BUANG SAJA TUHANMU

594 27 27
                                    

Tuhan adalah keberadaan tak penting. Orang-orang modern hari ini lebih membutuhkan internet kencang dan gadget dari pada Tuhan. Tanpa internet seminggu, orang lebih mudah depresi dari pada tanpa Tuhan seumur hidup.

Manusia juga lebih membutuhkan makanan, tempat tinggal, pasangan hidup dan lainnya dari pada membutuhkan Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, Tuhan seringkali nomor akhir. Bahkan nyaris tak dipikirkan dan tak dianggap sama sekali.

Jika saja anak-anak hari ini dilahirkan dalam keluarga tak beragama. Maka, kebudayaan akan Tuhan dan agama bukan sesuatu yang dikenal. Kecuali hal asing yang tak perlu dipikirkan. Karena setiap hari toh juga tak pernah memikirkannya kecuali selintas di media sosial, sekolah, buku, atau obrolan singkat saja.

Hanya karena banyak anak hari ini dilahirkan dari keluarga beragama. Lantas mereka sok bertuhan. Padahal, setiap hari nyaris tak ada Tuhan dalam kehidupannya. Yang diingat di isi kepala adalah idol Korea, kekasih, mantan, orang yang disuka, dan yang sering menemani adalah handphone yang setia di samping ranjang di kala tidur.

Intinya, Tuhan tak penting. Kuota internet jauh lebih dibutuhkan dari pada Tuhan yang entah ada di mana. Tanpa Tuhan orang tak terlalu pusing amat. Tapi tanpa kuota internet, seminggu atau satu bulan, bayangkanlah. Bisakah kamu hidup tanpa internet satu tahun?

Kebutuhan akan internet jauh lebih besar dari pada kebutuhan akan Tuhan. Kebutuhan akan cinta, kasih sayang, dan perhatian dari orang yang dicintai juga jauh lebih besar dari pada kebutuhan akan Tuhan itu sendiri. Yang jelas, dari mencari kekayaan sampai membuka media sosial. Tuhan nyaris punah. Tak penting. Atau sia-sia.

Orang lebih mudah depresi karena Facebook dan Instagram yang membuat dia terkenal terblokir dari pada kehilangan Tuhan. Seseorang mudah bahagia saat internet selalu penuh setiap harinya dari pada adanya kepercayaan akan Tuhan. Yang jelas, kebutuhan akan Tuhan semakin menipis dan hampir tak diperlukan lagi. Kecuali, hanya untuk iseng atau kebutuhan janji setelah mati. Dalam keseharian, Tuhan tak lebih dari pada sampah.

Kenapa tak sekalian dibuang saja dari pada disisakan? Toh nyaris tak dipikirkan amat bukan?

PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2Where stories live. Discover now