01. Dikejar

60.2K 2.8K 46
                                    

"Lari dari masalah hanya akan menambah bebanmu."

***

Gita nama sapaannya. Gadis ini tengah duduk di kursi kemudi mobilnya. Rambut indahnya kini terurai tidak jelas, ia seperti orang frustasi saat ini.

Ia bagaikan buronan.

Gita keluar dari dalam mobilnya, mengambil sesuatu di bagasi mobilnya. Ia mengambil obeng, benda tersebut langsung digunakan untuk melepas plat nomor mobilnya. Sesudah itu ia memasukannya ke dalam mobil bersama perkakas lainnya.

Ia menyalakan mesin mobilnya dan melaju. Ia berniat untuk ke hotel atau ke penginapan. Tidak mungkin ia akan tidur semalaman di dalam mobilnya.

Sepanjang perjalanan salah satu tangannya tetap di kemudi mobil dan satunya lagi membuka isi dompetnya. Uangnya kini tinggal seberapa. Gadis ini ingin ke Atm tapi pasti Ayahnya sudah memblokir semua kartu kreditnya.

Gita memutuskan untuk menepikan mobilnya di daerah yang cukup sepi. Ia mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

"Van? Lo dimana?" Tanya Gita to the point saat nada sambungan telah berakhir dan orang yang di telfonnya pun menyahut.

"Di rumah, kenapa?"

"Gue ke situ ya?"

"Emangnya lo kenapa? Lo kabur dari rumah lagi?"

"Iyaa, boleh gak nih?" Tanya Gita.

"Gimana ya?"

Gita melenggos kesal. "Pelit amat jadi orang, nanti lo kena azab!"

"Astaga, Gita. Gitu aja marah, iya deh. Lo boleh tinggal di rumah gue sampai kapan pun yang lo mau!"

Gita akhirnya bisa bernapas dengan lega. Baru saja ia akan mengatakan bahwa ia dalam perjalanan ke rumahnya tapi tunggu dulu.

Pasalnya Vanya adalah temannya serta Vanya juga mempunyai seorang Abang, namanya Viktor. Viktor termasuk salah satu geng dari Brayen. Orang yang paling ia hindari beberapa waktu ini.

"Halo Git? Lo masih di sana?"

"Iya, gue masih disini. Btw, Abang lo ada gak di rumah?"

"Kenapa? Hmm gue mencium bau-bau aneh disini!" Suara khas Vanya yang sertai dengan nada yang jenaka. "Tunggu gue liat bentar!"

Beberapa detik Gita menunggu hingga Vanya kembali menyahut di seberang sana.

"Ada kok, malahan sama temen-temennya!"

"Siapa aja?" Tanya Gita was-was.

"Ada Amir, Dion, Aron. Itu doang, gak ada Bisma sama Brayen. Kemana tuh, dua makhluk ganteng?"

"O-okey kalau gitu. Gue tutup ya."

"Katanya lo mau nginep sini? Gimana si lo?"

"Gak jadi. Hehehe, maaf ya!"

Setelah mematikan via telponnya dengan Vanya.  Ia menenggelamkan kepalanya di balik kemudi mobil membuat gadis berambut blonde ini tak sadar dengan kehadiran mereka. Kaca mobil yang diketuk-ketuk dari luar, membuat Gita menengadah.

Ia melihat Brayen beserta teman-temannya sedang berada di luar mobil.

Bagaimana ini? Ia harus kabur tapi lewat mana. Gita merutuki kebodohannya karena memarkirkan mobilnya di daerah rawan, tempat sepi.

Dan pastinya. Brayen tahu mobil berwarna merah mengkilap ini milik orang yang ia cari, Gita.

"Gita! Keluar lo!" Panggil Brayen.

JAGATWhere stories live. Discover now