3

777 140 31
                                    

Publish Ulang!

****

Dua tahun sudah Shinhye membuka usaha kecilnya. Namun, sampai sekarang hasil dari kerja kerasnya belum terlihat sama sekali pun, kehidupannya tetap sama. Tidak ada peningkatan hidup selama dua tahun ini, entah kemana uang yang mereka dapatkan. Tetapi, justru uang yang selama beberapa bulan ia kumpulkan selalu habis dalam sekejap. Mungkin uang tabungannya habis di gunakan untuk menyewa rumah baru, karena selama beberapa bulan terakhir Yonghwa dan Shinhye selalu berpindah-pindah rumah di karenakan tempat tinggal mereka yang dulu selalu di ganggu oleh salah satu keluarga Yonghwa.

Seseorang tersebut selalu berkunjung ke rumah mereka hanya untuk mengatakan ancaman pada keduanya. Sudah di pastikan jika orang tersebut memang tidak pernah menyukai pernikahan mereka. Yonghwa yang tak ingin kehidupan barunya selalu di usik ketenangannya. Lalu, ia memutuskan selalu pindah rumah dari satu tempat, ke tempat lain hanya untuk menghindari Bibi Jung Hana. Wanita paruh baya itu sampai sekarang menentang keras pernikahannya dengan Shinhye.

Namun, apapun yang di katakan Bibi Jung, Yonghwa sama sekali tidak pernah merespon ucapannya. Bagi Yonghwa semua ucapan yang di lontarkan Bibi Jung bagaikan angin yang berlalu dengan sendirinya. Ia tidak akan terpengaruh oleh berbagai hal apapun itu.

Seperti sekarang Shinhye hanya mampu terdiam mematung di tempat ketika kedua ekor matanya menangkap sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di depan rumahnya. Shinhye yang sudah hapal mobil siapa itu, ia tidak berani untuk memunculkan diri dan lebih memilih bersembunyi di persimpangan jalan.

Beberapa menit ia menunggu akhirnya mobil tersebut pergi juga. Di rasa sudah aman Shinhye kembali melanjutkan perjalanannya dengan napas yang sedikit lega.

"Aku sudah menduga. Jika, Bibi Hana tidak akan menyerah begitu saja" gumamnya di sertai kerutan yang terlihat di keningnya.

****

Sekitar pukul sembilan malam Yonghwa baru tiba di rumah. Akhir-Akhir ini pengunjung Restaurant selalu ramai, sehingga ia terpaksa harus mengambil jam tambahan. Di tambah gaji yang ia dapatkan juga pastinya lumayan untuk memenuhi kehidupannya dan Shinhye.

Yonghwa sangat beruntung di saat ia kembali dengan kondisi yang lebih segar, aroma harum dari berbagai hidangan makan malam menyambutnya dengan suka cita. Sang Istrilah yang senantiasa mengerjakan semuanya, memanjakan sedikit sang Suami dengan kemampuan yang ia bisa lakukan.

Di atas meja sudah tersedia Japchae, dan telur gulung, lagi-lagi kedua hidangan itu yang selalu menjadi santapan mereka. Di karenakan Shinhye juga tidak sanggup membuat masakan lain dengan biaya yang lebih mahal lagi, ia hanya bisa membuatkan masakan sederhana untuk Yonghwa. Meski begitu mereka tidak pernah mengeluh sama sekali, apapun yang bisa mereka makan, mereka tetap mensyukurinya. Karena mereka sadar jika di luar sana masih banyak orang-orang yang bernasib lebih buruk dari mereka.

"Ah bunyi-bunyi di perutku semakin terdengar. Aku tak sabar ingin mencicipi masakan Istriku ini"

"Baiklah, sini biar aku yang siapkan untukmu"

"Makan yang banyak. Kau sudah bekerja keras seharian penuh" seru Shinhye mengusap bahu Yonghwa.

"Mian.. Belakangan ini aku sering pulang terlambat, di karenakan pengunjung Restaurant mengalami peningkatan"

"Tak apa. Kau tidak perlu mencemaskanku, aku pasti akan baik-baik saja. Justru aku malah mengkhawatirkan kesehatanmu"

"Kau tenang saja, Sayang. Aku pasti kuat, asalkan kau tetap bersamaku"

Be Loyal With MeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant