First Date?

2.6K 112 0
                                    

Ini pertama kalinya Clare dan Bimo pergi untuk bersantai bersama, ke sebuah Mall, bukan dengan tujuan yang pasti, hanya untuk membuang waktu.

"Clei ini pertama kali nya kita pergi bersama loh, dan hanya berdua," ujar Bimo.

Clare menatap Bimo bingung, "Ya terus..?"

"Ya lucu aja, kita kayak lagi ngedate."

"Iya juga ya? Setelah berbulan-bulan bersama, bahkan hampir setahun, akhirnya kita pergi bersama. Sering-sering kali, ya?"

"Iya insyaaAllah, kalau ada waktunya. Tell me everything about your first time to be a flight attendant."

Tidak ada satu kejadian pun yang ia lewatkan untuk diceritakan ke Bimo. Dari penumpang yang menyebalkan, kejadian saat cuaca buruk, dan lain sebagainya. Apalagi, pertama kali Clare menjadi pramugari, jadwalnya sudah cukup padat, menambah pengalaman dengan berbagai jenis hal yang terjadi saat berpergian.

"i wish kita bisa satu jadwal terus, tapi, sulit, pasti akan jarang. Kemarin kamu sangat beruntung bisa terbang bersama teman & calon suamimu," ujar Bimo.

Clare tersenyum, "Ya gapapa dong, kalo kita jarang dapet jadwal bersama."

"Berarti waktu kita didaratan juga berbeda, bisa jadi, kamu terbang aku day-off atau begitupun sebaliknya."

"Udah jadi resiko kita, Bim. Tapi sebisa mungkin kita akan meluangkan waktu untuk satu sama lain selama bisa. Mungkin itu juga sebabnya Mama meminta kita untuk tinggal bersama."

Bimo tersenyum, "iya aku paham."

"Cari referensi untuk acara pertunangan kita, yuk? Lebih cepat lebih baik, kan? Tapi, untuk penentuan tanggal, bisa diundur kok, 6 bulan lagi juga gapapa," ujar Clare.

Bimo menganggukan kepala, "Setuju. Mau cari apa dulu?"

"Kita harus cari designer untuk pakaian kita dan keluarga. Setelah pakaian sudah ditentukan, dekorasi akan menyesuaikan dengan warna dan modelnya. Kamu pengen tema tradisional, modern, atau gimana?"

"Ini kan pertunangan, Clare."

"Ya tapi tamu undangan pasti banyak, udah gitu kita gak mungkin yang standard karena rekan bisnis Papa bukan dari kalangan biasa."

"Oke, pokoknya aku ngikutin apapun yang kamu mau. Asal tidak berlebihan."

"Kalau gitu, kebaya untuk perempuan putih dengan rok batik silver dan kamu batik silver dengan celana putih. Bagaimana?"

"Gak kayak anak sekolah?"

"Kalau Hitam Gold?"

"Boleh."

"Oke. Kenapa gak minta tolong Aleesha untuk mendesign? Lagi pula itu bisa membantu menaikkan nama dia loh?"

"Dia keluarga kita dan aku tidak mau ada keluarga kita yang dipakai jasanya untuk kepentingan pertunangan & pernikahan kita. Lagi pula, orang tuamu pasti maunya dari designer yang ternama. Biar gak malu-maluin dipakenya," ujar Bimo sarkastik.

Clare terkejut dengan penuturan Bimo, "kok kamu ngomongnya kayak gitu? Kalau memang kamu keberatan, ya gapapa. Tapi ini juga acara sekali seumur hidup. Papa gak mungkin gak mengundang rekan bisnisnya. You will be married to Soedja Wiratma's Grandchild also Zack's one and only daughter."

"Ya makanya, biasa aja Clare, tidak perlu ribet. Souvenirnya juga untuk apa? Ini pertunangan bukan pernikahan. Baju juga kan bisa beli aja atau sewa kebaya jadi, untuk apa pakai designer segala? Atau kalo mau bikin ya minta penjahit bikinin kita tinggal cari bahan. Catering juga kan kita gak perlu nyobain satu-satu, lagian keluarga kamu juga pasti punya catering langganan kan? Atau mungkin orang-orang dirumahmu adalah orang catering? Oke, keluarga kamu memang memiliki nama yang sangat besar dengan harta yang berlimpah, dan aku bukan dari anak orang besar seperti kamu. Tapi bisakah kali ini kamu biasa aja? Tanpa perlu berpikiran tentang betapa besarnya nama keluarga kamu, relasi keluarga kamu. Pertunangan aja harus besar apalagi pernikahan? Mau ngundang 2000 undangan? Atau 5000? Lagian kan pertunangan itu untuk keluarga dekat saja. Keluarga inti dan orang terdekat. Rekan bisnis memangnya dekat?"

Cinta Diatas Awan [REVISI]Where stories live. Discover now