XXII - Jebakan

15 4 1
                                    

"Wah, jenius," puji Reva sambil menggeleng pelan. "Kayak di film-film aja—nipu lawan supaya lawan kejebak dan kesusahan sendiri. Jago."

"Puji aku yang sadar sama trik mereka, dong. Boleh, gak?"

Reva tergelak. "Iyaaa, Lev jago, iyaaaa."

Lev terkekeh puas.

Van yang mereka kendarai masih melesat dengan kecepatan tinggi di jalanan ramai kota Tokyo. Lev dengan gesit menghindari mobil-mobil yang menghalangi jalannya van. Ia terus memindahkan van dari satu lajur ke lajur lainnya agar dapat mempertahankan kecepatan yang tinggi.

Sambil Lev menyetir, Reva kembali menekan tombol untuk menghubungi Katsuo di ruang sistem rumah tinggal agensi. Sejak tadi Lev sudah cukup lama berkeliling menghindari arah ke rumah tinggal agensi. Kedua agen itu ingin tahu apakah dugaan Lev mengenai adanya mobil yang mengikuti mereka itu benar atau tidak.

"Agen Crystal! Agen Carpe!" seru Katsuo melalui sambungan komunikasi mereka. "Saya berhasil melacak van Anda berdua dari satelit! Sekitar satu sampai dua kilometer di belakang kalian, ada empat sampai lima mobil yang sejak tadi tidak berhenti menguntit!"

"Empat sampai lima mobil?" Reva melirik Lev sekilas sebelum melanjutkan, "Aku sama Carpe rencananya mau ngejebak mereka, Kat, tapi apa kamu ada saran bagusnya gimana dan di mana?"

Lev menyahut, "Kalau bisa yang bikin mereka ancur sekalian!"

"Tempat menjebak? Tidak ada tempat seperti itu di Toky—oh!" Katsuo berhenti bicara untuk sejenak. Melalui sambungan komunikasi mereka, Reva dapat mendengar bunyi ketikan cepat pada papan ketik. Tampaknya Katsuo tengah mencari sesuatu. "Agensi punya area penuh jebakan, Agen Crystal, Agen Carpe! Kalian hanya perlu pergi ke pintu masuk rumah tinggal agensi khusus tamu yang lokasinya di dekat area konstruksi itu!"

"Pintu masuk khusus tamu yang bentuknya terowongan panjang itu?" tanya Reva, memastikan. "Yang waktu aku sama Carpe pertama kali masuk terus ada tulisan selamat datangnya gitu?"

"Benar sekali, Agen Crystal!"

"Emang ada jebakannya di sana?" sahut Lev yang masih menyetir. Pertanyaan Lev membuat Reva ikut tersadar. Benar juga. Saat mereka masuk ke sana untuk yang pertama kalinya, baik Reva maupun Lev tidak ada yang melihat jebakan apa pun dipasang. Lantas, apa yang membuat Katsuo menyuruh mereka pergi ke sana?

"Tentu saja ada, Agen Carpe. Dilan-sama sudah memikirkan segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi sehingga memasang jebakan di mana-mana," jelas Katsuo. "Namun, seringkali karena memang tidak banyak agen yang mampir ke sini, saya menonaktifkan jebakannya dan hanya menyalakan sistem keamanan biasa. Saya hanya mengaktifkan jebakan kalau diperlukan."

Reva mengangkat kedua bahunya. "Kamu yang paham lah, Kat."

"Saya tidak akan mengecewakan Anda berdua, Agen Crystal dan Agen Carpe!" seru Katsuo lagi. Antusiasme yang biasa ia tunjukkan kepada Reva dan Lev sejak pertama kali mereka bekerja bersama kembali muncul. "Pokoknya, sekarang Anda berdua bisa pergi dengan tenang ke pintu tamu rumah tinggal agensi. Kalau sudah sampai di sana, kabari saya lagi. Saya memang bisa melihat lokasi Anda melalui GPS, tetapi akan lebih baik lagi jika saya dapat konfirmasi."

"Siap," sahut Reva sambil memutus hubungan komunikasi antara ia dan Lev dengan Katsuo. Gadis itu menoleh ke arah Lev lalu berkomentar, "Katsuo itu bener-bener kompeten buat kerja di bagian tekniknya agensi, ya?"

"Iya." Lev mengangguk pelan. "Asal hebohnya dia bisa agak dikurangi, kayaknya dia bakal jadi agen profesional yang oke punya, sih."

"Agen profesional," ulang Reva geli. "Aku ngedenger itu kayak penghinaan, tapi kalau Katsuo yang denger, kayaknya dia bakal bilang makasih."

The Abducted AndoWhere stories live. Discover now