Chap 18. Daddy????!.

26.3K 1.1K 4
                                    

Author POV

"Kalau begitu kami pamit dulu yah pa, ma, om dan tante." pamit Jeno sopan.

Angga mengepalkan tangan nya menahan amarah karna Jeno memangilnya dengan panggilan om, sementara Sely berusaha menenangkan suaminya yang sedang emosi itu.

"oh iya, sampai lupa, hati hati dijalan yah." sambung Ayu penuh antusias.

"Kita mau kemana pak??." tanya Revani pelan tapi Jeno tak menjawab pertanyaan dari gadis itu, dia malah pergi begitu saja.

"Kita mau kemana sih ma??." tanya Revani kesal dari tadi hanya di cuekin tanpa diberitahu apapun.

"Pergi ke rumah kalian."

Satu...

Dua...

Tiga....

Butuh beberapa detik sebelum Revani mampu mencerna kata kata ayu dengan baik, nampaknya dia sangat terkejut saat ini.

.....

"Masa iya sih pak, hari ini???." gerutu Revani sambil mengekor di belakang Jeno yang sedang menarik koper berisi barang barang gadis itu.

"Kenapa nggak besok aja gitu, ini udah jam 10 malem loh." lagi lagi Jeno tak merespon, dia menaruh koper hitam itu ke dalam bagasi mobinya lalu menutupnya kencang.

"Udah ngomelnya." ucapnya tenang sambil menatap Revani tajam.

"Maksudnya ngomel, ini saya lagi serius bukan bercanda loh."

Jeno meningalkan Revani disana dan berlalu begitu saja masuk kedalam rumah.

Anjir gue di cuekin, kacang mahal woi!!!!.

"Masih mau berdiri disana?, ngga mau pamitan??."

Buru buru Revani berlari masuk kedalam rumah, andai Jeno bukan suaminya pasti sudah dia tengelamkan di sungai amazon biar dimakan ikan piranha sekalian.

Toh walaupun dia jadi janda tapi kan masih perawan, janda ting ting gitu loh.

"Ma, please Reva mau disini aja, ngga mau pindah yah, hiks.. Hiks." Ayu hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya ini.

"Reva sayang, udah dong jangan nangis mulu." sahut Bram sambil mengelus surai milik putrinya.

"Tapi pa, Reva nggak mau pindah hiks."

"Kamu ini gimana sih, Mor. Kamu kan istrinya Alex jadi wajib ikut dia." Revani menjauhkan tubuhnya dari Ayu dan menatapnya dengan mata berbinar.

"Yodah kalau gitu Mora cerai aja." Sontak Ayu menempeleng kepala cantik anaknya.

Kalau ngomong nggak disaring dulu, baru beberapa jam dia nikah masa udah minta cerai.

"Omongan adalah doa." ingat Ayu dengan nada kesal.

"Aminnn." Revani menadahkan tangan nya keatas lalu mengusapkan nya ke seluruh mukanya pelan.

Angga yang melihat hal itu ingin rasanya memotong kepala ponakan nya lalu membuang nya ke rawa rawa biar jadi makanan ikan kelaparan disana.

"Rev, lo itu ngga bantah sekali aja bisa nggak sih." omelnya pada akhirnya.

"Iya sayang, udah nurut aja apa kata suami." sahut Sely dengan kembut, Revani makin menangis.

"Kami pamit dulu ya pa, ma."

Jeno yang tak mau ambil pusing itu langsung mengendong tubuh kecil istrinya dan membiarkan gadis itu memakai pakaian tidurnya saat perjalanan nanti.

Dosen Rangkap Tiga (END)-Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang