VAMPIRE 22

1K 78 3
                                    

- MISSION OF THE VAMPIRE -

CHAPTER 22

Dongjin pov

Because i love you boy, ne gyo turo daga wayo
(Karena aku mencintaimu, datanglah padaku)
Because i need you boy, kume sodo guriun gol
(Karena aku membutuhkanmu, dan juga merindukanmu )🎤🎶

"Apa kau menyanyikan lagu itu untukku? ".aku reflek menghentikan nyanyianku saat seseorang tiba-tiba menyelonong masuk kekamarku. Ternyata seseorang itu adalah pangeran Ten , calon mateku.

"Pangeran, sedang apa disini? ".tanyaku datar. Ia hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya mendekatiku yang sedang duduk dikursi single.

"Aku bertanya, apakah lagu itu untukku? ".tanyanya lagi. Aku menatapnya datar begitu juga dengan pangeran Ten, ia juga menatapku datar. Tanpa kusadari ia justru duduk berlutut dihadapanku.

"Pa.. Pangeran.. Jangan berlutut, kalau ada yang lihat bagaimana? ".tanyaku sedikit panik. Bagaimana tidak panik kalau ada yang melihat kalau seorang pangeran duduk berlutut dihadapan gadis sepertiku yang tidak memiliki gelar.

"Kan , kau yang melihatnya, Chagi".sahutnya melembut. Aku semakin terenyuh saat mendengar suaranya kali ini. Tidak lupa tangannya memegang erat kedua tanganku.

"Ayo jawab, Chagi, apa lagu itu untukku? ".tanyanya lagi. Perlahan aku menganggukkan kepala. Memang benar kalau lagu itu untuknya.

"Sekarang jawab pertanyaanku, kenapa pangeran ada disini? Kalau Taehyung oppa sampai tau, tujuh hari tujuh malam kau akan diceramahi oleh nya, pangeran ".ujarku memberi tahu.

"Lagipula, oppa mu sendiri yang mengijinkanku untuk datang kemari ".sahutnya santai.

"Lalu pangeran mau apa kemari? ".tanyaku to the point.

"Menemuimu, emang apa lagi ".jawabnya santai kayak dipantai.. Aku mengangguk mengiyakan.

"Memangnya buat apa pangeran menemuiku? Apakah ada yang ingin pangeran bicarakan? ".tanyaku lagi. Perlahan kepala Ten mengangguk setuju .

"Apa yang ingin pangeran bicarakan?kenapa tidak memanggilku saja untuk menemui pangeran?".tanyaku lagi.

"Ani, lagipula aku sendiri yang ingin menemuimu ".jawabnya pelan, tatapan dan juga ekspresi wajahnya tidak sedatar tadi. Bibirku reflek tersenyum setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulutnya.

"Kalau begitu berdirilah".ujarku seraya memegang kedua bahunya untuk mengajaknya berdiri. "Lagu itu memang untuk pangeran ".jawabku jujur.

Terlihat dati raut wajahnya yang berubah lebih sumringah saat mendengar jawabanku. "Pangeran, jawab aku, kenapa pangeran kemari? Apakah pangeran butuh sesuatu? ".tanyaku mulai serius.

"Tidak ada ".jawabnya datar. "Aku hanya ingin melihat wajah mateku saja".aku menghela nafas pelan.

"Sudah malam, bukankah besok Pangeran Ten beserta keempat pangeran lainnya akan pulang ke kerajaan kalian masing-masing ?".tanyaku pelan.

Namja itu masih menatapku dengan tatapan lekatnya. Perlahan kepala pangeran itu menggeleng pelan.

"Aku beserta keempat pangeran lainnya akan menginap beberapa hari disini".jawabnya tegas.

"Apakah pangeran tidak khawatir kalau keberadaan pangeran terlacak oleh para Vampir liar itu? ".tanyaku mulai serius.

"Justru kami yang akan khawatir apabila meninggalkan kalian, apalagi sekarang Vampir liar sedang mengincar salah satu dari kalian ".

"Pangeran tenang saja, kami bisa mengatasinya ".timbrungku pelan.

"Kami juga akan membantu kalian untuk mencari letak keberadaan Batu Redmoon dan Batu Bluemoon".lanjut pangeran Ten. Terlihat dari sorot matanya kalau kali ini ucapannya tidak bisa diganggu gugat.

"Tapi... ".

"Tidak ada tapi-tapian!".potongnya tegas.

"Baiklah kalau itu kemauan pangeran, kami tidak bisa melarang ".ujarku pasrah dan segera mungkin mengalihkan pandanganku darinya.

"Kenapa hem? Kau tidak menyukainya? ".tanyanya lembut dengan jemari menuntun wajahku agar menatapnya.

"Menyukai apa? ".tanyaku pelan.

"Bahwa kami ada disini dan mencampuri urusan kalian".jawabnya lembut. Pelahan aku menggeleng.

"Kami hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada pangeran atas kejadian ini, dan masalah hilangnya kedua Batu Itu, sekarang menjadi tanggung jawab kami untuk mencarinya".

Perlahan tangan pangeran Ten terlepas dari daguku dan beralih memegang bahuku.

"Apapun masalah yang sekarang menimpa kalian, mulai detik ini juga menjadi masalah kami".ujarnya tegas. "Sudah sepatutnya menjaga kalian ,karena salah satu dari kalian adalah mate kami".

Aku hanya terdiam dengan manik masih terkunci dengannya. Entah mantra apa yang ia bacakan sehingga mataku sulit untuk mengalihkan pandanganku dai mata tajamnya itu.

"Sama halnya denganmu, kau adalah calon mate ku, jadi sudah sepatutnya aku menjaga apa yang akan menjadi bagian dari hidupku ".ungkapnya terdengar tulus.

"Terimakasih ".entah dorongan dari mana sehingga hanya kalimat singkat namun terdengar bermakna itu yang keluar dari mulutku.

Namja itu menunjukkan senyum terbaiknya padaku. "Kalau begitu sekarang kau tidurlah ".suruh nya. "Apa boleh aku tidur disini? ".

Aku reflek membelalak kaget setelah mendengar ucapannya barusan. "Mana boleh ,pangeran".tolakku cepat.

"Kenapa tidak boleh? ".

"Belum ada ikatan diantara kita, apa kata yang lain jika pangeran tidur dikamar ini".jawabku apa adanya. "Bersamaku.. ".lanjutku dengan suara lebih pelan.

"Tidak apa, lagipula Oppa mu sudah memberi ijin".ucapnya santai.

"Tapi tetap saja tidak boleh! ".bantahku semakin kekeuh. "Apa yang akan dikatakan oleh teman-temanku? ".

"Aku juga tidak yakin dengan keempat pangeran yang tidak menginap dikamar milik mate mereka ".ucapnya pelan namun masih terdengar di pendengaranku.

Melihat sorot mataku yang sudah berubah warna, akhirnya pangeran Ten memilih mengalah. "Baiklah.. Aku akan keluar dari kamar ini,  tapi lain kali aku akan menginap dan kau harus mengijinkanku untuk stay disini ".

Aku hanya diam tidak merespon. Manikku masih menatapnya lekat. Perlahan kedua tangan pangeran Ten terlepas dari bahuku.
"Aku akan kembali kekamarku.. Jadi jangan Rindu , rindu itu berat.. ".aku menatapnya sinis.

Cup..







Aku kembali melotot  lebar saat pangeran itu mencium pipiku kilat lalu berlari kencang keluar dari kamarku. Aku cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah dari pangeran Ten yang sudah keluar dari kamarku.

Untung kau seorang pangeran dan mate-ku, kalau bukan sudah ku bogem!!


TBC.

MISSION OF THE VAMPIREWhere stories live. Discover now