#1 UKS

84 11 0
                                    

"Ci, aku cari sapu dulu ya," ucapku pada Luci yang diikuti anggukan kepalanya.

"Mau gue temenin ga?"

"Ga usah deh, Ci."

Ketika aku keluar kelas dan berjalan sepanjang koridor sembari mencari kelas X-IIS, aku melihat banyak murid yang sedang berkumpul atau ngobrol, lebih tepatnya. Baik dengan teman sekelasnya, maupun dengan kelas lain didepan kelas masing-masing. Semuanya asik pada pembicaraan mereka. Aku terlalu fokus mencari keberadaan Haykel kelas demi kelas, hingga bertabrakan dengan seseorang yang membuatku terhuyung, hampir jatuh jika orang yang menabrak tadi tidak menangkap tanganku. Aku segera berdiri dan menenangkan diriku.

"Sorry."

Suara yang lembut namun dingin keluar dari mulut si penabrak. Saat aku mendongakkan kepalaku, seketika, wajah yang bersih dengan rahang yang tegas, alis yang tebal, mata tajam, dan hidung mancung langsung memenuhi mataku. Keren, pikirku. Ditambah, paparan sinar matahari pagi mengenai wajahnya. Ganteng maksimal.

"Oh, iya gapapa."

Setelah itu, dia langsung pergi meninggalkanku sendiri. Baru kusadari, murid-murid di koridor menatapku dengan.. ntahlah, semacam kaget bercampur takjub. Aku tidak hiraukan mereka dan lanjut mencari kelas X-IIS.

For a minute, aku telah berada di depan pintu kelas X-IIS, yang terlihat seperti sedang terjadi keributan. Saat kutelusuri lebih dalam, aku melihat Haykel, tengah berkelahi dengan salah satu adik kelas. Tanpa ragu, aku langsung memasuki kelas tersebut. Kondisi kelas yang teramat berisik memungkinkan tidak ada yang menyadari kedatanganku.

"Lo bilang ini sapu kelas lo? Ini jelas-jelas sapu kelas gue. Bahkan gue yang beli sendiri, biar lo tau!"

"Kalau pencuri mau ngaku, penjara juga udah penuh!" Tinju Haykel mendarat sempurna ke rahang adik kelas, "dan emang orang kayak lo mau, beli sapu? Even just for class? Gue tau kalo gengsi lo itu besar, jadi jangan sok-sok ngaku!" Tinju kedua juga mendarat sempurna, kali ini di pelipis adik kelas.

"Hay—"

Tetapi tidak kuduga, siku Haykel tidak sengaja menghantam wajahku saat hendak menariknya. Membuatku terduduk di lantai. Sesaat, kurasakan dunia seakan berputar. Kurasakan ada cairan hangat yang keluar melalui hidungku. Beberapa adik kelas yang melihat itu langsung khawatir dengan keadaanku dan ingin membawaku ke UKS.

"Heh, kalian bisa stop gak sih?!"teriak salah satu adik kelas yang tidak menerima keadaanku seraya meleraikan perkelahian mereka. "Dan lo, emang gak ada otak lo ya! Cewek aja berani mukul!"sambungnya, kali ini kepada Haykel dan menamparnya, sambil menunjukku. Mungkin bagi sebagian kakak kelas, adik kelas ini termasuk tidak ada sopan santun.

Lantas Haykel berbalik ke belakang dan sangat terkejut kala melihatku.

"Ret! Lo gapapa?? Sorry banget, Rett," ucap Haykel dengan ekspresi yang khawatir kuadrat.

"Gapapa, gue gapapa kok, Kel."

"Kalian cuma nanya keadaan dia aja?? Kasih tisu kek, apa kek!!"

Aku kesal lihat sikap Haykel.

"Heh, kambing. Udah lo yang buat, nyadar diri juga kagak!"ucap adik kelas yang berkelahi dengan Haykel.

Salah satu adik kelas memberiku tisu.

"Makasih,"ucap Haykel jutek.

"Thankyou,"ucapku menerima tisu yang diberi dan berpaling ke Haykel, "udah Kel, gapapa,"ucapku hendak berdiri.

Tak kuduga, Haykel menggendongku ala Tuan Putri dan segera keluar kelas.

"Kamu ngapain? Turunin aku, hey!"

Song's (L)overWhere stories live. Discover now