Vampire 21

1K 76 0
                                    

- MISSION OF THE VAMPIRE -

CHAPTER 21

Park Hye pov

Sama halnya dengan keempat temanku, aku langsung masuk ke kamar yang sebelumnya telah ditunjukkan oleh kelima pangeran itu.

Sesampainya didalam ruangan yang mulai detik ini menjadi ruangan pribadiku, aku langsung duduk disalah satu sofa single yang tersedia . Untuk mengusir rasa bosan, aku memilih untuk membaca buku yang sepertinya sengaja diletakkan dikamar ini. Mataku langsung mengerjap kaget ketika seseorang sudah berdiri tegap dihadapanku.

"Sejak kapan pangeran ada disini? ".tanyaku sedikit terkejut saat mendapati pangeran Winwin berdiri dihadapanku. "Dan, darimana pangeran masuk? Kenapa aku tadi tidak melihat pangeran saat masuk kekamarku tadi? ".tanyaku lagi. Kulihat namja itu hanya tersenyum tipis kearahku.

"Sejak 5 menit yang lalu ".jawab pangeran Winwin santai,  maniknya masih menatapku lekat.

"Lalu, kenapa pangeran ada disini dan tidak istirahat? Hari sudah semakin larut, pangeran harus istirahat ".ujarku setenang mungkin .

"Jenguk tuan Putri ku". Aku hanya menaikkan sebelah alisku setelah mendengar jawabanya yang menurutku sedikit nyeleneh.

"Tuan Putri? ".tanyaku memastikan dan pangeran itu hanya mengangguk setuju. "Tapi, siapakah Putri itu? ".

"Siapa lagi kalau bukan dirimu ".seketika wajahku memanas dan kemungkinan kini wajahku sudah berubah warna. Dan tanpa dosanya, pangeran Winwin justru terkekeh melihatku yang sudah salah tingkah.

"Tap.. Tapi.. Aku bukan seorang Putri, aku hanya Putri Vampir dari seorang penasihat ".jawabku apa adanya.

Toh memang benar kalau Appaku bukan Raja, beliau hanya seorang penasihat Raja, penasihat Raja Bluemoon tentunya.

"Kau memang bukan seorang Putri ".ia menjeda ucapannya. "Tetapi, kau adalah Calon Ratu bagi Brownmoon ".

Aku hanya diam dan memilih memalingkan wajahku darinya. Tanpa persetujuan dariku, tiba-tiba pangeran Winwin mengambil buku yang sedang kupegang.

"Kau lupa bahwa sebentar lagi kau akan menjadi permaisuriku? ".aku semakin salah tingkah saat pangeran itu menyentuh kedua bahuku dan menuntunku untuk berdiri.

"Kau adalah mate yang dipilih takdir untukku ".ucapnya lagi. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba bibirku terangkat membentuk sebuah senyuman.

"Berjanjilah, bahwa kau tidak akan menghianatiku, Park Hye ".aku hanya mengangguk pelan lalu menatap maniknya yang menurutku Indah.

"Kalau kau ingin mengincar namja itu, aku ijinkan, asalkan kau selalu ingat bahwa mate kau adalah aku".aku merasa bingung dengan ucapannya kali ini. Jujur, namja yang dimaksud pangeran Winwin siapa?monologku.

"Yang pangeran maksud, siapa? ".tanyaku memberanikan diri. Kulihat pangeran Winwin menghembuskan nafasnya pelan lalu menatapku kembali.

"Han Jisung, salah satu namja pemilik darah harum itu".jawabnya datar namun terdengar serius.

"A.. Aku tidak mengincar namja itu, pangeran".elakku pelan. "Lagipula aku peminum darah hewan".belaku cepat.

"Hari ini kau bilang bahwa kau tidak mengincarnya".ia menjeda ucapannya. "Tapi, perlahan dari sekarang, kau juga akan tergiur dengan darah namja itu seperti kedua temanmu, Raeki dan Jisang".aku semakin tertegun mendengar ucapannya kali ini.

"Baiklah, aku janji ".jawabku pelan dan tidak berani menatap maniknya.

"Hey, kenapa menunduk, hem? ".tanya namja itu lembut tidak lupa dengan telapak tangan yang mengusap kepalaku pelan. Aku menggeleng sebagai jawaban.

"Sekarang kau istirahatlah, bukankah besok kau masuk kuliah? ".lagi-lagi aku mengangguk sebagai jawaban.

"Pangeran juga harus istirahat ".ucapku tenang. Namja itu mengangguk pelan.

"Park Hye, aku minta kalau sedang berdua seperti sekarang, jangan kau panggil aku dengan embel-embel Pangeran, cukup kau memanggilku Winwin atau panggilan lainnya ".

"Eh.. Eh.. Tapi itu tidak sopan ".belaku gugup.

"Kalau kau tidak menuruti permintaanku, aku tidak akan membiarkanmu berinteraksi dengan orang diluaran sana, termasuk dengan teman-temanmu! ".tandasnya.

"Arasseo "sahutku pasrah.

"Tidurlah".aku mengangguk sebagai jawaban.

Cup.

Aku langsung shyok saat pangeran Winwin mengecup keningku sekilas sebelum ia benar-benar meninggalkan kamarku.

"Kenapa perasaanku tiba-tiba menjadi aneh? ".ucapku pelan sambil memegang kening yang sebelumnya telah dikecup oleh namja itu.

"Sebaiknya aku tidur ".putusku akhirnya yang memilih untuk membaringkan tubuhku diranjang lalu memejamkan mata.



TBC

MISSION OF THE VAMPIREWhere stories live. Discover now