Bab 2

28.6K 580 6
                                    

"Bi masak apa, nica kesiangan bangunnya ya." ucap nica yang baru datang ke dapur.

"Bibi masak non, tadi kata tuan hari ini gak usah masak."

"Loh emang kenapa bi?"

"katanya sih mau makan di luar."

"Oh gitu, ya udah deh nica masak buat kita aja bi."

"Nanti aja non, biar bibi aja yang masak."

"Aihh mulai deh si bibi mah, nica bilang biar nica aja yang masak. Bibi lanjut ngepel aja."

"Tapi non, masa non bantuin pekerjaan bibi terus."

"Ini nih kebiasaan bibi, selalu aja menolak. Pokoknya kali ini dan seterusnya nica gak mau ada acara tolak menolak lagi."

"Ya udah, bibi gak akan nolak, tapi kalau butuh bantuan apapun panggil bibi aja ya."

"Nah gitu dong, dari tadi napa bi."

Nica sangat menyukai suasana dapur, baginya tempat ini bisa di jadikan sebagai temapat favoritenya di saat dirinya sedang banyak pikiran. Setidaknya waktu yang ia punya tidak terbuang siasia hanya untuk melamunkan hal-hal yang tidak penting.

"Bi mulai besok nica mulai kerja loh."

"Kerja? Ah si non mah sok bercanda wae."

"ihh bibi nica itu serius, nica itu gak mau terus bergantung pada suami nica. Bibi tau sendrikan bagaimana rumitnya hubungan yang nica jalani. Cepat atau lambat mas revan bakal ninggalin nica dan saat itu tiba nica harus pergi dari sini."

Mendengar penuturan majikannya bi cici hanya diam, dia tau hubungan seperti apa yang tengah di jalani majikannya. Dari awal pernikahan mereka bi cici telah menyaksikan pasangan muda ini. Tapi dia juga tak menyangka jika majikan perempuannya yang selama ini terlihat kuat juga acuh ternyata menyimpan rasa sakit yang begitu dalam.

Jika di pikir kembali, memang siapa yang akan kuat jika suami sendiri terus menyalahkanmu bahkan sampai menganggapmu jalang. Lebih dari itu bahkan majikannya ini lebih terlihat seperti asisten rumah tangga di bandingkan dengan seorang istri.

"Non yang sabar, semua ini ujian non dan non harus bisa menghadapi semuanya. Bibi yakin non bisa menghadapinya."

"Sudah terlalu lama nica bertahan, tapi semuanya percuma. Mas revan gak bakal melihat nica, mungkin saat ini nicalah yang harus sadar. Bahwa selamanya mas revan gak akan pernah nica miliki. Mas revan akan lebih bahagia jika bersama kekasihnya."

"Non bukannya sangat mencintai tuan? Kenapa tidak berjuang sedikit lagi non."

"Hampir setaun bi kita bersama. Waktu setahun bukanlah waktu yang sebentar buat nica. Jika mas revan berniat untuk berubah, dia pasti sudah bisa menerima keadaan ini."

"Tapi lihat bi, bukannya berubah justru mas revan semakin menyudutkan ku atas kesalahan yang nica perbuat." lancut nica

"Bibi akan selalu mendukung apapun keputan non, karena bibi tau semua keputusan yang non ambil adalah yang terbaik buat non."

"Makasih bi, tapi pembicaraan ini jangan sampai ada orang yang tau. Apalagi mas revan , mungkin saat ini juga aku bakal langsung di cereikan."

"Emang kenapa non kalau cerainya sekarang, bukannya sama aja mau sekarang ataupun nanti."

"Mulai deh bi, kalau sekarang cerainya yang ada aku bakal jadi gelandangan. Setidaknya aku harus punya tabungan buat ngontrak dan makan sehari-hari."

"Non mah emang gak berubah, selalu aja pinter."

"Hahaha iya dong bi, itu mah harus."

Nica gak pernah mau merepotkan orang lain. Jadi jika suatu saat dia harus pergi dari rumah revan, maka dia juga harus punya tempat tinggal untuk dirinya berlindung. Karena jika pulang kerumah orang tuanya pun itu tidak memungkinkan.

Unwanted Marriage (Tersedia Di Dreame)Where stories live. Discover now