5

4.5K 872 34
                                    

Setelah menonton penampilan menakjubkan dari keenam idol tersebut, Jinhyuk diantar kembali oleh Minkyu menuju ruang istirahat mereka. Apa yang Jinhyuk temukan disana membuat alis matanya terangkat kaget. Yohan hanya memberikan senyuman kaku, "Maaf Kak, tadi pas nyampe sini Kak Meong langsung tepar di sofa."

Seungwoo tertawa, menghadap ke arah Wooseok dan membelai rambutnya (yang kali ini tidak ditepis karena ia sedang tertidur pulas). "Biarin aja deh. Dia udah kerja berlebihan dari tiga hari kemaren. Kita ngerayain after party nya kapan-kapan aja."

Seungyoun mengerang, kecewa akan diundurnya perayaan tersebut. Hangyul malah terkekeh, tidak terlalu peduli. Junho langsung bergegas mengambil ponselnya dan permisi keluar ruangan untuk menelpon entah siapa.

"Woy Jun– elah udalah. Kami harusnya balik ke agensi dulu, tapi kayaknya staff disana bakal ngertiin kalo Wooseok pulang aja. Dia butuh istirahat," jelas Seungwoo.

"Iya sih. Ini Wooseok kalo dibangunin pasti dia bakal ngikut ke agensi." Seungyoun menghela napasnya. "Mungkin kalo– Eh Jinhyuk! Lo bawa mobil ga?

Jinhyuk tidak tahu apakah ia harus senang dengan pertanyaan tersebut atau tidak. "Em... Gue bawa sih. Tadi parkir di tempat parkir staff."

"Oke sip!" Yohan menautkan kedua tangannya. "Maaf nih Kak, tapi lo bisa antar Kak Wooseok pulang ga? Kalo nanti dia kebangun di rumah, dia ga bakal maksa ngejar balik ke agensi kok."

Wajah Jinhyuk agak memerah. Di situasi lain, ia tentu akan menolak. Ia bahkan tidak tahu dimana tempat tinggal Wooseok. Tetapi dengan Yohan memohon sedekat ini di depan wajahnya dengan mata berbinar-binar.... "Oke. Gapapa kok."

Hangyul yang sedari tadi tidak bersuara mulai angkat bicara. "Hoodie lo pasangin aja ke Kak Wooseok. Keluar lewat pintu staff aja, Kak. Biar ga dihantam fansite ato dispech ato siapa gitu."

"Oh oke berarti sip ya? Yohan, tolong antarin Jinhyuk ke pintu staff ya," pinta Seungwoo.

"Oke bos!"

Begitulah bagaimana Jinhyuk menemukan dirinya menggendong Wooseok di punggungnya dengan Yohan disampingnya yang menuntunnya menuju pintu staff. Yohan tersenyum ke arah Jinhyuk. "Hati-hati ya Kak. Semoga bisa ketemu lagi kapan-kapan hehehe."

Pipi Jinhyuk memerah lagi. "Ehehehe iya. Sampai ketemu lagi ya."

Wooseok melenguh di tengah tidurnya. Napasnya menggelitiki leher Jinhyuk, membuat empunya bergidik geli. Untungnya Yohan sudah kembali ke dalam saat itu terjadi.

Jinhyuk berpikiran untuk membangunkan Wooseok dan menanyakan alamatnya, tetapi ia mengurungkan niatnya setelah mengingat apa yang teman-temannya katakan tadi. Mungkin seharusnya tadi ia menanyakan alamat Wooseok kepada Yohan. Tetapi kalau begitu Yohan akan curiga kalau mereka sebenarnya tidak sedekat apa yang Yohan kira.

Mungkin Jinhyuk bisa membawa Wooseok ke apartemennya? Oke. Itu terdengar seperti solusi terbaik saat ini.

Jinhyuk menidurkan Wooseok di bangku penumpang yang sudah ia rebahkan. Ia kemudian mulai mengendarai mobilnya menuju rumahnya dengan pelan agar Wooseok tidak terbangun di tengah perjalanan.

Sesampai di apartemennya, Jinhyuk kembali menggendong Wooseok di punggungnya. Untung saja Wooseok lebih ringan dari apa yang ia kira.

Sepertinya Midam tidak berada di apartemen. Mungkin Seobin berhasil mengajaknya melangkahkan kaki keluar dari sarangnya?

Jinhyuk meletakkan tubuh Wooseok yang sedang terlelap di atas kasurnya. Jika ia membiarkannya tidur di sofa, bisa-bisa Midam langsung jantungan melihat idola terkenal tertidur di ruang tamunya.

Jinhyuk memandang Wooseok yang tidur tenang tidak terusik sedikit pun. Sepertinya Wooseok adalah tipe orang yang sulit dibangunkan jika sudah tertidur lelap. Mungkin Jinhyuk bisa menyiapkan makanan untuk mereka berdua nanti ketika Wooseok terbangun. Untuk sekarang ia hanya duduk dilantai dan menopang tangannya di atas kasur sambil menyaksikan Wooseok yang sedang tidur pulas.

Bekerja non stop tiga hari? Mungkin itu alasan mengapa Wooseok tidak bisa menghubunginya lebih awal. Jinhyuk merasa tidak enak. Wooseok pasti juga mencemaskan tersebarnya video tersebut selama tiga hari itu.

Ngomong-ngomong, ia seharusnya sudah menghapus video itu sekarang. Tetapi itu berarti ia tidak akan bisa bertemu Yohan lagi. Hmm mungkin sekali lagi saja. Setidaknya supaya ia bisa bertukar nomor dengan Yohan.

Lenguhan dari kasurnya membuatnya tersadar dari pikirannya. Wooseok sudah bangun, mengerjapkan matanya yang masih tampak lelah, saling pandang dengan Jinhyuk yang sadar betapa dekatnya wajah mereka saat ini. Entah kenapa Jinhyuk tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Wooseok.

"Aku dimana..."

Hm?

"...Lo dirumah gue. Gue gatau alamat lo dimana." Perasaan Jinhyuk saja atau Wooseok terdengar sedikit lebih jinak jika baru bangun tidur? Atau karena ia menggunakan "aku" daripada "gue" yang lebih sering ia gunakan?

Wooseok bergerak untuk beranjak dari kasurnya, tetapi Jinhyuk menahannya dengan satu tangan dan mendorongnya pelan untuk kembali berbaring. "Istirahat aja, Wooshin."

"Jangan panggil aku itu..." gumamnya. Matanya mulai menutup lagi secara perlahan. "Aku gamau hutang budi..."

"Nanti bayarin gue minum-minum. Gue bakal anggap kita impas." Jinhyuk tersenyum, tangannya refleks bergerak untuk mengusap dahi Wooseok dan lanjut membelai rambutnya. "Tidur yang lelap ya, Wooseokie."

Wooseok tidak membalasnya. Ia mungkin sudah masuk ke alam mimpi. Tetapi Jinhyuk bersumpah ia tidak mengada-ngada ketika melihat ujung bibir Wooseok terangkat, membentuk senyuman yang manis.

_________

TBC

_________

ଘ(੭ˊᵕˋ)੭* ੈ✩‧₊˚

rencananya aku apdet tiap chap sebelumnya nyampe 15 votes tapi rasanya nyampe targetnya makin cepet:")

makasi banget uda mau baca, komen, dan vote walau agak ampas wokwowkwk

aku jadinya up per hari aja ya keknya hehe;(

OIYA SIAP SIAP GES NANTI MALAM ELIM. SEMOGA PICK KALIAN TERSELAMATKAN UWUWUWU

Thanks for reading^^
Vomments would be appreciated ✨

Blackmailed?; Weishin [✓]Where stories live. Discover now