Tidak Percaya

17.7K 920 10
                                    

"Kamu kesini naik apa?"

"Naik pesawat, lah!"

"Oh ya? Tahu tempat ini dari mana?"

"Mama,"

Bian dan Syakila berjalan mengelilingi mess sambil bercerita. Bian benar-benar percaya bahwa yang di depannya sekarang adalah Syakila, sahabat sekaligus cinta pertamanya.

"Jadi gitu, kamu dulu di luar negeri enggak ngabarin saya sepersenpun?" Bian menautkan alisnya.

Syakila yang melihat Bian merasa gemas dan langsung menciumnya tepat di bibir Bian.

Bian terpaku.

"Eh, kok ekspresinya gitu?" tanya Syakila.

"You know, saya udah punya isteri." Bian memalingkan wajahnya ke arah langit.

Sebenarnya hati Bian merasa deg-degan, tapi Bian coba untuk mengontrolnya.

"Fara? Cewek enggak sopan itu?" Syakila menyilangkan tangannya, kesal.

"Enggak sopan?"

"Lagi ngomong malah ditinggal masuk ke kamar."

"Masuk ke kamar?"

"Iya! Kamar kamu!"

Bian tidak merespon lagi ucapan Syakila. Dalam diam, Bian berdoa agar Fara tidak menggeledah barang-barangnya disana.

Bian dan Syakila lalu memutuskan berjalan keluar mess karena mereka berdua tidak ingin siapapun melihat, terutama Faggio yang mulutnya tipis.

Tapi sialnya, Bian sudah tertangkap oleh Faggio tanpa diketahuinya sama sekali. Faggio memantau Bian dan Syakila dan langsung melapor pada Aya. Dalam arti, Faggio adalah mata-mata Aya.

"Tante, Bian sama Syakila keluar mess," ucap Faggio kepada Aya di telfon.

"Kamu bisa ngikutin? Tante benar-benar menyesal memberi tahu keberadaan Bian kepada Syakila," balas Aya.

"Bisa tante. Eh, Fara nya enggak apa-apa?" tanya Faggio.

Meskipun Faggio ember, tetapi jiwa kepeduliannya tinggi. Tidak ingin siapapun merasa terluka.

"Tadi tante denger dia nangis di kamar,"

"Yah, kasihan. Yaudah saya pantau dulu ya,"

"Iya, kabarin tante pokoknya,"

"Tante enggak istirahat? Ini udah malem banget,"

"Rasa penasaran tante lebih penting daripada istirahat,"

"Baik tante. Saya siap mengabari. Tongseng kangkung!"

"Gampang."

Faggio terkekeh, masakan dari Aya memang rasanya enak, apalagi posisi Faggio yang tidak bisa merasakan masakan ibu. Jadi Faggio merasa kalau Aya adalah ibunya sekarang.

Faggio memberi salam dan menutup telfonnya kemudian berjalan mengendap-endap mengikuti arah langkah Bian dan Syakila. Kalau kalian tanya, apakah Faggio melihat Bian dicium oleh Syakila, jawabannya adalah iya. Tetapi Faggio tidak melaporkan itu kepada Aya.

Syakila menggandeng Bian dan dengan senang hati Bian menerimanya. Faggio juga diam-diam mengambil beberapa gambar agar bisa dijadikan bukti.

Kemudian kepala Syakila bersandar pada pundak Bian, "kita enggak akan dijadiin bahan pembicaraan teman-teman kamu, kan?"

Bian menggeleng, pertanda aman.

Sementara Faggio sudah muak. Faggio bersembunyi di belakang tembok mess, lalu melemparkan batu kepada Bian.

"Heh? Siapa disana?" Bian kaget bukan main. Lalu ia berlari agar bisa menemukan siapa biang keroknya. Tapi hasilnya nihil, tidak ada siapapun.

Faggio sudah pergi dari sana dengan banyak bukti.

Jodoh Abdi Negara | TNI ✔Where stories live. Discover now