always there

939 55 1
                                        

Genre : drama,fanfic
.

.

.

.

.

.

Happy reading
.

.

.
Always there
.

.

11 juni 20xx

Pulau rintis

Sudah satu minggu kepergian Taufan membuat halilintar menjadi lebih pendiam dari sebelumnya

Jika setiap pulang sekolah hali akan membaca buku diruang tamu sekarang ia kekamar Taufan

Kamar taufan?ia sekarang hali menepati kamar adiknya yang bernuansa biru itu

Bahkan ia tidurpun dikamar Taufan dan bisa dibilang hali gila karena ia lebih sering sendiri dan berbicara sendiri karena masih membayangkan taufan berada didekatmu

Jika ditanya halilintar akan diam dan memasang muka dingin dan menusuk membuat orang yang menyakannya akan langsung ketakutan dan meminta maaf

Seperti sekarang ia sedang berada ditepi jalan berniat untuk menyebrang dan pulang tapi orang orang melihat hali sedang tersenyum kearah kanannya padahal disebalah kanannya tidak ada siapa siapa

Tiba tiba saat ia menengok kedepan ia melihat seseorang yang ia kenal sedang tersenyum kearahnya sambil melambaikan tangan

Hali ingin membalas tapi tiba tiba laki laki tu menunjukan disebelah halilintar sempat bingung tapi ketika ia menoleh kekanannya tiba tiba sebuah pot jatuh tepat didepan matanya

"Kau tidak apa nak?!"

Seorang lelaki tua mendekatinya dan menanyakan apa dirinya baik baik saja sedangkan halilintar menoleh ketempat laki laki berdiri itu

'Dimana orang tadi?'
Halilintar terdiam lalu bangun dan melangkah tanpa memperdulikan orang orang yang berteriak dibelakangnya

Halilintar membuka pintu rumah lalu ia melihat gempa sedang memasak tapi tak dipedulikannya memilih untuk masuk kedalam kamar taufan dan melampiaskan perasaannya

Gempa menoleh dan melihat halilintar masuk kekamar Taufan lalu menghela nafas dan melanjutkan  memasaknya

Halilintar melihat semua foto dirinya dan adiknya lalu mengeluarkan air mata yang perlahan lahan menjadi tangisan pilu

Gempa mengetuk pintu kamar Taufan yang didalamnya hali sedang menangis terdengar jelas ditelinga gempa

"Ka waktunya makan siang.."

Tak lama halilintar keluar dengan tampang acak acakan lalu melewati gempa begitu saja

Halilintar duduk diam dan memakan nasi gorengnya ia enggan melihat yang lainnya dan sebuah bangku kosong yang terdapat disebelahnya

"Kau tak makan Taufan?"

Yang lainnya diam melihat hali berbicara sendiri lagi lalu solarpun memberanikan diri menegur kakanya karena sejujurnya Ia sudah tidak tahan atas perilaku kakanya yang sama sekali tidak bisa merelakan

"Heh kau tak sadar apa sudah gila?"

Halilintar menoleh kearah solar dan menatapnya dingin dan menusuk tapi tak dihiraukan oleh solar karena sudah sering mendapatkan tatapan seperti itu

"Kau tak sadar Taufan sudah meninggal?kau tak sadar dia sudah tak ada?kau berbicara orang yang sudah tidak ada?apa itu sebagai permintaan maaf?dasar bodoh kau gila ka hali"

Halilintar tak menjawab ia menggenggam sendok yang ia pegang sangat kuat hingga bengkok lalu bangun dan pergi kekamarnya

Hali tertidur dan bangun besok pagi bahkan saking stressnya hali ia bisa tidur dari siang hingga besok  pagi

Halilintar berangkat kesekolah ia sedang menunggu ditempat yang sama saat ia pulang kemarin

Saat ia menunggu tiba tiba laki laki kemarin muncul lagi lalu menunjukan kearah belakang

Halilintar menengok baru saja ia akan menengok tiba tiba sebuah dinding yang rapuh terjatuh tepat dibelakangnya

Hali terdiam dan menengok kembali kearah laki laki itu tapi tidak menemukannya sama sekali

Halilintar menuju sekolahnya lalu mengikuti pelajaran seperti biasa tapi saat pelajaran mtk hali tertidur dan bermimpi

"Taufan?"

"Ahhh ka hali sudah sampai disini?"

Terlihat bunga bunga yang indah berwarna kuning muda yang cerah mulai bermekaran karena kedatangan halilintar dan Taufan

"Kau...."

"Ka aku mau kaka tau bahwa aku selalu ada disisi kaka dan akan selalu melindungi kaka sebelum waktu 40 hariku"

Halilintar kaget lalu terdiam

"Jadi..."

"Itu aku..."

Halilintar memeluk Taufan dengan erat seakan tak rela pergi lagi Ia benar benar merindukannya

"Ka...aku mohon ikhlaskan aku ya.."

"Tapi..."

"Aku tak bisa tenang jadinya ka"

"Baiklah kaka akan coba"

Halilintar masih memeluknya erat sampai tak terasa setetes air mata keluar dari manik mata rubynya

"Selamat tinggal kak"

Taufan berubah menjadi serpihan permata bewarna biru mengkilap halilintar kaget berusaha tetap memeluk Taufan

Halilintar membuka mata diruangan yang serba putih ia melihat gempa sedang memegang tangannya

"Gempa?"

"Ka hali..."

"Dimana ini?"

"Rumah sakit"

"Siapa yang mengantarkanku?"

"Tak tau tapi katanya seseorang yang sangat baik dan bermata iru laut"

Halilintar terdiam lalu memeluk gempa dan air mata jatuh yang sekian kalinya karena merindukan sang adik

"Hiks...aku merindukannya gempa"

"Aku tau dan kami semua sama seperti itu tapi kita harus tetap lanjut hidup ka"

Halilintar tak menjawab ia menangis terus hingga tertidur dipundak gempa

"cepat keluar dari hidupku aku selalu merindukanmu aku mau menlanjutkan hidup kenapa hidupku selalu ada kamu?sampai matipun kenapa kau selalu ada?"

End

End

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
• BROKEN [one shoot] •COMPLETED•Where stories live. Discover now