Ginny - 2

1.9K 153 1
                                    

Hey, kita ketemu lagi. Oh, ya, ternyata cerita ini ada versi Harrynya. Di chapter sebelumnya aku bilang kalau belum sempat buat untuk versi Harry, eh ternyata udah. Judulnya waktu di ffn itu WELCOME TO FATHERHOOD, HARRY! So, hari ini menemani akhir pekan, versi Ginny (alias Ginny ditinggal Harry) akan aku up penuh sampai 5 chapter. Dan kemungkinan besar, besok langsung up penuh versi Harry (alias Harry ditinggal jaga anak sendiri sama Ginny).

Kalau begitu langsung saja! Ini bagian James dulu. Happy reading!

-----------------------

Hari pertama di tinggal Harry menciptakan suasana baru di rumah. Terutama bagi Ginny. Meski di hari-hari biasa suaminya itu memang tak ada sepanjang siang, Ginny cukup terhibur dengan adanya Harry di rumah dari sore sampai pagi hari sebelum berangkat bekerja.

Malam tadi ia tidur sendiri. Dan malam ini... dipastikan tak akan ada lagi yang menamaninya di tempat tidur. "Cieee Mom kangen Daddy, ya?" seru Lily tiba-tiba. Ginny tak sadar kalau putri bungsunya itu masuk ke dapur. Ginny sedang mencuci piring setelah acara makan malam selesai beberapa menit lalu.

Lily tampak mengambil cemilan di lemari es. "Ah, sejak kapan kau di situ, sayang?" kata Ginny menutupi rasa gugupnya. Wajahnya langsung merah tak tertahan. Ya, Ginny memang rindu Harry.

"Dua menit lalu. Mom, sih, yang melamun sendiri, sampai tak sadar Lily masuk," seru Lily menggoda.

"Ya iya, lah.. namanya juga saling mencintai, pasti merasa kehilangan, Lily. Walaupun baru sehari," Albus rupanya ikut masuk dan mengambil segelas air putih. Ia ikut bermain mata dengan Ginny. Ikut-ikutan menggoda ibunya dengan meniru kebiasaan Harry saat menggoda Ginny. "Iya, iya. Mom kangen Dad kalian. Dan kau Al, jangan makin membuat Mom kangen dengan ayahmu itu."

"Salah sendiri kenapa aku bisa mirip sekali dengan Dad," balas Albus tak mau kalah.

"Mana Mom dan Dad tahu kau bisa mirip sekali dengan Daddy, eh.. tapi kenapa kalian bisa cepat tahu kalau Mom sedang merindukan Dad hanya melihat ekspresi Mom?" tanya Ginny.

Ginny melanjutkan pekerjaan mencuci piring kotor dan membereskan beberapa sisa makanan yang tak habis. "Karena James juga seperti itu," jawab Albus dan Lily bersamaan.

"James?" ulang Ginny tak percaya.

"Iya, lihat saja sendiri, Mom. Dia sedang..," Lily mendekat dan meminta Ginny merendahkan kepalanya. Lily berbisik, "jatuh cinta," katanya pelan.

Albus tertawa melihat tingkah adiknya tampak antusias dengan perubahan dari kakak pertama mereka. "Mom harus lihat sendiri bagaimana James. Apakah ia benar-benar sedang jatuh cinta atau kami saja yang salah melihatnya. Kau kan lebih pengalaman, Mom."

"Tapi aku rasa James benar-benar sedang jatuh cinta dengan gadis Hufflepuff itu," Albus pergi berlalu sambil berguman tak jelas. Tapi.. Ginny mendengarnya.

***

Jam ruang tengah menunjukkan pukul 11 malam. Ginny melirik kembali lembaran naskah Daily Prophet yang masih harus ia sunting sekali lagi. Tahap final edit dari naskah rekannya tinggal sedikit lagi selesai.

Ruang tengah sepi sekali. Biasanya Harry masih bangun dan menemaninya di sana. Kadang Harry ikut membawa berkas-berkasnya untuk bersama di kerjakan di ruang tengah. Tempat favorit Harry adalah sofa depan perapian. Kata Harry tempat itu nyaman sekali jika malam hari. Mengurus pekerjaan sekaligus menghangatkan diri.

Kebiasaan Ginny jika sudah melihat Harry terlalu serius, ia akan coba mendatanginya dan memeluknya dari belakang sambil bergelayut manja.

Dan sayangnya Ginny tak melihat pria berkacamata itu di sana sekarang, "Harry, kenapa kau begitu membuatku gila!" gerutu Ginny benar-benar merindukan suaminya.

Hey, Kids!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang