Chapter 14 : Who's the Culprit

23.8K 1.2K 115
                                    

Sasuke turun dari mobilnya ketika supirnya membukakan pintu untuknya hingga seorang wanita yang mengendong Sazuke datang lalu menyerahkan bayi mungil itu kepada Sasuke.

Sasuke pun berjalan dengan langkah tegasnya memasuki perusahaan yang sudah lama ia pimpin itu hingga suara bisikan karyawannya mulai terdengar.

Para karyawan lainnya bertanya-tanya perihal Sazuke yang berada digendongan Sasuke pasalnya mereka tahu bahwa Sasuke belum menikah sementara keponakan Sasuke sudah berusia diatas lima tahun.

Sasuke nampak acuh, ia terlalu khawatir pada kondisi Sakura karena ia tahu pasti Sakura sangat khawatir pada Sazuke.

Sasuke pun memasuki ruangannya hingga ia langsung bisa melihat Sakura menyambutnya dengan wajah kusut dan mata yang bengkak.

"Sazuke?!" Sakura memekik lalu mengambil Sazuke dari gendongan Sasuke lalu mencium bayi mungil itu berulang kali hingga Sazuke nampak tertawa kecil.

"Terima kasih" Ucap Sakura menatap Sasuke hingga Sasuke mengangguk pelan.

"Seharusnya kau jangan menangis" Ucap Sasuke sedikit meringis melihat mata Sakura yang membengkak.

"Bagaimana aku tidak menangis ketika putra ku diambil orang lain" Ucap Sakura memeluk erat Sazuke.

"Bukankah kau tahu semua akan baik-baik saja selama ada aku disisimu?" Ucap Sasuke dengan senyum tipisnya.

Sakura terdiam sejenak lalu tersenyum kecil, benar juga selama Sasuke bersamanya semuanya akan terasa baik-baik saja sesulit apa pun kondisi yang ia alami.

"Aku akan pergi sebentar, tak apa jika kau mau pulang" Ucap Sasuke hingga Sakura menggeleng pelan.

"Biar pun kau bos ku, aku tak bisa seenaknya. Aku akan tetap disini bersama Sazuke" Tolak Sakura secara halus.

"Kalau begitu aku akan menyuruh orang untuk mengawasi dan menjaga kalian selama aku pergi" Ucap Sasuke namun Sakura nampak menggelengkan kepalanya.

"Jangan bersikap berlebihan" Tolak Sakura membuat Sasuke menghelan nafas pelan.

"Aku hanya tidak mau terjadi hal buruk pada kalian, jadi menurut lah" Ucap Sasuke hingga akhirnya Sakura mengangguk pasrah.

Sekalipun Sakura menolak pasti Sasuke akan tetap menyuruh orang untuk mengawasi dan menjaganya mengingat betapa keras kepalanya pria itu.

"Aku pergi" Pamit Sasuke mengecup kening Sakura membuat wajah Sakura merona padam.

Sasuke pun mengelus pipi merah Sazuke lalu mengecup pelan kening bayi mungil itu sebelum ia pergi.

Sasuke pun pergi kesebuah tempat yang sangat tertutup setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit hingga ia pun disambut Ayah dan Kakaknya.

"Ck, kau ini kenapa di hari Sabtu malah mau mengintrogasi seseorang sih. Ini kan hari khusus tanpa kekerasan" Keluh Itachi yang kini berjalan disamping Sasuke bersama Fugaku.

Tempat itu memang biasanya digunakan untuk melakukan introgasi kepada karyawan yang melakukan korupsi, pengelapan dana atau kepada orang-orang yang mengusik ketenangan keluarga Uchiha.

Langkah tegas ketiganya pun berhenti disebuah ruangan yang mana disana ada seorang pria yang diikat dikursi dan dikelilingi beberapa orang berbadan tegap.

Tangan Sasuke nampak terkepal, jelas ia marah pada pria yang duduk dikursi itu karena sudah berani mengusik Sakura dan Sazuke.

"Siapa dia? Orang biasa ya?" Tanya Itachi sambil tersenyum miring.

DUK...

Sasuke menendang pelan kaki kursi tersebut namun mampu membuat pria yang berada dikursi itu terjatuh.

HeartbeatDonde viven las historias. Descúbrelo ahora