25. Heart

4.8K 289 6
                                    

Bagian Dua puluh lima.

Menegangkan, dibuat terjun bebas dengan segala tindakan darinya.

-The Cold Princess-

Sepasang mata itu menatap kedua insan dari atas balkon, melihat putri sulungnya yang sekarang sudah semakin beranjak dewasa dam terlihat semakin cantik seperti ibunya.

Jordi kemudian menoleh ke belakang menatap kamar putrinya yang berantakan. Baju berserakan di atas kasur, juga beberapa alat make up yang sepertinya lupa untuk ditutup kembali. Pria itu terkekeh kala mengingat kejadian satu jam yang lalu. Di mana sang putri bingung harus menggunakan baju seperti apa agar terlihat cantik di hadapan lawan jenisnya.

Padahal hanya menggunakan baju biasa pun putrinya sudah cantik apa adanya. Ia bersyukur karena Moza sudah mulai berinteraksi dengan orang lain kembali.

👑👑👑

"Coba aaa... dulu," kata Darren sambil menyuapkan bakso bakar kepada Moza yang sedang bermain lempar bola.

Moza membuka mulutnya sambil dengan mata yang fokus ke arah lubang di hadapannya. Sambil mengunyah, gadis itu melempar bola ke dalam lubang. Dan akhirnya, bola itu masuk yang membuatnya tersenyum senang.

Darren melihat si penjaga permainan itu menatap Moza kagum, dan entah mengapa perasaan terbakar menyelimuti hatinya.
"Mang ulah tingali kos kitu atuh ka pacar uing na! (Bang, jangan liat kayak gitu ke pacar saya!)"

Sontak sang penjaga permainan itu pun menatap Darren bersamaan dengan Moza yang ikut menatap cowok itu di sebelahnya.

"Duh Jang, kalo Mamang mah udah punya istri. Ngga kepengen pacaran lagi."

"Ah, Mamang tuh aslinya mau kan cewek kek pacar saya?"

"Cewek cantik kek gitu mah, gak ada laki-laki yang gak mau."

Darren melototkan matanya. "Nggesan deui, Za!(Udahan Za!) Jangan dilanjutin mainnya! Gak aman di sini mah." Kemudian Darren menarik lengan gadisnya pergi dari area main itu.

Moza menatap Darren yang masih sesekali menggerutu tidak jelas.

"Udah punya istri, masih aja liat cewek lain."

Tangannya terulur untuk menyentuh bahu cowok itu. "Ren?"

Darren menoleh, menatap gadisnya. Rasa kesal yang melambung tinggi itu mendadak hilang, terjun ke bawah hanya karena menatap gadisnya. Senyumnya pun mengembang kembali.

"Kenapa, Za?"

"Beli makanan."

Cowok itu mengernyitkan dahinya. "Mau beli apa?"

Telunjuk Moza langsung terarah ke pedagang kebab. Darren pun mengangguk lalu menarik gadisnya ke arah pedagang kebab itu.

"Mas, saya beli dua ya!" kata Darren yang diangguki oleh pedagang itu.

Pandangan Moza menyapu sekitar, banyak pedagang makanan yang membuat Moza lapar seketika. Saat ia berjalan, sebuah tepukan membuatnya menoleh.

"Hai Moza!"

Suara heboh itu, siapa lagi jika bukan Alia.

"Anjay, cantik banget lo!" seru gadis itu. "Ngapain lo di sini? Sama siapa? Darren ya? Pasti."

Moza hanya diam, dan detik berikutnya segerombol laki-laki dan perempuan seumurannya berjalan mendekati Alia.

"Eh Al, ayo!"

The Cold Princess [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora