Part 11 - Cengeng?!

330 17 0
                                    

"ohh,,, umur kamu berapa emang?" tanya Violet pertanyaan yang sebenarnya tidak penting. ntah apa yang terjadi Violet merasakan ada yang aneh setiap bertemu Riyan, sejak awal lalu.

"gw, 17th" kata Riyan singkat, matanya tak berhenti menatap Violet. andai Violet tahu sekarang mereka sedang tatap-tatapan dengan jarak yang lumayan dekat.

"Ri-Rio,,, kamu Rio kan?" kata Violet, tangisnya kembali pecah. sekarang fikirannya benar-benar kacau. Violet masih berharap laki-laki yang ada di hadapannya adalah Rio, kekasihnya.

"Gw Riyan bukan Rio,, kenapa si lo?" kata Riyan, sedikit tersinggung, adda rasa iba di hatinya melihat Violet yang kembali menangis.

"bo-bohong,, kamu pasti Rio,, Riooo!!" seakan Violet bisa melihat, dia langsung memeluk Riyan yang ada di hadapannya.

"lepasiinnn, nama gw Riyan bukan Rio" kata Riyan.

"kamu Rioooo.. aku tau suara kamuuu.." kata Violet lagi.

"diluaran sana banyak yang suaranya sama,," kata Riyan.

"..." Violet meraba Wajah tampan Riyan. berharap dia tidak menemukan kesalahan.

Riyan hanya diam dengan hatinya yang panik, lalu membiarkan Violet meraba Wajahnya dengan sesuka hatinya.

tangis Violet kembali pecah.

"lo kenapa?" tanya Riyan, tambah panik.

"kenapa muka kamu berubah?" tanya Violet masih dalam isaknya.

"ya karena gw bukan Rio yang lo bilang itu" jawab Riyan enteng, kini dia bisa bernafas lega.

"soo-sorry... aku kira.." Violet tidak bisa lagi melanjutkan kalimatnya.

"iyaa,, gakpapa..." kata Riyan tersenyum, walau dia tau semanis apapun senyumnya wanita didepannya tidak bisa melihatnya.

"sorry,," kata Violet lagi, dia mulai menjauhi Riyan, namun lagi-lagi dia terjatuh karena tidak bisa melihat lubang yang ada di belakangnya, dan juga karena kakinya yang sedari tadi sedang sakit.

tanpa aba-aba Riyan yang menyadari Violet tidak bisa bangunpun mengangkat tubuh Violet ke bangku taman yang panjang. jantung Violet kembali berdegup kencang.

"lo tadi kenapa si mau bunuh diri gitu?" tanya Riyan tiba-tiba, dan itu yang membuat Violet tersadar dari lamunannya.

"aku gak mau bunuh dirii, tadi tuh aku..." kata Violet menggantungkan kata-katanya.

"apaa?? nangis,,, terus lari,,, terus jatoh ,,, terus mau unuh diri?" tebak Riyan, asal.

"iihh,, enggakk,, yang terakhir gak ener, aku emang jatuh, tapi aku gak sengaja bunuh dirii, kaki aku sakit buat di gerakin terus aku gak tau kalo tadi aku jatuhnya di jalan raya,, kan kamu tau kalo aku..." Belum selesai Violet berbicara, Riyan memotongnya.

"ohhh,, trus kenapa lo nangis?" tanya Riyan, terus mengintrogasi Violet.

"ituu,, karenaa,,, " air mata Violet pecah lagi.

"gue kira lo orangnya gak cengeng" cibir Riyan, mengusap air mata Violet. dengan tangannya

"maksud kamu? memangnya kamu siapa nilai-nilai aku?" kata Violet protes.

"yaa,, gue emang baru kenal sama lo, tapi dari awal pertemuan kita, gue kira lo anaknya gak cengeng, beda kayak yang laen, beda kaya orang-orang yang yeahh gitu deh" kata Riyan panjang lebar.

"yaaa,, aku udah coba nahan air mata aku dari rumah, tapi gak tau kenapa pas kamu dateng air mata aku gak bisa di tahan lagiii" jawab Violet jujur, entah apa yang sedang ada di fikirannya, dia bisa jujur pada orang yang baru di kenalnya.

"ohhh,, yaudahh,, lo nangis aja kalo itu bisa bikin lo sedikit legaan" kata Riyan.

"gak mau" kata Violet.

"yaudah bagus. Lo kenapa nangis begitu si tadi kalo gue bileh tau?" tanya Riyan lagi.

"aa-aku,, bingung,, aku udah coba gak nangis, tapi keadaan sekarang nyudutin aku buat nangis..." kata Violet dengan sesekali terisak.

"maksudnya?" tanya Riyan pura-pura tidak mengerti.

"sekitar sebulan lalu, aku kecelakaan sama pacar aku namanya Rio" kata Violet lagi. Bayu menengang. "aku tau itu salah aku, kalo aku dengerin dia, kejadiannya gak bakal begini" kata Violet lagi.

"jangan salahin diri lo.." kata Riyan menepuk-nepuk bahu Violet.

"tapi emeng bener.. terus aku hampir mati, aku gak tau gimana keadaan Rio, karena pas aku bangun kata Bayu, Rio udah ninggalin aku,, semua keluarga aku nutupin soal mata aku, trus pas  perban aku di buka aku baru tau kalo aku ituu,,," kata Violet air matanya kembali tumpah.

"iya gue tau, terus" kata Riyan.

"aku udah coba ceriaaa kayak biasaa, tapi setiap malem aku gak bisa tidur mikirin apa yang bakal terjadi di hari esoknya aku, aku yakinin semua orang kalo aku baik-baik aja,, tapi..." kata Violet tak bisa berkata-kata lagi. Riyan mendekati VIolet dan lagi-lagi mengusap air matanya.

"gak usah dipaksain kalo emang udah gak kuat.." kata Riyan. merangkulkan tangannya di bahu Violet.

"aku udahh mulai ceriaa sebisa aku, biar semua orang taunya aku gakpapa, tapi tadii kata mama aku, aku pindah sekolah ke,, SLB, aku udah coba senyum di depan mama aku, aku juga udah sering miikir cepet atau lambat sekolah aku bakal pindah sekolah, tapi gak tau kenapa rasanya sakiiitt banget Ri,,,yan,," kata Violet. Violet memeluk Riyan erat. ntah mengapa rasanya Violet seperti sudah mengenal Riyan.

Violet terus menangis di pelukan Riyan, Riyan tidak tega melihat Violet menangis, jadi dia membiarkan Violet terus membasahi bajunya dengan air matanya.

"bang es krim coklat 2 yaaa" teriak Riyan kepada abang-abang eskrim yang lewat didepannya.

"kok  pacarnya di bikin nangis tong?"  kata abang--abang es krim sambil menukar eskrimnya dengan Uang Riyan.

"iyaaa,, katanya dia kangen sama saya bang" kata Riyan, yang sukses membuar Violet tersenyum. abang-abang es krim itupun pergi sambil tertawa,

"udah dong peluk-pelukannya,, es krimnya dimakan dulu nihh,," kata Riyan menggoda Violet.

"ahh,, o iyaa, kalo Bayu tau nih, aku bakal kena marahin aku abis-abisan ni jalan ama orang asing kaya kamu" kata Violet.

"sinih gue bukain,,, ya bener juga si kata dia, lain kali kalo lo ketemu sama orang jangann begini,, jangan maen peluk-peluk  ajaaa,, takunya orang jahat, kalo dia orang baik juga tetep gak boleh" kata Riyan lagi.

"Dih? kalian tuh sama ajaaa" kata Violet. memakan es krimya yang sudah di bukakan oleh Riyan.

merekapun menghabiskan  es krim dengan bergembira.

"pulang yuk, gue anterin lo pulang" kata Bayu.

"ayoo, tongkat aku mana yaa??" kata Violet.

"tongkat lo patah tadi, ayo lo pegangan gue aja" kata Riyan.

"ahh, kamumah modus" kata Violet. sementara Riyan tertawa terbahak-bahak, dan mengantarkan Violet sampai depan pintu rumah Violet. lalu Riyan pergi.

Keheningan Malam (Tamat Tapi Belum Direvisi)Where stories live. Discover now