23

21K 491 13
                                    

Hari pernikahan pun tiba, terlihat senyuman yang terlukis di wajah kedua mempelai, sebagai pertanda betapa bahagianya mereka saat ini. Pernikahan yang hanya di hadiri keluarga, shila yang di dampingi pamannya sebagai wali dari pernikahannya dan tak lupa pula keluarga nica yang turut hadir.

"Tolong jaga ponakan om baik-baik ya van." Ucap om shila yang bernama anton.

"Pasti om semua yang ada pada shila bakal saya jaga sebaik mungkin dan begitupun semua kebutuhannya." Jawab revan.

"Ekhemm saya pamit pulang dulu, selamat buat kalian bahagia selalu." Ucap rama dengan nada yang sinis.

"Terimakasih untuk ucapannya dan telah menyempatkan waktu untuk datang ke pernikahan kami." Revan tak ingin kalah dengan ucapan mantan mertuanya.

Sepeninggalan keluarga nica juga kerabat yang sudah pergi, kini hanya tinggal tersisa keluarga revan dan sepasang pegantin.

Bugh
Bugh
Bugh

"Bangsat lo van, bahkan sekarang gue malu, jijik manggil lo dengan sebutan abang." Ucap reyhan yang belum puas menghajar abangnya.

"Selama ini gue bener-bener gak nyangka lo sebejat ini, apa sekarang lo masih pantas di sebut manusia? Lo itu iblis revan bahkan lebih kejam dari itu." Cerca reyhan.

"Lo apa-apaan sih ngapain mukul suami gue sampe segitunya." Ucap shila yang tak terima melihat suaminya babak belur akibat pria yang tidak di kenalnya.

"Heh lo denger baik-baik yah, lo gak akan pernah bahagia dari hasil ngerebut milik orang, yang ada lo hanya akan di hantui rasa bersalah."

Bugh
Kini pukulan di layangkan dari revan untuk reyhan.

"Gak ada hak buat lo ngomong gitu ke shila, karena dia sama sekali gak ngerebut apapun, malah dia yang melengkapi kebahagiaan gue sekarang." Revan tak akan pernah terima jika ada satu orang pun berkata kasar apalagi berteriak pada istrinya.

"Gue lupa jika jodoh itu cerminan diri kita, jadi gue gak heran liat lo bersanding dengan jalang karna itu emang layak , nica terlalu baik buat lo bangsat, busuk yang menjijikan bahkan gue gak tau sebutan apa yang pantas buat pria sebrengsek lo van."

"Lo sukakan sama nica , makannya lo gak terima dia nikah sama gue gitu kan." Sindir revan.

Bugh

"Kalau iya emang kenapa? Gue terima ketika dia telah menikah, tapi kenapa harus dengan cowo sebangsat lo van, demi tuhan nica itu wanita baik, lo bakal nyesel telah nyia-yiain dia sampai akhir."

"Baik apa maksud lo? Baik jadi pelacur lo, iya itu yang lo maksud baik, bahkan dia mati pun karena penyakit yang dia derita akibat kenakalannya." Revan tersenyum bangga seolah perkataan yang dia ucapkan benar adanya.

Bugh

"Lo gak kenal siapa nica, bahkan selama lo nikah pasti lo hanya mandang dia karena keburukannya dan itu artinya lo sama sekali gak pernah buka hati buat nica, itulah yang gue sayangkan buat lo, karena lo gak pernah mau tau betapa pedulinya nica sama lo yang tak lain suaminya." Selepas mengucapkan semua unek-uneknya deon langsung pergi.

Mendengar penuturan reyhan, revan hanya diam, hampir semuanya yang dikatakan reyhan benar, entah persaan apa yang kini tengah melanda revan, yang pasti revan pun tidak dengan apa yang di rasakannya saat ini, rasa yang belakangan ini selalu menghampiri dan menghantui revan.

"Mas ayo ke kamar kita obatin luka kamu." Ajak shila pada suaminya.

"Mas, mas kok malah bengong."

"Ah iya Ada apa nic?" Sahut revan yang sedari tadi masih memikirkan perasaan yang aneh pada dirinya.

Mendengar jawaban revan yang menyebut nama wanita lain, membuat shila murka dan tak habis pikir kepada revan yang baru saja menjadi suaminya.

"Apa-apaan kamu mas, jadi dari tadi kamu bengong itu lagi mikirin jalang itu? Ingat mas dia itu udah mati gak ada gunanya kamu mikirin wanita seperti itu."

"Lagi pula yang harusnya kamu pikirin itu aku dan anak kita, kamu pikir aku bakal baik-baik aja setelah mendengar kamu nyebutin nama wanita lain." Ucap shila dramatis pada revan.
Dia sangat kesal pada revan yang menyebut nama wanita itu. Udah mati aja masih bisa menjadi masalahnya saat ini.

"Maaf shil bukan maksudnya begitu, aku cuma kepikiran sama ucapan deon tadi, gak lebih apalagi sengaja mikirin dia." Jawab revan tak mau melihat istrinya cemburu akibat kecerebohannya.

"Ya udah ayo ke kamar kita obatin luka kamu." Kini shila pergi mendahului suaminya ke kamar.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

"Pernikahan mereka berjalan lancar tak ada halangan apapun." Ucap kevin.

"Lalu setelah ini apa yang bakal dokter lakkuin." Yanya damar.

"Membuat wanita itu menderita hingga dia lupa apa itu bahagia, dia dan pamannya yang sudah merancang semua ini. Kita hanya tinggal memainkan sedikit permainan di dalamnya, tanpa perlu buang-buang waktu."

"Apa menurut dokter ini bakal berhasil, bagaimana jika anton mengetahui semua ini dia bakal balik membalasnya pada kita." Tanpa banyak yang mengetahui sebenarnya damar pun memiliki dendam tersembunyi pada anton. 

"Jika itu terjadi memang di luar rencananya, tapi saya pastikan semuanya tidak akan tercium oleh anton, kita lihat sampai mana kemampuannya saat ini dan tugas kamu suruh anak buah yang kamu punya untuk memantau keadaan di sana."

"Pastikan juga revan mendapatkan semua dokumen yang telah saya siapkan waktu itu, tapi ingat tutupi identitas kita."

Ya sebelumnya kevin memang telah menyiapkan semua data nica yang akan di kirim pada revan dari mulai nica yang menderita penyakit kanker, kehamilan nica yang masih sangat muda dan tentang kepalsuan kematian nica selama ini, tapi satu yang akan kevin tutup rapat yaitu keberadaan nica saat ini.

"Salah satu anak buah saya udah menyimpan beberapa dokumen data mbak nica tepat di kamar mbak nica sendiri." Terang damar yang telah melakukan tugsnya sesuai keinginan kevin.

"Apa itu tempat yang tepat, menurut saya revan gak bakal masuk lagi ke kamar nica." Tanya kevin

"Tenang aja pak selain di sana anak buah saya juga akan mengirim langusung datanya dampai ke tangan pak revan."

"Baiklah saya percayakan semua ini pada  kamu." Ucap kevin menepuk pundak damar kemudian pergi.

"Kita akan mulai permainannya sayang." Ucap damar dengan seringai misterius menatap gambar yang terdapat pada layar ponsel nya. 


^__^

Unwanted Marriage (Tersedia Di Dreame)Where stories live. Discover now