Bagian 50 ✅

1.1K 60 0
                                    

Ailita tersenyum kecil lalu menyenderkan kepalanya di bahu Dava, menikmati sinar matahari pagi menerpa wajah cantik dan tampan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ailita tersenyum kecil lalu menyenderkan kepalanya di bahu Dava, menikmati sinar matahari pagi menerpa wajah cantik dan tampan mereka. Ailita memejamkan matanya, merasakan hangat yang begitu mendalam di tubuhnya.

Sekilas pikiran Ailita teringat pada kata-kata Evelyn dan mimpinya kemarin malam. Entah lah, Ailita juga peduli dengan Arga. Belakangan ini dirinya selalu mengkhawatirkan Arga, di tambah dengan mimpinya ini, Ailita semakin takut jika Arga mengalami hal yang tidak ia inginkan.

"Kemarin Mama ngomong apa sama kamu?" tanya Dava.

"Bukan apa-apa, Mama cuma cerita tentang masa kecil kamu." Sudah pasti Ailita berbohong.

Ailita dengan terpaksa harus berbohong kepada Dava, demi kebaikan ini lah yang harus dia lakukan. Ailita tidak mau jika Dava mengetahui dirinya adalah adik dari sahabat nya sendiri, pasalnya Ailita saja tidak tau kalau dirinya benar-benar anak dari keluarga Adinata atau tidak.

Ailita tak ingin menambah masalah dengan mengatakan hal bodoh itu kepada Dava. Ailita belum sepenuhnya percaya dengan perkataan Arga, maka dari dia tidak ingin mengatakan hal ini pada Dava.

"Serius? Kamu enggak bohong?" tanya Dava.

"Serius lah, aku kan selalu serius Dav, kamu tuh yang selalu bercanda."

"Nggak mungkin Mama cuma cerita itu doang, kemarin Mama bilang kalo Ailita mirip banget sama anak sahabat Mama, pasti ada yang Ailita tutupin," batin Dava.

"Dava, ayo pulang!"

Dava menoleh, "Cepat amat, entar sore aja."

"Aku mau pulang Dav, Balqis kasihan sendirian di rumah. Naya juga belakangan ini sibuk sama Osis nya," ujar Ailita lalu bangkit dari duduknya.

"Besok udah mulai pensi. Aku juga belum bantuin tugasnya Balqis sama Naya, mereka kan jadi panitia pensi."

Dava menghela nafas kasar lalu mengangguk pelan, "Yaudah yuk aku anter pulang," ujar Dava kemudian mengantar Ailita pulang.

• • •

15 menit kemudian Ailita dan Dava sudah sampai di rumah mewah tingkat dua bernuansa warna pink itu. Ailita turun dari motor Dava lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah Dava, kebut-kebutan.

"Mau mampir?" ajak Ailita.

"Boleh."

Dava turun dari motornya dan memarkirkan motornya di garasi rumah Ailita. Ailita mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada balasan dari dalam. Ailita menghela nafas lalu mengetuk lebih kuat sambil memanggil nama Balqis berulang- ulang.

"Balqis!!! Balqis!! Buka pintunya Kis!" teriak Ailita yang tangan nya masih menggedor pintu rumah nya.

"Kayaknya Balqis nggak dirumah," ucap Dava yang diangguki Ailita.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Where stories live. Discover now