Bagian 34 ✅

1.3K 85 1
                                    

Dava semakin mendekati wajah Ailita hingga membuat gadis itu memundurkan wajahnya, jujur saja Ailita sekarang merasa gugup dan malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dava semakin mendekati wajah Ailita hingga membuat gadis itu memundurkan wajahnya, jujur saja Ailita sekarang merasa gugup dan malu. Dava kembali tersenyum lalu mendekatkan kembali wajahnya ke arah Ailita, lebih dekat, lebih dekat hingga kedua hidung mereka bersentuhan.

Ailita sudah tidak bisa berkata-kata lagi, ia refleks memejamkan matanya. Melihat gadis itu memejamkan matanya membuat Dava tersenyum kecil, gadis ini sangat lucu sekali.

"Nafas Ailita nafas, ngapain pake tutup mata segala, hm?" bisik Dava tepat ditelinga Ailita.

Ailita melotot menatap wajah Dava yang masih ada didepannya namun tidak sedekat tadi. Ailita malu bukan main, rasanya ia ingin menenggelamkan dirinya saja. Dava pasti akan mengejeknya setelah ini.

"Berharap banget gue cium?" bisik lelaki itu lagi.

Ah cukup, jantung Ailita rasanya ingin copot saja. Degup jantungnya berdebar kencang serta kedua pipinya yang memerah seperti tomat. Gadis itu memalingkan wajahnya, mengindari menatap wajah tampan Dava.

"Pede banget lo!" ketus Ailita menetralisir degup jantungnya yang kian menggila.

Dava terkekeh kecil. "Lo blushing," katanya.

Dua kata, hanya dua kata tapi mampu membuat jantung Ailita kembali menggila serta rona di pipinya semakin memerah.

"Nggak," bohong Ailita.

"Mana sini coba liat." Dava menarik dagu gadis itu tapi dengan cepat Ailita menepis pelan tangan Dava.

"Lo suka kan sama gue?"

Ailita membelalakkan kedua matanya, pertanyaan macam apa itu? Dava ini kalau disuruh percaya diri memang harus diacungi jempol, tapi tidak harus sampai berlebihan juga.

"Pede banget ya lo?"

"Gue serius," ucap Dava datar.

"Lo suka kan sama gue?" tanya Dava serius.

"Nggak!" Dava menghela nafasnya, mau sampai kapan Ailita menyembunyikan perasaannya pada Dava?

"Lo sering cemburu kalau gue dekat Evelyn, lo selalu perhatian sama gue, kalau gue sakit lo rela rawat gue," lanjut Dava.

"Jantung lo berasa marathon nggak kalau deket gue?" tanya Dava berhasil membuat Ailita terpaku.

Apa yang harus ia katakan. Apa ia benar-benar menyukai Dava? Atau bukan? Semua yang dikatakan Dava memang benar, ia memang cemburu dengan kedekatan Dava dan Evelyn tapi ia tidak mau mengungkapkan nya.

Ia juga merasa jantungnya marathon jika bersama Dava, entahlah ia juga tidak bisa berbohong lagi sekarang.

"Ailita, jujur aja," kata Dava kembali menarik lembut dagu Ailita agar ia bisa menatap wajah gadis itu.

"Gue emang brengsek, dulu gue emang nggak bisa setia sama satu cewek. Tapi setelah kenal sama lo, kenapa gue jadi susah untuk deketin cewek lain lagi? Kenapa gue maunya cuma lo doang, gue nggak mau cewek lain. Jadi sekarang gue bakal ngungkapin semua perasaan yang gue pendam sama lo. Gue cinta sama lo," ujar Dava.

Ailita Ombrophobia [END] (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang