PART-43

43.2K 1.6K 30
                                    

Di dalam ruangannya Kirana menangkup wajahnya ia merasa sedih ketika melihat keadaan Kenneth yang sekarang, harusnya saat itu langsung kembali dan tidak meninggalkan mereka semua dengan luka yang begitu besar.

Tokk....tokkk pintu ruangannya di ketuk seseorang di luar sana, ia merapikan penampilannya yang sedikit berantakan itu.

"Masuk"

Masuklah pak Yuda dan Steven, Kirana memberikan senyuman hangat pada mereka.

"Papa ngapaian kesini?"

"Papa pengen makan siang sama kamu sayang"

Melihat keadaan Kirana atau Akira yang begitu kacau Pak Yuda menghampirinya lalu menghapus jejak air mata di mata indah putrinya itu.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini? Kamu harus kuat sekarang kamu udah liat sumber kekuatan kamu bukan? Papa percaya kamu bisa lewatin ini semua!! Kita ada disini buat kamu"

Kirana menggenggam tangan pak Yuda, disaat ia jauh dari keluarganya pak Yuda datang dan memberikan kebahagian yang jauh lebih besar.

"Makasih pa, kalo gak ada papa aku gak tau hidup aku akan seperti apa?"

"Shutss!! Harusnya papa yang makasih sama kamu, kamu udah kasih kebahagian yang lebih dengan Cleo dan Alea. Udah masuk jam makan siang kita makan dulu yuk"

****
Di kantin rumah sakit, pertemuannya dengan Akira membuatnya ingat saat pertemuannya dengan Kirana dulu mereka bertemu di rumah sakit.

Handphone Kenneth berdering panggilan dari putranya Kenzo.

"Hallo nak ada apa?"

"....."

"Iya Daddy pulang sekarang"

"....."

"Bawel banget sih"

Sambungannya terputus, ia bergegas pergi meninggalkan kantin namun baru saja ia berdiri ia melihat Akira datang dengan mendorong kursi roda milik seorang pria tua dan pria yang lebih muda di sisinya.

Dadanya terasa sesak saat melihat kejadian ini, ia menyentuh dadanya dan melihat kebahagian di wajah Akira andai saja Kirana masih hidup mungkin ia juga bisa melihat kebahagian di wajah Kirana.

Ia menggelengkan kepalanya lalu bergegas pergi, Kirana melihat kepergian Kenneth sedih rasanya ingin ia berteriak memanggil nama Kenneth dan memeluknya namun kondisinya sudah berbeda ia bukanlah Kirana yang dulu lagi. Dia adalah Akira bukan Kirana.

"Maafin aku Ken" batin Kirana.
.
.
.
.
Terjadi keributan di kediaman Keenam bersaudara ini meributkan hal kecil.

"Pokoknya gak ada pesta bikini ngerti, kalo Daddy tau gimana?"

"Siapa yang mau adain pesta bikini?" suara tegas itu memecahkan keributan yang terjadi, ia berjalan dengan gagahnya walaupun usianya tak muda lagi.

"Kenan sama Andreas Dad"

Tunjuk mereka pada dua pelaku yang kini tengah di tatap tajam Kenneth, mereka menundukan kepalanya merasa takut dengan tatapan mematikan itu.

"Apa benar Kenan Andreas?"

"Iya bener Dad" ucap Kenan pelan hampir tidak bersuara.

"Liat Daddy"

Mereka mendongakkan kepala mereka dan melihat wajah Kenneth.

"Kalo gitu Daddy setuju, kapan pestanya?"

Ketiga gadis manis itu tidak percaya dengan ucapan Kenneth yang membuat Kenzo, Kenan dan Andreas senyum menang karena Kenneth mengizinkan mereka mengadakan pesta bikini.

"DADDY!!!"

Teriak para gadis dan langsung pergi meninggalkan Keempat pria gila itu, Mereka bertos ria karena menang.

"Sebel ko Daddy izinin sih?"

"Iya sebel gua sama Daddy, pilih kasih tau gak"

"Tenang aja gua punya ide yang bakalan bikin acara itu hancur berantakan" ucap Affia dengan senyum jahat.

"Apaan?"

"Sini"

Affia memberi tau rencananya pada Kezia dan Keysha, mereka mengangguk dan tersenyum.

****
Akhirnya acara yang di tunggu-tunggu tiba juga, malam ini bertepatan dengan malam minggu acara anak muda di kediaman Kenneth mengadakan pesta bikini banyak gadis-gadis muda yang datang dengan bikini yang sexsi bermacam bentuk, membuat para pria panas dingin melihatnya.

"Cantik sama sexsi gak salah Daddy setujuin" ucap Kenneth kagum pada hamparan gadis cantik dan muda di hadapannya.

Kezia, Keysha dan Affia bersiap-siap untuk menghancurkan acara gila ini sungguh mereka sudah sangat gerah dengan tingkah para tamu disana.

"Kita mulai sesuai rencana"

Mereka berpencar, Keysha pergi keluar untuk mematikan lampu agar acara itu menjadi gelap gulita.

"1 2 3"

Bumm...lampu langsung mati semua bahkan musikpun, Keysha tersenyum senang melihat hasilnya dan terjadi kegaduhan didalam sana.

Kezia dan Affia pergi ke kerumunan tamu, Kezia mengikatkan tali ke kaki meja satu ke meja yang lainnya lalu mengikat ke pohon.

"Kebakaran!!! Kebakaran ayok keluar!!" teriak Affia dengan menggunakan pengeras suara.

Para tamu berhamburan melarikan diri namun mereka terjatuh karena tersandung tali yang di ikat oleh kezia, bahkan makanan pun berjatuhan di atas tubuh tamu.

Mereka bertiga bertos ria atas kekacauan ini dan tersenyum menang. Acara menjijikan ini akhirnya hancur berantakan juga mereka tidak akan melupakan ini semua.
.
.
.
.
Cleo berdiri di depan rak buku perpustakaan rumahnya, hari ini ia sangat ingin membaca buku mungkin karena moodnya hancur juga gara-gara ulah Steven yang memaksanya untuk pulang bersamanya alasannya perintah Akira.

"Maafkan kelakuan saya tadi Nona"

"Hmm...untung gak gua tonjok lo"

"Saya hanya menjalankan perintah nyonya besar untuk menjaga anda"

"Ada apa kesini?"

"Saya hanya ingin minta maaf saja nona, saya permisi"

Bahkan Cleo belum memaafkan Steven tapi Steven sudah pergi dari hadapannya, Cleo mengedikan bahunya ia mengambil beberapa buku untuk ia baca.
.
.
.
.
Kirana berjalan menuju ruang rawat Yuni yang ia spesialkan yaitu di lantai paling atas dan di ujung lorong, dengan memasukan tangannya kedalam saku snellinya ia nampak berbeda dengan lipstik merah menyalanya.

Ia membuka pintunya, Yuni sedang berusaha melepaskan borgol di kedua pergelangan tangannya.

"Ckk..ckkk...ckkk hentikan itu akan melukai pergelangan tangan indah ini"

Kirana mengusap pergelangan tangan Yuni yang terluka lalu menekannya hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa itu.

"Bagaimana mungkin anda masih hidup? Saya yakin bahwa yang hangus itu adalah anda"

Kirana tersenyum kecut, lalu meletakkan telujuknya di bibir merahnya.

"Apa kamu kira saya sudah mati? Sekarang kamu lihat saya masih hidupkan? Gimana suka gak? Apa kamu kira saya gak tau apa rencana kamu, kamu pikir saya ini bodoh hohoho salah besar kamu memilih lawan yang salah"

"Saya akan lenyapkan kamu Kirana lihat saja"

"Oww benarkah? Aku takut tolong aku!!! Tidak semudah itu"

Kirana mencengkram wajah Yuni dengan kuat.

"Sebelum itu terjadi kamu yang akan saya lenyapkan perlahan-lahan"

Kirana merogoh saku snellinya dan mengeluarkan sebuah suntikan yang sudah ia beri obat.

"Obat ini akan buat kmu hilang akal dan akan membuat Kenneth percaya bahwa kamu benar-benar gila Yuni, saya akan beritau apa itu arti trauma berat dan gila yang sebenarnya"

"Jangannn!!!"

Ia menyuntikannya tepat di nadi Yuni, dan seketikan Yuni tak sadarkan diri Kirana tersenyum menang lalu pergi meninggalkan ruangan VVIP Yuni.

To Beatiful Doctor From My Hot DaddyWhere stories live. Discover now