Rencana

25.5K 1.3K 26
                                    

Flashback on.

Sebelum pergi ke restoran tempat Bian dan Fara kini berada, Bian diberi pesan dari mamanya kalau nanti ia di restoran bersama Dara dan Anne. Bian bertanya, mengapa tidak dengan papanya saja? Atau kan bisa bertemu di rumah sakit sekalian menjenguk mama?

Mama Bian hanya membalas pesan dengan dua kata yaitu ikuti saja.

Itu adalah kelemahan terbesar dari Bian. Saat mamanya mengatakan ikuti saja, berarti mamanya dalam mode serius dan ditambah emosi.

Bian, Dara, Anne, Rima dan Roni datang setengah jam sebelum Fara datang. Disana mereka membicarakan tentang perjodohan.

"Nak, saya Roni. Bapaknya Fara. Baru bertemu saya, kan? Kalau sama bunda pasti udah tahu. Hehe. Gini, kamu mau saya jodohkan sama anak saya, Fara. Tahu kan?" Roni memulai pembicaraan mereka.

"Iya, pak. Saya tahu," balas Bian dengan sopan.

"Fara itu mantan tunangannya Kala, sepupu kamu," lanjut Roni.

"Benar, pak."

"Dan disini juga ada Dara dan Anne, ibu dan adiknya Kala. Kami memang tahu, kalau ini salah, tapi... tolong bantu ya nak?"

"Maaf, bantu bagaimana?"

"Walaupun kamu sepupunya Kala, tapi wajah kalian sangat mirip. Profesi kalian juga sebelas dua belas. Kala Pilot dan kamu TNI Angkatan Udara. Sama-sama di udara."

Bian memejamkan matanya. Ia tidak suka dibanding-bandingkan.

"Fara saja mengira kamu itu Kala. Mungkin ia sangat rindu Kala-nya. Jadi, tolong bantu ya, untuk melupakan Kala dari hidup Fara. Nikahi dia," final Roni.

Bian lalu memprotes. "Maaf, tapi saya ini terlalu sibuk dengan urusan militer, pak. Saya juga tidak mau dibandingkan dengan Kala,"

"Nak, saya tahu kamu sama Kala sedikit tidak akrab dulu. Tapi itu kan sudah berlalu." Dara mengelus pundak Bian. "Sesama sepupu kan enggak boleh gitu."

Bian menghembuskan nafasnya, lalu mengangguk. "Baiklah, saya akan menikahinya."

"Satu lagi, nak. Kalau kamu dipanggil Fara dengan nama Kala, terima saja, ya. Mungkin ini berat, tetapi kami yakin kamu bisa." Dara menujukkan wajah melasnya kepada Bian.

"Baik. Tapi permisi, saya mau ke toilet sebentar." Bian melenggang pergi ke toilet.

Flashback Off.

💜💛💙💚

"Enggak mau bulan depan, maunya minggu depan!" ucap Fara dengan lantang. Semua keluarga langsung melongo dan kaget.

"Enggak bisa. Mulai minggu depan saya mau pergi dinas ke luar negara selama tiga bulan," balas Bian.

"Kok kamu enggak bilang?" tanya Roni.

"Maaf, lupa. Baru lihat jadwal saya, pak," balas Bian dengan sopan.

"Malam ini akad aja. Resepsinya bisa nyusul. Toh, baju Fara juga bagus, mas Kala juga!" Fara meminta agar pernikahannya dipercepat.

"Baju kamu sekarang enggak ada kaitannya untuk akad!" balas Bian ketus.

"Yasudah kalau begitu, besok saja, biar hari ini kami yang mengurus semua perlengkapan akad nikah," ucap Dara. Dan itu adalah keputusan final.

Bian menjadi kaku kembali, Fara cengar-cengir sambil merangkul lengan Bian. Dalam hati Bian berbicara, ini waktu terakhirnya bebas dan jomlo.

Selamat tinggal kejomloan. Maaf enggak bisa setia.

Jodoh Abdi Negara | TNI ✔Where stories live. Discover now