Rumahku

31 1 0
                                    

Tibalah dibawah pohon bambu, aku sadar, rumah yang saat itu aku lihat adalah rumahku.

Mama tidak mengantarku sampai benar-benar ke rumahku, mama hanya mengantarku sampai Rumah saudara teh lala yang tidak jauh dari jalan.

Mama hanya meneriaki mama dan bapaknya teh lala dari kejauhan, agar menghampirinya ketempat itu.

Lalu, bapak dan mamanya teh lala datang. Dan bertanya

"Ada apa ini?" tanya bapanya teh lala.

"Ini kang, saya kembalikan lily, saya tidak tahu lagi harus ngasih tahu lily gimana, silahkan. Saya pasrahkan lily hidup dan matinya. saya tidak akan bertanggung jawab lagi."

Mendengar mama berkata seperti itu, hatiku sontak merasa sakit. Entah kenapa.

Bagaimana bisa seseorang yang selama ini benar-benar kuanggap sebagai ibuku berkata seperti itu didepanku.

Dan keyakinanku bertambah 150%, kalau teh lala ternyata benar-benar saudara kembarku.

Setelah berkata banyak. Kemudian mama pulang dengan wa nanang, meninggalkan aku dan tas besar milikku.

Aku sangat sedih saat mama pergi. tapi itu sudah menjadi salah satu resikonya.

Kemudian, diboyonglah aku oleh mama dan bapak teh lala menuju rumah tengah sawah itu.

Didepan rumah.

Kulihat teh lala Yang katanya juga menangis seharian setelah aku tinggalkan kemarin. Hari itu, dengan matanya yang riang dan gembira. Teh lala menyambutku.

Teh lala langsung menarik tanganku dan mengajakku berjalan-jalan dibawah pohon mangga dan bermain.

"Lily.. jadi kamu akan benar-benar tinggal dirumah ini?"

Sebenarnya, aku tidak yakin harus menjawab apa.

Karena pada saat itu, aku juga ingin mamaku kembali.

Tapi setelah dipikir-pikir. Aku disana juga tidak dirumah mama.

Yasudahlah, aku jawab teh lala dengan sigap

"Iya teh.."

Sambil bermain, aku dan teh lala bercerita banyak.

Salah satunya adalah teh lala bilang. Kalau kita adalah anak kembar yang sengaja dipisah.

Lalu... teh lala juga bilang. Katanya

"Mulai sekarang kamu harus bilang umy juga ke umyku.. jangan panggil uwa lagi ya.."

Ternyata benar. Wa kulsum adalah Ibu yang telah melahirkan aku.

Hari itu, aku benar-benar tau siapa ibuku di usiaku yang ke 6 tahun, saat aku sudah duduk di bangku Sekolah kelas 2 SD.

***

KETIKA MATAHARI TERBENAMWhere stories live. Discover now