Bagai 'PETIR DISIANG BOLONG'

68 3 0
                                    


Berawal dari suara pertengkaran mama dan bapa, saat aku nangis histeris, apalagi adikku yang masih sangat bayi, adikku seakan tau suasana saat itu. Entah apa yang mereka bicarakan. yang jelas saat itu banyak saudaraku yang lain berdatangan. Termasuk emak. Seingatku emak ikutan bicara, tapi aku masih belum ngerti apa yang mereka bicarakan. Yang aku ingat, hanya pada saat aku digendong bapak, dan bapak juga mengais adik kecilku. Aku dibawa bapak masuk kedalam mobil, mama saat itu teriak-teriak nangis. Sambil bilang "Lily... Idiq... Lily... Idiq"

Iya, banyak orang yang bilang cerita ini seperti kisah dalam sinetron. Hingga sekarang masih banyak orang yang sering cerita ke aku soal kejadian itu. Bahkan mamapun pernah menceritakannya.

Pada saat itu aku membuka album foto masa kecilku dan idiq, kebetulan ada mama dipinggirku, dan aku sempat bertanya, tentang alasan mengapa mama membiarkan aku dan idiq dibawa pergi oleh bapak.

Saat itu mama langsung menceritakan,

"Dulu, saat mama dan bapakmu bercerai, bapa berniat ingin membawa kamu dan idiq ke jakarta. Begitupun mama. mama juga ingin bersama kalian. Apalagi saat itu idiq belum lepas ASI. namun karena bapa bersikukuh, akhirnya bapak nekad akan membelah dua kalian, katanya agar bapa dan mama bisa sama-sama kebagian. "

"Saat itu, bapakmu sudah mengambil golok untuk membelah kalian, idiq yang saat itu masih bayi terus-terusan nangis, dan kamu juga yang seperti terlihat ketakutan nangis sekencang-kencangnya. Begitupun mama, Mama juga nangis, karena gak tega liat kalian berdua."

"Emak juga saat itu nangis, semua kaka mamah juga pada nangis, karena tidak bisa membayangkan bagaimana jika kalian benar-benar dibelah menjadi dua"

"Emak bilang gini ke mama, "

"Nak.. kamu relakan saja anak-anak ikut dengan bapanya. Tak usah kuatir.. mereka juga kalo sudah besar nanti pasti akan mencari ibunya. Dan kamu juga bisa menengok mereka ke jakarta"

"Saat itu mama sangat yakin, bapakmu tidak mungkin benar-benar akan membelah kalian. Karena mama tahu, bapak sangat menyayangi kalian."

"Tapi mama cuman takut, bagaimana jika bapakmu dihasut setan. Mama takut itu itu terjadi"

"dengan berat hati, seperti pepatah emak, mama merelakan kalian pergi dibawa bapak. sampai akhirnya mama pergi ke Saudi agar bisa menghilangkan rasa sakit karena kehilangan kalian."

"Seandainya hari itu tidak terjadi keributan, mungkin saat ini kita akan tetap bersama, idiq adikmu tidak akan tinggal jauh disana bersama ibu tirinya."

Mata mama berkaca-kaca saat bercerita, aku sediri merasa bersalah karena sudah mananyakan hal seperti itu.

***

KETIKA MATAHARI TERBENAMWhere stories live. Discover now