7. Dududududu

759 59 5
                                    

Matahari kian bergeser, kini para atlet dan juga Soraya tengah berada di vila yang cukup luas milik Marcus setelah menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Berawal dari Rainbow Garden, Floating Market dan waktu paling lama mereka habiskan di Grafika Cikole.

Mereka sangat puas memainkan semua wahana yang disajikan, dikarenakan rata-rata masa kecilnya kurang bahagia jadi mereka memutuskan untuk bermain wahana tradisional. Permainannya simpel saja, layaknya acara 17 Agustusan, merekapun bermain lomba makan kerupuk, balap karung dan juga tangkap belut.

"Dek capek banget ya." kata Melati sambil merebahkan tubuhnya.

"Iya kak, apalagi tadi pas nangkep belut. Gue heran sama belut, kenapa bentuknya harus panjang? Licin lagi. Harusnya kotak kek atau layang-layang biar gampang ditangkepnya." gerutu Soraya karena pada permainan itu dia kalah telak.

"Ngomong sama lu gak pernah bener ya, udah ah gue mau mandi dulu." kata Melati sembari mengambil anduk dan juga baju ganti.

Soraya yang telah lebih dulu membersihkan diri mulai jenuh dengan aktifitasnya, ingin eksis di sosial media tapi hpnya lowbat, ingin nyanyi tapi dia takut jika vila ini runtuh seketika, ingin kentut tapi dia takut seluruh penghuni yang ada mati keracunan, alhasil dia memutuskan untuk ke bawah dan mencari beberapa makanan yang bisa dia santap.

"Aw." ringis Soraya saat kepalanya menatap seseorang.

"Sorry gue gak sengaja." kata orang itu yang membuat Soraya mematung.

"Dek lu gak kesambet hantu di hutan pinus tadikan?" tanya orang itu saat mendapati Soraya yang terus terdiam.

"Eh em itu, apa sih em...enggaklah, masa cecan kesambet." jawab Soraya salah tingkah.

Demi menjaga jantungnya yang terus berdetak abnormal, akhirnya Soraya meninggalkan Rian yang masih menatapnya bingung. Kejadian tadi saat di Rainbow Garden membuatnya sangat malu, bahkan kali ini dia sangat ingin memakai mantel transparan yang membuatnya hilang seperti pada film doraemon.

"Dek lu ngapain disini?" tanya Fajar.

"Eh."

Soraya baru tersadar, ternyata sedari tadi kakinya terus melangkah tak tentu arah. Hingga akhirnya berakhirlah dia disini, di kamar Fajar yang berada di lantai satu.

'Kalo ini kamar bangke, berati kamar kak Rian juga dong?' batin Soraya.

"HIYAAA!! KENAPA GUE BISA KESINI?!" teriak Soraya hingga membuat cermin yang ada di kamar bergetar.

"Bisa gak sih lu jadi cewek dikit? Gue yang malu dek!" ketus Fajar.

"Abang gue tuh malu, terus ini kaki kenapa lagi pake jalan kesini." gerutu Soraya.

"Lu taukan kejadian tadi itu ngebuat gue malu setengah mampus? Apalagi ini diliatin sama temen-temen lu! Omaygat, gue harus gimana bang?" rengek Soraya.

Fajar terdiam, seketika pikirannya teringat pada kejadian tadi siang. Detik-detik dimana Soraya mulai tersandung pohon toge, lalu setelahnya adegan pelukan terjadi begitu saja secara cepat tanpa dapat dihindari.

"Tuh tuh lu mikir apa bang? Lu mau ngetawain gue? Kakak macam apa lu?" sungut Soraya.

"Gimana rasanya di peluk mas Jom?" goda Fajar yang membuat Soraya merenggut.

"Ih aa jangan ngegodain Aya." rengek Soraya yang membuat Fajar terkekeh.

Jika sudah begini Fajar akan memberikan siraman rohani kepada adik satu-satunya secara singkat padat dan tidak jelas, semua ketidak jelasan itu dia lakulan karena tidak adanya saldo yang masuk di rekeningnya.

"Lu suka sama Rian?" tanya Fajar.

"Kagak lah, orang baru ketemu." jawab Soraya, namun tersirat keraguan disana.

"Terus kenapa lu salting?"

"Eh kapan? Perasaan lu aja kali bang." elak Soraya.

Fajar tersenyum sesaat, "Kalo gak salting kenapa lu selalu berubah jadi cewek waktu deket Rian?"

"Bangke gue emang cewek!" sungut Soraya.

"Iye, tapi gue masih ragu. Lagian tadikan gak sengaja, kenapa lu masalahin hal itu sih? Toh Riannya juga gak terlalu mikirin hal itu, jangan terlalu baperlah dek." kata Fajar yang entah mengapa membuat hati Soraya sesak seketika.

"Oh gitu ya bang, oke deh gue mau keluar." kata Soraya lesu.

Untuk kedua kalinya Soraya melangkah tak tentu arah, ternyata semenyakitkan itukah saat ekspektasi tidak sesuai realita? Tapi tunggu! Mengapa Soraya mendadak mellow hanya karena perkataan Fajar? Dengan cepat Soraya mengalihkan pikirannya dan mulai bersenandung.

Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Abis mandi ku terus tidur
Abis gitu ya tidur lagi
Bantal guling bau iler yey!

Sepanjang kakinya melangkah Soraya terus menyenandungkan lagu itu, terkadang dia merubah genre musiknya menjadi dangdut atau rock n roll. Tapi seperti biasa, tidak ada satupun lagu yang benar dia nyanyikan. Memang dasarnya dia sudah terlahir menjadi spesies teraneh yang akan masuk tujuh keajaiban dunia, jadi sangat sulit untuk merubah tabiatnya.

"Eh lu mau pindah rumah ya? Tertib banget sih jalannya pake baris segala. Kalo ikut PBB lu bakal menang, gue jamin deh. Cepet sana daftar." celetuk Soraya saat melihat barisan para mantan yang sedang melewatinya-kagak deng-barisan semut yang sedang gotong royong membawa rempah-rempah makanan yang dia dapatkan.

Soraya terduduk di teras, matanya terus melihat ke langit yang mulai menjingga. Sunset yang dia lihat saat ini sanggat membuatnya kagum, memang benar kata orang, terkadang yang indah tak selalu berada dalam genggaman. Bagai menggenggam pasir, senjapun cepat menghilang ditengah gelapnya malam.

"Lu tau gak? Selama ini gue selalu sendiri, bahkan gue ngerasa gak ada yang merhatiin gue. Selena? Dia emang sahabat gue, tapi dia bukan orang yang mampu ngebuat gue tenang." kata Soraya pada rumput yang bergoyang.

"Gue bersyukur punya a Fajar, tapi disisi lain gue kesel waktu dia ninggalin gue demi karirnya. Gue cuma punya dia, tapi dia punya temen yang bener-bener ngebuat dia nyaman. Temen a Fajar udah kek keluarga sendiri, meskipun gue baru pertama kali ketemu sama mereka, tapi gue bisa ngerasain itu semua." kali ini Soraya berbicara pada daun yang tertiup angin.

"Argh! Kenapa gue jadi kek emak-emak yang mellow cuma gara-gara sinetron sih." keluh Soraya.

Kini dirinya kembali hanyut dengan sejuknya hawa khas lembang, perlahan-lahan langit mulai menghitam. Kegelapan mulai menyapa, dan semburat warna jingga undur diri. Samar-samar terdengar suara semak-semak, Soraya pikir itu hanyalah seekor kucing yang sedang ena-ena dengan doinya. Tapi jelas dugaannya itu salah, semakin lama suara itu semakin kencang terdengar. Namun setelahnya seketika hening, digantikan suara binatang malam yang mulai membuat orkesta.

Tiba-tiba sudut mata Soraya menangkap sekelebat bayangan hitam yang melintas di depan pagar, meskipun ragu namun dia ingin memastikan siapa orang yang ada disana. Siapa tau saja aksi yang dia lakukan akan menjadi viral di sosial media dengan judul 'Seorang Gadis SMA Berhasil Menggagalkan Aksi Pencuri Hati Doi'.

Sesampainya di depan pagar Soraya harus menghela nafas kecewa, tidak ada siapapun disana. Pupus sudah harapannya untuk viral beberapa saat. Namun saat Soraya ingin kembali, mulutnya dibekap. Dua detik kemudian, gelap.

°°°
Hola gaes.
Aku udah kehabisan stok somplak nih:( Doakan aja biar cepet dapet inspirasi ya😂

TFR💕

Dibalik Bulu Angsa [✓]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin