Bagian 24 ✅

1.4K 88 0
                                    

"Pulang bareng gue yuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pulang bareng gue yuk."

"Dia bareng gue!" Belum sempat Ailita menjawab perkataan Adli, tiba-tiba saja Dava sudah ada disebelahnya dan memotong ucapan gadis itu.

"Oh, yaudah. Gue diluan ya Lit!" ucap Adli lalu pergi meninggalkan Ailita dengan perasaan kecewa.

Sudah dua kali ia mengajak Ailita pulang tapi selalu saja Dava menghalangi rencananya.

"Dava!" Baik Ailita maupun Dava sama-sama menoleh kearah sumber suara.

"Jadi pulang barengkan?" lanjutnya bertanya.

"Gue--"

"Gue duluan," potong Ailita lalu melangkah pergi, tapi lagi-lagi terhenti karena Dava menahan tangannya.

"Lo bareng gue," ucap Dava.

Ailita mendengus kesal, Dava ini seenaknya saja memperlakukan dirinya.

"Dava, dia siapa?" tanya orang tersebut dengan menunjuk Ailita.

"Kenalin, dia Ailita. Gebetan gue," ucap Dava memperkenalkan Ailita.

"Evelyn Derlan Arzeana," ucap gadis itu memperkenalkan dirinya pada Ailita.

Ailita hanya berdehem sebagai jawabannya, tak ada niatan untuk membalas ucapan Evelyn.

"Dingin banget," komentar Evelyn dalam hati.

"Udahkan? Kalo gitu gue balik." Lagi lagi Dava berhasil menahannya agar tidak pergi begitu saja.

"Tunggu sebentar, gue anter Evelyn dulu baru balik lagi jemput lo," kata Dava.

"Nggak perlu, lagi pula gue bisa naik taksi!" setelah mengatakan itu Ailita langsung berlari meninggalkan keduanya. Menyisakan Dava yang bersama Evelyn.

Bersamaan dengan Ailita pergi, Delvin, Arga dan Maxine baru saja keluar dari gerbang. Ketiganya sempat melihat Dava dan Evelyn yang hendak pulang bersama. Melihat itupun membuat Maxine mengeluarkan komentar pedasnya.

"Nempel mulu, padahal cuma sebatas sepupuan," komentar Maxine.

"Namanya adek sepupunya Max," kata Delvin.

"Nggak kayak gitu juga Vin, manja banget tuh orang!" Sepertinya Maxine memang tidak menyukai gadis bernama Evelyn itu.

Ailita, gadis ini memilih untuk berjalan ketimbang menaiki taksi. Tadi ia hanya beralibi agar bisa terbebas dari Dava. Bukan karena tidak ada uang, melainkan dirinya hanya ingin menghabiskan waktu untuk menyendiri sekaligus menghindari Dava.

Perasaannya kini berkecamuk. Melihat Dava yang mengantar gadis dengan wajah putih itu pulang membuat mata Ailita memanas.
Tiba-tiba saja suara klakson mobil sport berwarna putih sukses membuat Ailita terlonjak kaget.

Ailita menoleh melihat mobil yang baru saja mengagetkannya. "Jalan lebar, gausah kepinggir-pinggir juga," kesalnya.

Kaca mobil itu terbuka lalu tampaklah cowok dengan rahang tegas dan senyuman kecil di wajahnya.  "Naik," ajak Arga.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Where stories live. Discover now