XV - Perubahan Rencana

25 3 1
                                    

Meski Lev sudah menyadari kehadiran Reva di area pelelangan, bukan berarti mereka akan langsung berkumpul untuk memeriksa lokasi Izanami bersama-sama. Reva akan langsung memasuki kamar paling pojok tempat Izanami berada menurut informasi yang Katsuo dapatkan, sementara Lev akan masuk ke kamar lain dulu untuk berpura-pura sedang melihat-lihat kondisi para perempuan yang dijajakan. Berdasarkan informasi yang juga Katsuo dapatkan, orang-orang yang ditawarkan untuk dilelang hari itu seluruhnya perempuan.

Reva tentu saja bergidik ngeri begitu mendengar informasi tersebut dari mulut Katsuo. Dia harus bersyukur berulang kali karena sampai saat ini, ia masih bisa memilih hidupnya sesuai dengan apa yang ia inginkan, bukan atas kehendak orang lain.

Begitu Lev bergerak menuju salah satu ruangan terdekat dari posisinya berdiri saat itu, barulah Reva berjalan menuju kamar paling pojok. Saat memasuki kamar paling pojok, ia melewati seorang penjaga berbadan besar—kurang lebih dua kali besar badan Reva—bersetelan jas serba abu-abu tua dengan kacamata hitam bertengger di wajahnya. Awalnya, Reva sempat heran dengan pemakaian kacamata hitam itu. Untuk apa memakai kacamata di dalam ruangan, malam hari pula? Setelah ia tiba di dalam kamar paling pojok, Reva baru sadar bahwa kacamata hitam itu ditujukan untuk menutupi identitas si penjaga. Yah, untuk apa juga dia bergaya di depan para "tamu" yang akan melelang "barang" dagangannya?

Kamar yang Reva masuki tidak besar, mungkin hanya berukuran sekitar tujuh kali delapan meter persegi. Ia melihat ke kanan dan kirinya, tetapi tidak menemukan apa-apa selain ubin dan dinding. Tidak ada jendela—mereka harus ganti rencana dengan cepat—juga tidak ada kamar mandi seperti kamar hotel pada umumnya. Reva berasumsi lantai ini memang dibuat khusus untuk menjajakan manusia yang ditawarkan oleh Sindikat Thum. Berhubung semuanya dalam kondisi tertidur akibat obat bius, tentunya mereka tidak akan membutuhkan kamar mandi di setiap kamar.

Ada dua orang lagi selain Reva di dalam kamar tersebut. Yang satu adalah seorang pria paruh baya berkumis dan berjanggut dengan setelan jas serba abu-abu. Rambut, kumis, dan janggutnya sama-sama berwarna hitam keabuan, kemungkinan besar mulai beruban karena usia. Sementara itu, pria yang satunya lagi kelihatan masih agak muda, kemungkinan baru memasuki usia tiga puluhan. Ia mengenakan kemeja lengan panjang warna biru muda dengan celana hitam panjang. Rambutnya hitam tipis dan disisir rapi ke belakang. Pria itu tampaknya sedang menelepon seseorang karena ia mendekatkan ponselnya ke telinga.

Reva tertegun sejenak. Di pelelangan ini boleh nelepon?

Buru-buru Reva mengembalikan fokusnya kepada misi. Soal telepon bisa ia pikirkan nanti. Lagi pula, ia dan Lev sudah punya cara sendiri untuk berkomunikasi selama pelelangan ini. Ia juga masih takut identitas aslinya sebagai seorang perempuan akan terungkap, jadi ada baiknya ia tetap bergerak sendiri selama masih ada di sini. Jangan sampai menimbulkan kecurigaan orang lain hanya karena satu gerakan yang ia kira tidak apa-apa.

Kedua pria yang tadi Reva lihat berdiri di ujung sebuah ranjang. Ranjang itu mungkin adalah satu-satunya benda di dalam kamar tidur kecil bertembok abu-abu ini. Namun, dari posisi Reva berdiri saat ini, ia tidak dapat melihat apa yang terbaring di ranjang berselimut putih itu. Besar harapannya bahwa penghuni ranjang tersebut adalah Izanami, tetapi informasi yang didapat Katsuo bisa saja salah. Mengingat jendela untuk kabur saja tidak ada, maka ada kemungkinan, meski kecil, kalau lokasi Izanami juga salah dideteksi oleh Katsuo.

Langkah Reva membawa gadis itu mendekati ranjang untuk memastikan sosok manusia yang berbaring di sana. Reva sangat berharap kalau orang yang ada di ranjang itu benar-benar Izanami, tetapi kalau tidak, maka ia berharap akan menemukan Izanami di kamar lain dalam waktu singkat sekaligus memikirkan rencana kabur yang baru. Untuk yang terakhir ini, ia butuh keberadaan Lev di sekitarnya. Sepertinya mereka mau tidak mau harus berinteraksi. Kenyataan rupanya tidak cocok dengan rencana yang telah mereka susun.

The Abducted AndoWhere stories live. Discover now