part 9

1.4K 65 15
                                    

Blake langsung meremas kertas tersebut hingga bentuknya tak beraturan lalu membuangnya dengan kasar

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Blake langsung meremas kertas tersebut hingga bentuknya tak beraturan lalu membuangnya dengan kasar.

"SHIT!” ucapnya marah. Baru kali ini ada orang yang begitu berani menantangnya seperti ini. Dan hal ini membuatnya murka.

“kau ingin main-main denganku? kau tidak tau siapa aku Arthur” gumamnya

“AAAARRRGGHHH” serunya kesal sambil meninju tembok ruangannya sendiri, hingga tanpa ia sadari darah segar keluar dari kulitnya yang beradu keras dengan tembok ruangannya.

"AKU AKAN MENGHANCURKANMU, BILA PERLU AKU AKAN MEMBUNUHMU

  ***

Malam Harinya

Blake masuk ke dalam dan menutup pintu rumahnya, terlihat istrinya itu tertidur di sofa. Blake mendekatinya lalu mengambil sofa kecilnya dan duduk di samping Jeslyn. Ia tatap wajah yang mampu membuatnya tergila-gila dari awal pertemuan mereka itu, lalu teringat isi surat kaleng Arthur

“…….. aku bisa menebak, waktu itu jangan-jangan Jeslyn ingin kabur? Hahaha tentu saja Jeslyn ingin kabur, Jeslyn itu wanita normal. Wanita normal manapun mana ada yang ingin hidup bersama dengan orang sakit sepertimu”.

Kalau mengingat isi surat itu lagi, tangan Blake langsung mengepal kuat, kalau saja Arthur berada di depannya, sudah ia patahkan leher pria itu. Tanpa Blake sadari, Jeslyn sudah mengerjapkan matanya karena tersadar dari tidurnya. Blake menoleh kaget kearah Jeslyn yang kini mencoba untuk bangkit dari posisi tidurnya.

 Blake menoleh kaget kearah Jeslyn yang kini mencoba untuk bangkit dari posisi tidurnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

“kenapa kau tak bilang kalau sudah pulang?” ucap Jeslyn sambil mengusap matanya.

“kenapa tak tidur di dalam?” tanya Blake.

“aku ingin menunggumu disini” ucap Jeslyn
Blake terdiam mendengarnya, sebenarnya hatinya sedang sangat tak mood, tapi ia juga tak mau mengacuhkan istrinya.

“kenapa ingin menungguku?” tanya Blake
Jeslyn menghentikan usapan tangannya dan menatap Blake aneh.

“kenapa ingin menunggumu? Ya karena aku ingin saja. Kenapa pertanyaanmu aneh sekali” ucapnya.
Mendengar ucapan Jeslyn membuat Blake tersenyum tipis, amarahnya seketika lenyap. Pria itu lalu mengusap rambut
Jeslyn sedangkan Jeslyn masih dengan wajah bingungnya.

Overdose Of Loving Me (Slow Update)Onde histórias criam vida. Descubra agora