10

439 26 0
                                    

***

Hari kedua di Seoul.

Adiba bersiap untuk menemani sang bos mengurus segala keperluan untuk pembukaan toko fashionnya. Dengan menggunakan kemeja formal dan rok pendek span, Adiba lalu mengikat rambutnya. Setelah memoles wajahnya dengan make up, Adiba pun keluar kamar. Heelsnya yang tinggi berjalan di atas lantai keramik mewah.

Di sana, di ujung lorong, sudah berdiri seorang laki-laki yang menggunakan kaos berwarna hitam dengan ripped jeansnya. Tak lupa, kacamata hitam yang selalu ia bawa.

Adiba berjalan mendekati laki-laki itu dan menyapanya,"Pak Alby."

Alby menoleh ke arah Adiba. Laki-laki itu memandangi Adiba sekitar 30 detik. Alby memandangi dari ujung kepala hingga ujung kaki Adiba. Membuat sang perempuan yang ada di depannya menjadi salah tingkah.

"Ada yang salah, pak?"

Alby membuka kacamata hitamnya. Matanya yang berwarna cokelat nampak cerah hari ini. ditambah dengan aksen anting bulat yang dipakai Alby. Wajahnya begitu sempurna.

"Kamu mau kemana?"

Adiba tertegun,"Kerja, pak. Kan saya jadi Sekretaris bapak selama di sini."

Alby tersenyum tipis, tangan kanannya membenahi rambutnya yang berwarna orange.

"Iya, kerja. Tapi, gak perlu pake baju seformal ini. Santai aja," ujar Alby.

Sontak, Adiba langsung menunduk malu.

"Saya salah baju ya, pak?" ujarnya lirih dengan wajah sendu.

Merasa tidak enak hati sudah mempermalukan Adiba secara tidak langsung, Alby langsung memutar cara untuk mencairkan keadaan.

"Ng-nggak, kok. Saya suka liat kamu pake baju ini," ujar Alby.

Satu kalimat yang mampu meruntuhkan perempuan mana pun yang mendengarnya.

Adiba menaikkan wajahnya dan menatap laki-laki yang baru saja membuatnya teersipu. Hingga tanpa sadar ia tersenyum.

"Yuk, jalan."

Alby memakai kembali kacamata hitamnya. Dan, Adiba berjalan di belakangnya.

Mereka turun dengan lift menuju basement di mana mobil Alby terparkir.

"Kita gak pake supir, pak?"

Alby menggeleng,"Saya biasa nyetir sendiri di sini."

Adiba masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi sebelah kanan. Sedangkan Alby duduk di sebelah kiri dan bersiap untuk menginjak pedal gas mobil miliknya.

-

Di bawah birunya langit Seoul pagi itu, Alby menikmati pemandangan yang sejak lama ia rindukan. Ia selalu merindukan Seoul. Tapi, sudah selang 3 tahun lamanya ia tidak pernah kembali ke kota ini. Baginya, menginjakkan kembali kakinya di kota yang penuh kenangan ini terasa amat sangat menyakitkan.

Tapi, hari ini, ia kembali. Dan, tidak sendiri. Ia bersama seorang perempuan yang telah mencuri perhatiannya sejak kali pertama melihatnya.

Perempuan yang saat ini asik merekam pemandangan yang ia lewati dengan ponsel pintarnya.

Dari balik kacamata hitamnya, Alby sesekali melirik ke arah perempuan itu. Lalu, senyum tipisnya mengembang dengan sendirinya.

Sang perempuan yang diperhatikan, bahkan tidak menyadarinya.

Alby berhenti tepat di depan toko fashion miliknya. Di sana, ia sudah disambut oleh beberapa staff. Adiba mengikuti langkah Alby masuk ke dalam toko berukuran besar dan berdekorasi art yang menandakan ciri khas Alby.

The CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang