#6 PROBLEM

34 7 0
                                    

"Pulang nanti, kamu datang ke kantor aja. Soalnya bentar lagi udah bel masuk,"ucap Bu Lena ketika aku —dengan tergesa-gesanya— menemui beliau di kantor.

"Oh oke, Bu."

Semenit setelahnya, bel masuk berbunyi keras. Saat buru-buru menuju kelas, aku mendengar percakapan yang, refleks, membuatku berhenti sejenak.

"Eh, katanya Marcell udah sembuh?"ucap seseorang kepada temannya.

Udah sembuh?

"Loh? Bukannya lengannya patah? Cepat banget."

"Maksud lo apa?"

"Ehh, bukan. Maksud gue, gue hanya kaget aja mengetahui dia sembuh dalam waktu singkat."

"Mungkin dia mendengar pengumuman itu? Jadinya semangat, cepat sembuh deh. Dia bukannya selalu berambisi menjadi atlet voli?"

"Benar juga. Kira-kira kapan ya, dia masuk sekolah?"

"Semoga gak cepat-cepat deh. Gue sebenarnya sans aja sih ke dia. Cuman, gebetan gue tergila-gila banget sama dia. Sekarang gebetan gue udah mulai luluh sama gue. Kalo dia datang, bukannya usaha gue selama ini gagal?"

"Yeeee, lu mahh. Hahaha."

"Retta, ngapain kamu disini?"seseorang menepuk bahuku, membuatku tersadar.

"Ah, Demi. I-ini mau ke kelas. Kamu sendiri? Bukannya bel udah bunyi ya?"

"Oh, ini mau ke toilet. Pak Taro hari ini gak masuk. Gak tau siapa yang gantiin."

"Oww."

"Eh, tadi Haykel nyariin kamu tuh."

Bicara tentang Haykel, aku keingat kejadian sewaktu istirahat tadi. Belum lagi kucari perhitungan dengannya. Aku harus mendengarkan cerita Luci nanti.

"Oh, oke thanks. See you later, Dem."

"Byee.."

Aku melangkah ke dalam kelas dengan pikiran yang kacau. Masalah Marcell masih terngiang di pikiranku sedari tadi. Tidak heran jika dia ingin mengikuti lomba itu, itu adalah kesempatan langka. Ditambah, sikapnya yang sangat berambisi. Berambisi itu baik, namun tidak, jika berlebihan. Apapun alasannya, kuharap dia benar-benar sembuh. Ya, benar-benar sembuh.

"Oi, Ret! Ngelamun apa seh?"tanya Luci seraya merangkul bahuku.

"Duduk dulu,"ucapku seraya menarik tangan Luci.

"Katanya Marcell udah sembuh?"

"HAH?!"

"Shhhhtt, aku nanya."

"Ekhm, gue kagak tau. Lu denger darimana?"

"Tadi waktu di koridor ada murid yang ngomong kek gitu. Trus aku curi denger deh."

"Gue gak tau sih. Tapi cepat banget ya, perasaan baru kemaren dia cedera."

"Aku denger dia bakal ikut lomba yang dipasang di mading."

"Kalo dia dikasih tau soal itu sih gak heran. Lu tau kan, dia itu berambisi banget. Sampe-sampe pacarnya sendiri—ups. So-sorry, sorry, Rett. Gue gak bermaksud—"

Kenangan itu kembali terbersit.

"It's ok, Ci."

"Eh, lu mau tau gak, kejadian tadi setelah lu pergi?"ucap Luci mengalihkan topik.

"Tentu saja,"balasku tidak sabar.

"Aa.. ituu—"

"Kak Ret, sebenarnya tadi aku mau bilang, Bu Lena cariin kakak. Katanya sesegera mungkin temuin Bu Lena di kantor."

Song's (L)overWhere stories live. Discover now