11

13.1K 535 9
                                    


Masa lalu? Memang menyakitkan jangan sampai kau melupakannya karena dia adalah sebuah kenangan yang tidak bisa diulang.

~~~~

Kini Andreas baru pulang kerumahnya, ia memang tidak langsung pulang kerumahnya karena ia yakin rumahnya pasti sepi hanya ada pembantu disana.

Namun saat ia memasuki rumahnya ia melihat mobil ayah dan mamanya terparkir disana.

"Tumben pulang biasanya gak inget rumah" guman Andreas dengan senyum sinisnya.

Ia memasuki rumahnya seperti tidak ada masalah, ia membuka pintu tanpa mengucapkan salam. Disana sudah terdapat ayah dan bundanya di meja masing masing tengah sibuk dengan urusan pekerjaan mereka.

Andreas menghela nafas panjang kapan hidupnya berakhir bahagia dengan adanya kasih sayang orang tua?.

"Kamu udah pulang sayang?" Tanya mamanya tanpa mengalihkan pandangannya pada pekerjaan di depannya, sedangkan ayahnya sudah selesai ia hanya membereskan semuanya.

"Dari mana?" Tanya ayah Andreas, Andreas enggan menjawab ia hanya memperhatikan kedua orangtuanya tanpa minta menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh kedua orangtuanya.

"Orang tua nanya itu dijawab bukan cuman diam" ucap ayahnya membuat Andreas tertawa sinis.

"Sudah inget rumah kalian pulang? Kalian gak tau gimana rasa sakitnya saya dirumah besar tanpa penghuni ini" ucapnya dengan nada tegas namun terdengar dingin.

"Tapi ayah sama mama kamu kerja, kita cari uang untuk kamu juga" ucap ayahnya.

"Iya bener kata ayahmu,kami bekerja untuk kamu juga untuk membiayaimu" sambung mamanya yang ntah sejak kapan berada disana.

"Saya tau anda kerja namun anda tidak pernah peduli sama saya. Saya dari kelas 9 hanya dirawat oleh pembantu tanpa adanya kasih sayang dari orang tua saya" ucap Andreas tanpa menyebut kedua orang didepannya depan sebutan ' ayah dan mama'.

"Jaga bicara kamu Andreas, kamu bicara dengan orang tua kamu bukan dengan teman kamu" ucap ayah Andreas mungkin ia sudah tersulut emosi.

"Tapi sepertinya saya sudah tidak punya yang namanya ORANG TUA karena mereka sudah meninggal sejak saya masih kelas 9" ucap Andreas membuat ayahnya merah padam, ayahnya pun hendak menampar namun mamanya menahannya.

"Udah yah jangan ditampar dia itu anak kita" ucap mama Andreas dengan air mata yang siap turun hanya sekali kedip.

"Tapi dia sudah tidak sopan dengan kita".

"Saya akan sopan hanya dengan orang yang peduli dengan saya".

"Tapi nak kami bekerja untuk mencari uang untuk kebutuhan kamu juga sayang" ucap mamanya yang sudah menangis.

"Apa kalian tidak puas dengan harta yang kalian miliki sekarang? Saya tidak butuh uang saya butuhnya hanya kasih sayang, jika begitu saya lebih baik miskin dari pada kaya namun saya tidak merasakan apa itu kasih sayang" setelah mengucap itupun Andreas langsung pergi dari hadapan orang tuanya. Ini adalah hal yang dibenci oleh Andreas jika pulang, ia akan bertengkar dengan mereka.

"Lihat apa yang kamu perbuat hingga anak kita saja tidak berkata sopan pada kita" ucap ayah Andreas saat Andreas sudah tidak berada di depannya. Namun Andreas mendengarnya jarak ia hanya beberapa meter saja.

AndreasWhere stories live. Discover now