29

22.9K 616 78
                                    

"Cepat katakan jangan bertele-tele"

"Sebenarnya dari info yang  saya dapat mbak shila datang ke bali  karena dia tau akan segera melahirkan. Anaknya selamat tanpa kekurangan apapun, apalagi sampai bisa meninggal, itu semua hanya akal-akalan mereka saja, sepertinya banyak gejanggalan dalam kasus ini, karena dari info yang saya dapat juga ternyata dia hamil dengan pria lain dan jelas jika itu bukan anak anda." Revan diam tanpa niat menjeda.

"Anaknya berjenis kelamin laki-laki, yang kini telah dia jual pada orang luar yang berani membayarnya dengan harga fantastis, hal itu semakin kuat dengan adanya bukti mbak shila menerima transferan uang dalam jumlah yang cukup banyak, dan tentu saja itu atas perintah anton pamannya."

Revan menggeram ketika mendengar nama anton, sudah dia duga jika ada yang tidak beres dengan  anton, bahkan saat pertama revan bertemu dengannya ada aura yang membuat revan tidak menyukai paman shila itu.

"Apa tujuan anton melakukan ini semua?" Tanya revan karena bagaimna pun revan harus tau kelemahan lawannya sebelum dia mulai berperang, ya saat ini revan  akan menganggap jika shila dan juga  pamannya tengah menantang revan untuk berperang secara tertutup, dan sudah pasti revan dengan senang hati akan menerimanya, meski dia harus menghilangkan rasa cintanya terlebih dahulu pada shila.

"Apalagi jika bukan untuk menyokong dana perusahaan anton yang di ambang kebangkrutan, dia memperalat shila untuk  membantunya dengan alasan shila berhutang budi karena telah anton besarkan dari kecil."

Ya, revan tau tentang itu, shila memang di buang oleh orang tuanya karena di anggap sebagai anak haram dan anton datang menawarkan diri untuk merawat shila, namun revan tidak tau jika selama ini anton menggunakan shila untuk mencapai ambisinya.

"Lalu" tanya revan kemudian.

"Shila hamil oleh anak anton yang tak lain sepupunya sendiri, dia pergi dari kediaman anton semenjak shila menikah dengan anda." Jelas ini membuat revan terkejut bagaimana tidak shila menjalin hubungan terlarang dengan sepupunya hingga memiliki anak.

Revan benar di tipu habis-habisan oleh mereka. Bagai kerbau di cocok hidungnya selama ini revan hanya menurut dengan semua permintaan shila yang hampir tidak sanggup dia penuhi.

"Cari tau keberadaan sepupu shila sekarang dan jika bisa cari siapa yang membeli anak itu." Titah revan

"Kami sempat menemukan sepupunya itu  berada di bandara namun setelah itu kami kehilangan semua akses yang telah kami dapatkan, untuk mencari tau siapa yang membeli anaknya seperti dia orang dari negara asing."

Sial selalu saja seperti ini, kapan revan bisa mendapat info yang lengkap tanpa setengah-setengah, karena itu hanya membuatnya penasaran, untuk info yang selanjutnya revan harus pastikan dia mendapatkannya selengkap mungkin, meski masih revan yakini info yang didapat akan tetap meninggalkan teka teki kembali.

"Perintahkan semua orang yang menangani kerja sama dengan perusahaan anton untuk memutuskan kerja samanya saat ini juga."

"Maaf pak, tapi saran saya lebih baik kita tidak langsung mengambil tindakan ini, karena jika kita langsung bertindak tanpa merencanakan semuanya pasti anton akan menggunakan cara yang lebih licik lagi."

Memang benar jika revan gegabah ngambil keputusan, itu hanya akan membuatnya terjerumus pada jebakan anton dan itulah yang anton inginkan.

"Baik, ah aku hampir lupa apa kau sudah menemukan orang yang selalu meneror ku akhir-akhir ini."

"Kami baru mengetahui sebagian, dan belum memiliki bukti yang cukup."

"Apa yang kamu ketahui?"

"Orang yang selalu meneror anda adalah salah satu dari orang kepercayaan sepupunya mbak shila, namun yang membuat kami aneh, orang-orang itu bukanlah orang-orangnya anton melainkan anak buahnya keluarga abimasta."

Abimasta? Mendengar nama itu membuat revan teringat akan nica, apa mungkin nica juga ada kaitannya dengan mereka, karena nica menghilang ketika di tangani oleh rumah sakit milik abimasta dan dengan niatnya mereka menipu semua orang dengan menyatakan bahwa nica telah meninggal.

Sungguh permainan cantik. Ya, revan mengakui itu, keluarga abimasta memang di kenal dengan kepintarannya dalam membuat strategi, dan kini revan membenarkan semua opini masyarakat, mereka mampu menyembunyikan semua data orang-orang kepercayaannya tanpa tersentuh lawan sedikit pun, bahkan jika di pikir revan pun tidak akan bisa melindungi hampir seluruh anak buahnya, jika mereka sedang jadi incaran dan target dari musuh-musuhnya.

"Saya percayakan semuanya sama kamu, jika butuh bantuan, rina akan membantumu." Ucap revan pada vano.

Kali ini revan hanya mengerjakan orang-orang yang terbukti dapat dia percaya, karena jika salah pilih maka semuanya akan kacau berantakan.

"Saatnya aku mengunjungi istri tercinta ku di rumah sakit."

Dia hanya  ingin melihat sejauh mana shila dan anton bersandiwara, meski amarah telah memenuhi diri revan, namun sebisa mungkin revan harus terlihat bodoh agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka.

"Hai sayang kamu sudah  sadar." Revan berjalan menuju shila yang tengah di suapi pamannya.

"Sayang maafin aku karena tidak bisa menjaga anak kita." Dhila terlihat sedih dan jika revan tidak mengetahui akal busuk dari mereka, mungkin dirinya akan tersentuh melihat istrinya yang bersedih.

"Gapapa shil, mungkin itu memang bukan rezeki kita aku sudah ikhlas untuk semuanya, meski sulit tapi mau gimana lagi, ini sudah takdirnya."

"Makasih ya sayang kamu benar-benar selalu mengerti perasaan aku."

"Eh paman gak berangkat kerja?" Tanya revan pada anton yang tengah menatap nya.

"Paman di sini saja nunggu sampai shila benar-benar sembuh."

"Wah paman kamu sangat menyayangi kmu ya shil." Ucapan revan membuat shila menegang, revan yang melihat reaksi shila yang sedikit berlebihan.

"Tentu van paman sudah menganggap shila seperti anak paman sendiri."

"Ngomong-ngomong katanya kamu punya sepupu shil, kok dia tidak datang menjenguk kamu, waktu pernikahan kita juga dia tidak datang." Revan memperhatikan gestur dari kedua manusia yang berbeda jenis kelamin ini.

"Sepupu aku sekarang kerja di luar negri van, jadi kasian kalau menyuruh dia kesini hanya untuk menengok aku."

Revan hanya beroh ria mendengar jawaban shila yang menurutnya cukup masuk akal untuk seorang yang tengah berbohong.

"Ya sudah kamu istirahat saja dulu, aku akan kembali ketempatku untuk membereskan beberaapa masalah di kantor."

Semenjak menyusul shila ke bali pekerjaan revan memang menjadi berkali kali lipat dari sebelumnya.

"Paman aku titip shila dulu ya, nanti jika semuanya sudah selesai aku  akan kemabali lagi." Ujar revan.

Untuk apa juga revan berlama-lama di sini, toh mereka juga hanya besadiwara, jadi tidak salah jika revan memainkan permainan yang sama untuk membodohi mereka.

"Rina kamu sudah dapat info tentang nica? Ini sudah lebih dari waktu yang saya tentuin, jika kamu tidak sanggup saya bisa menyuruh yang lain untuk menyelidiki semua ini." Tanya revan pada orang di sebrang terlponnya.

Pokonya revan tidak mau menerima info yang hanya membuat kepalanya makin pecah.

"Lebih baik kamu kerja sama dengan vano karena sepertinya tugas kamu ada sangkut pautnya dengan tugas yang sedang vano selidiki."

",,,"

"Saya tidak mau mendapat berita yang setengah-setengah, pastikan semua datanya lengkap jika ingin memberikannya pada saya."

",,,,,,,"

Tanpa revan sadari seseorang yang selama ini dia cari telah memperhatikannya, dengan senyum penuh kemenangan, bagaimana mungkin revan bisa  mendapatkan apa yang dia mau, sementara orang yang tengah revan cari selalu mengikuti gerak geriknya tanpa kenal lelah.

"Sebentar lagi kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau revan." Guman pria tersebut dengan seringai di wajahnya seperti biasa. 

Unwanted Marriage (Tersedia Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang