9

4.1K 779 100
                                    

Akhir-akhir ini, Jinhyuk semakin sibuk.

Karyawan di cafenya kebanyakan adalah mahasiswa. Di musim ujian seperti ini, biasanya mereka akan mengambil cuti, terutama di shift pagi. Di saat-saat begini, Jinhyuk selalu menggantikan mereka di pagi hari, lalu kembali ke kantor untuk mengecek pekerjaannya yang di sana. Di kantor, ayahnya akan menceramahinya dan memaksanya untuk menjual cafenya. Jinhyuk hanya akan memutar bola matanya dan berargumen bahwa ia melakukan semua ini karena memang impiannya adalah memiliki sebuah cafe, bukan bekerja di kantoran. Selalu begitu.

Lelah memikirkan kesibukannya, Jinhyuk melonggarkan dasinya dan menghela napasnya. Ia kemudian keluar dari mobilnya dan melangkah menuju lift yang akan membawanya ke apartemennya yang ia tinggali bersama Midam.

Banyak sekali teman-temannya yang bertanya, mengapa ia berbagi apartemen bersama Midam, padahal mereka berdua berasal dari keluarga kaya. Banyak juga yang mengira mereka adalah sepasang kekasih karena itu, walaupun matanya hanya tertuju pada Kim Yohan yang paling manis seantero jagad.

Alasan utama mengapa mereka tinggal bersama adalah karena rasa kesepian. Alasan lain adalah karena Jinhyuk kemungkinan akan mati membusuk jika tidak ada yang mengurusinya. Ia menghela napas makin keras ketika ia sadar tidak akan ada yang menyambutnya di rumah nanti, karena Midam sudah bilang ia akan menginap di rumah Seobin. Entah untuk apa, Jinhyuk tidak mau tahu. Sepertinya Midam sudah menyerah dengan konsep sok jual mahalnya.

Ah, benar juga. Artinya ini sudah tiga hari sejak terakhir kali ia bertemu Wooseok. Ia mendengus, memikirkan tentang idol dengan mulut kasar itu. Ia belum meminta kelanjutan dari "bayaran" nya kepada pria judes itu, apalagi yang berhubungan dengan grupnya, seperti menonton showcase selanjutnya, atau berkencan dengan Yohan... Yah, lagipula Jinhyuk sedang sibuk. Mungkin nanti ia akan menghubungi Wooseok, itupun kalau pria tersebut belum mem-block nomornya.

Tiba-tiba Jinhyuk menghentikan langkahnya.

Ada seseorang terduduk di pintu apartemennya, mengenakan hoodie dengan kepala yang di tekukkan, menyembunyikan wajahnya di balik lengan yang ditumpu kedua lututnya. Jinhyuk mendekat untuk memastikan identitas pria tersebut, dan matanya membelalak ketika pria tersebut mengangkat kepalanya, mata indahnya tersembunyi di balik kacamata hitam. Kim Wooseok. Wooshin.

"Gue mau numpang tinggal buat sementara."

_____

"Jadi..." Jinhyuk membuka pembicaraan sembari menuangkan teh untuk tamunya. "Lo bisa jelasin alasannya?"

"Cuma sampai situasinya tenang aja." Idol tersebut bahkan tidak berpikir untuk berterimakasih atas teh tersebut sebelum meminumnya. "Atau sampai gue pindah."

Jinhyuk duduk di depan idol tersebut. "Rumah lo kenapa?"

"Alamat gue kesebar. Ke media, ke kalangan fans, juga" ia mendesah panjang. "Pas gue bangun, depan apart gue udah penuh sama fans. Tetangga gue pada keganggu."

"Kok bisa?"

"Dijual sasaeng. Untung sih bukan alamat dorm gue yang kesebar. Walaupun kami ga selalu tinggal di sana, ribet juga kalo harus pindah."

"Mereka bukan fans," dahi Jinhyuk berkerut.

"Mereka datang ke konser. Mereka juga beli album. Secara teknis mereka fans." Jinhyuk bisa mendengar kepahitan di dalam kata-kata tersebut, tapi ia tidak berkomentar. "Jadi, ya, gitu. Biarin gue tinggal disini buat sementara."

"Kenapa..."

"Hah?" Wooseok berdiri, tangannya menumpu pada meja. "Kalo lo ga mau ya bilang aja, bangsat! Gue ga maksa juga!"

"Gue ga bilang gitu, Seok. Lo tenang dulu deh." Jinhyuk menunggu sampai Wooseok tampak lebih tenang, kembali duduk dan memijit pelipisnya. "Gue ga masalah kok. Gue cuma penasaran aja, kenapa lo lebih milih datang ke sini daripada ke rumah temen satu grup lo, atau ke rumah Minkyu."

Ia benar-benar tidak mempermasalahkannya. Apalagi Midam akan menginap di runah Seobin untuk beberapa hari ke depan. Ia yakin Midam tidak akan protes jikalau ranjangnya dipakai selama ia tidak di rumah. Lagipula Wooseok bisa memasak, dan yang Jinhyuk butuhkan saat ini adalah makanan asli. Ia lelah hanya memakan fast food di perjalanan ke rumah. Selain itu, kemungkinan besar mereka akan jarang bertemu karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Wooseok membutuhkan tempat untuk tidur sementara, bukan tempat tinggal permanen.

"Minkyu tinggal sama orang tuanya. Gue ga mau ngerepotin. Kalau gue tinggal di rumah Kak Seungwoo atau si bocet Hangyul, ya pasti orang-orang pada bakal heboh." Wooseok memutar bola matanya.

"Hah gimana gimana?"

"Pertama, kalo alamat mereka juga kesebar, kan makin belibet. Nyebelin."

"Bilang aja lo peduli sama keamanan mereka. Tsundere emang," titah Jinhyuk dalam hati.

"Trus fujo-fujo gaje itu pasti bakal heboh. Bayangin kalo Seungwoo sama Wooshin tinggal serumah. Sekarang aja komen IG Kak Seungwoo udah rame nanyain kalo gue pacaran beneran sama dia ato nggak. Dia cuma ngepost foto kakinya doang, trus fujo-fujo gaje itu malah ngetag gue, nanyain gue ada fetish kaki ato nggak." Ia menghentikan perkataannya. "Jawabannya nggak ya. Sama sekali nggak."

"Jadi lo ke rumah gue karna gue ga terkenal?"

"Tepat sekali. Seratus untuk anda."

Yah, sebenarnya Jinhyuk juga cukup terkenal, walau tidak selevel Wooshin. Pekerjaan utamanya (dan juga statusnya) membuatnya cukup sering muncul di koran ataupun majalah, kadang bahkan di televisi. Akan tetapi Wooseok tidak perlu tahu itu. Rasanya jika ia memberi tahu Wooseok tentang pekerjaannya, Wooseok hanya akan mengedikkan bahunya dan berkata, "Terserah lo, crazy rich bajingan."

"Jadi?"

"Apaan?"

"Gue boleh tinggal ato nggak, Weiwei Gombal?"

"....Gue ngegombal gitu lo juga senang kan?"

"BOLEH ATO NGGAK?"

Jinhyuk tertawa, selalu puas melihat reaksi Wooseok ketika digoda. Wooseok menatapnya was-was, seperti kucing yang siap melompat jika Jinhyuk mendekat. Wooshin yang berada di TV biasanya akan tampak seksi dan menawan, mengingat konsep grupnya yang lebih menonjolkan sifat jantan mereka. Di mata Jinhyuk, Wooseok hanya tampak menggemaskan, walau dengan cerut merutnya.

"Ya boleh lah. Midam ga lagi disini juga. Lo bisa pake kamarnya aja. Tapi..."

"Apaan?"

"Lo sekalian masak buat gue ya hehehe."

Wooseok mendengus.

________

TBC

________

omo omo tinggal bersama („ಡωಡ„)

Thanks for reading^^
Vomments would be appreciated✨

Blackmailed?; Weishin [✓]Where stories live. Discover now