemaren pas lo sama Corbyn mau balik, dia bilang gue harus temenin dia ngikut coba. Sumpah, ya, tuh cowok satu keponya kebangetan. Gak ngerti lagi gue,"

"Tapi lo kok bisa deket banget sih sama Jonah? Kalau kemana-mana bareng terus. Kalian pacaran, ya?"

Sekarang giliran gadis ini yang tertawa, "Gak bakal ada yang namanya seorang Jonah Marais pacaran sama Natalie," ujarnya lalu kembali mengunyah oreo, "mana mau cowo kek dia sama cewe cem gue. Dia bening gitu, lah, guenya dekil. Malu-maluin dia,"

Aku yang mendengarnya tentu saja terkaget. Maksudku, Natalie berparas cantik. Dia juga terlihat percaya diri ketika berbicara, dan sekarang dia berbicara seperti ini padaku. Aku tersenyum, "Lo cantik anjir. Cocok sama Jonah. Emangnya dia gimana? Lo berdua kira-kira udah sampe tahap mana, nih?"

Natalie terkekeh, "Di antara sahabat sama adek, keknya. Tapi, gak jelas. Ngobrol udah aku-kamu, perlakuan dia manis banget, bercandanya juga kadang suka bawa-bawa nikah gitu ngebaperin, tapi gue takut cuman di anggep kek ade sama dia," jelasnya yang membuatku mengangguk mengerti. Aku tersenyum menyadari kita berdua mengalami hal yang sama. Natalie meminum air mineral yang ada di sampingnya, "gue coba bawa santai dulu aja. Tapi gak yakin bisa tahan begini sampe kapan, makin hari makin sayang gue sama dia. Bingung,"

"Sama banget, anjir. Gue sama si Corbyn juga gitu," jawabku yang membuat dia mengangguk-angguk.

"Keliatan. Sabar buat kita berdua, lah," ujarnya yang ku balas senyuman. Kami kembali memperhatikan Corbyn dan Jonah yang sekarang terlihat berjalan mendekat, "panjang lehernya,"

"Ha? Leher siapa?" tanya Jonah yang baru datang dengan paniknya. Aku dan Natalie hanya terkekeh dan menggelengkan kepala bersamaan. Corbyn mengambil air mineral yang ada di dekatku dan meminumnya sembari duduk di sampingku. Jonah masih diam berdiri di hadapan kami berdua, "nanti makan siang mau ke booth yang mana kita? Kelas gue cuman bikin minuman doang. Gak ada makanannya,"

"Kelas kita bikin apa, yang?" tanya Corbyn yang membuat Jonah langsung menoyor kepalanya. Corbyn terlihat kesal, "Dania nya aja santuy, napa lo yang ribet anjir. Seriusan ih, Dan. Kelas kita bikin apa?"

Aku menunjuk ke arah booth dengan warna dominan kuning, "Tadi Sarah bilang ke aku kalo menu utama nya salad buah. Paling makanan nya juga yang ringan-ringan kalo acara gini. Harus cari keluar kalo mau makan berat," jawabku dengan santai.

"Lagian kenapa coba catering buat panitia kurang segala. Kalo gue sama Corbyn doang gak masalah, wajar kita ketua sama wakil harus ngalah. Lah, ini kalian berdua juga jadi susah," ujar Jonah yang sudah kesal itu.

"Pesen aja. Gak apa-apa. Santai aja sama kita berdua," ujar Natalie memegang tangan Jonah, membuat pemuda itu mengangguk. Natalie pun berdiri dan membuang sampah bungkus oreo ke tempat sampah yang dekat dengan kami. Lalu dia mengulurkan tangannya pada Jonah, "sekarang cari cemilan bareng aja dulu, yuk. Siapa tau nyemil terus-terusan juga kenyang. Perut kamu gak boleh kosong, ah. Ketua osis harus rajin makan,"

Jonah menggenggam uluran tangan Natalie. Corbyn pun menggenggam tanganku. Cukup ramai orang disini, dan jika Corbyn tidak menggenggamku, aku bisa saja ketinggalan. Kami mendekati booth dengan dominan warna biru langit dan dekorasi awan-awan. Lucu, sekali. Aku penasaran makanan atau minuman apa yang di tawarkan oleh booth ini. Aku melihat papan yang bertuliskan Baseball Club. Oh, aku tidak menyangka atlet seperti mereka bisa se-kreatif ini. Corbyn pun terlihat sangat terpukau oleh dekorasinya. Kami mengantri dan tidak lama adalah giliran kami memesan.

"Hey, Jack!" ujar Jonah menyapa pemuda yang berdiri di hadapan kami.

"Jonah, Corbyn! Widih, pada bawa pacar, nih. Haus, ya? Mau minum apa?" tanya pemuda keriting itu, Jack Avery. Ya, kami mengenalnya. Setahuku, dia tidak ikut dalam klub baseball, tapi entahlah. Yang jelas, dia temannya Corbyn dan Jonah.

"Surprise us!" ujar Corbyn dengan semangat yang di balas anggukan mantap oleh Jack.

"WOI! DANI PESENAN SPESIAL INI BUAT KETOS, WAKIL, SAMA PACAR-PACARNYA!" teriak si keriting yang membuat kita semua tertawa mendengarnya.





***

Noh aing update 3 chapter sekalian. Malem takbiran kalian biar sedikit lebih menyenangkan eheheheh. Vote sama comment jangan lupa!

Love u all sm xx

-Saraeze.

-Saraeze

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oreo • Corbyn Besson • [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now