Chapter I

597 29 0
                                    


Ada kalanya manusia bisa berubah dan aku selalu menunggu hal itu, tapi sampai kapan?? Sampai tubuh ini menua atau sampai aku sudah tak bernafas dan kau akan berubah? Kau selalu berkata, menyesal memilihku menjadi pedamping hidupmu, apa kau tahu? Aku juga tak pernah ingin dipilih olehmu. Dulu, aku berkhayal, andai saja waktu bisa berulang, aku akan meminta padaNya untuk tak akan pernah bertemu denganmu, tapi ketika Revan Atmadja berada dirahimku, aku berdoa andai saja waktu bisa berulang, aku akan tetap meminta bertemu denganmu, karena hadirnya Revan Atmadja juga karenamu, meski kau bilang ini adalah kesalahan fatal yang kau lakukan.


" Bunda, lagi baca buku ya? Buku apa? Revan mau liat?" aku menoleh pada asal suara kecil yang mengangguku. " bunda lagi baca buku, menghadapi anak yang cerewet"

Revan'ku tertawa , " emang ada buku kayak gitu bunda"

Aku mengangguk sambil tersenyum.

" bunda, Revan sebentar lagi masuk sekolah, boleh gak nanti bunda sama ayah yang anter ke sekolah, jangan bunda terus" ujarnya.

Aku terdiam sesaat, berfikir jawaban apa yang harus kuberikan padanya.

" ayah mau gak ya, anter Revan sekolah?" tanyanya pada diri sendiri, dan aku hanya kembali terdiam.

" Mau dong sayang, masa ga mau, nanti bunda yang bilang sama ayah ya," akhirnya aku menjawab sambal tersenyum.

" yeahh," ujarnya sambal berteriak.

Tak lama aku mendengar suara langkah kaki yang sudah kukenal tanpa menoleh.

" kenapa nih anak ayah girang banged?"Tanya adrian pada Revan.

Revan menoleh terkejut karena ardian baru pulang setelah liburan bersama kekasihnya diBali.

Aku tahu selama hampir 8 tahun pernikahan , dia teramat sangat membenciku yang bahkan aku sama sekali tak tahu alasannya.

" 2 minggu lagi, revan masuk sekolah TK yah, TK B ya Nda," ujarnya padaku dan aku hanya mengangguk. " nah, kan selama ini bunda terus yang anter aku sekolah, nanti ayah ya,"

Adrian terlihat berfikir, " oke anak ayah, nanti ayah yang antar revan ke sekolah ya, anak ayah udah gede ya, udah 5 tahun, hebat "

aku tersenyum, ya meski dia membenciku, tapi dia sayang pada revan anaknya.

FlashbackOn

" gugurkan anak itu, Anggun. Aku tak ingin memiliki anak dari'mu." Ujarnya tanpa menatapku.

" meski kau memukul, mencaci bahkan ingin membunuhku, aku tak'kan mengugurkan anak ini, dia anak'ku dan dia juga anakmu meski kau tak mau mengakuinya. Biarkan aku melahirkannya,aku akan mengurusnya sendiri, aku mohon adrian, atau kalau tidak, aku akan" aku memohon sambil berlutut.

" mau apa kau, mengancamku lagi dengan membeberkan sifat asliku lagi, kau fikir siapa yang akan percaya padamu" ujarnya.

Aku terdiam, dia benar, siapa yang akan percaya padaku, meski publik tahu aku adalah istrinya, tapi aku hanyalah wanita biasa. Aku bukan siapa-siapa.

" Mamah dan Papah sudah tahu kalau aku sedang hamil" ardian menamparku lagi.

" kau benar-benar membuatku murka, siapa yang memberi'mu ijin untuk itu. Aku sudah mengatakan ribuan kali padamu, apapun yang mau kau lakukan harus ijin padaku, bahkan hanya untuk bernafas!!" dan kali ini dia menendangku meski dia tahu aku sedang mengandung anaknya, dia sama sekali tak peduli.

" sekarang terserah padamu, orang tuaku sudah tau, kau mengandung cucu yang mereka harapkan selama ini. kau urus saja anak itu, aku tak peduli, dia hidup atau mati!!!" ujarnya sambal berlalu pergi.

Aku hanya bisa menangis dan menangis lagi seperti biasa, aku tak bisa melakukan apapun, aku hanya bias mengadu padaNya dan memohon untuk membuatnya berubah.

TBC .


Noted : mau tau ya, kalo ada respon bakal lanjut sih :)

AnggunWhere stories live. Discover now