#22

2.2K 141 0
                                    

Mulai masuk gedung apart, naik lift, sampai masukin password apart, gue terus terngiang semua ucapan Baekhyun di mobil tadi. Gimana cara gue mengawali percakapan ya? Gue takut Mas Dae masih marah. Tar kalau gue dibentak lagi gimana?

Sambil melamun memikirkan semua kemungkinam, gue baru sadar kalau lampu apart sudah nyala. Artinya Mas Dae sudah di rumah. Gue ke dapur untuk minum, melewati kamarnya. Tertutup, mungkin dia sudah tidur. Gue berdiri di depan pintu kamarnya.

Selamat istirahat, Mas. Semoga di mimpi, kita ketemu dalam keadaan lebih baik.

Gue berlalu. Menaiki tangga dengan perasaan tak karuan. Pupus sudah keinginan gue untuk memulai percakapan malam ini. Semoga besok pagi suasananya lebih baik.

Gue masuk kamar dan menyalakan lampu.

"ASTAGAA MAMAAAAHH!!" tetiba sudah ada seseorang yang berdiri tepat di samping tempat tidur gue.

"Ya Tuhan, gue kaget.... Sebentar, jantung gue!" karena kaget, gue langsung terduduk lemas di depan pintu yang baru saja gue tutup. Nafas gue masih ngos-ngosan. Jantung gue berpacu, bisa gue rasakan dari telapak tangan yang gue tangkupkan di depan dada.

"Kamu gapapa?" Mas Dae berdiri tepat di depan gue.

"Bentar bentar, gue nafas dulu. Duh jantung gue sampe sakit rasanya! MAS NGAPAIN NGAGETIN AJA?!!" Ucap gue sambil berdiri. Gue tatap matanya yang pas ada di depan gue, mata itu juga menatap gue. Rindu. Kangen.

"Maaf, udah ngagetin kamu. Udah gapapa kan sekarang?" dia masih lekat memandang gue. Memegang kedua bahu gue. Sedangkan gue masih mencerna kenyataan, apa iya dia beneran nyata??

"Na, kamu gapapa kan?? Jangan diem aja, bikin aku panik" ucapnya sambil menepuk pipi gue ringan dengan sebelah tangan.

Tanpa berpikir lagi, tanpa merasa takut lagi, tanpa memedulikan bagaimana perasaan gue atau dia, gue menghambur ke pelukannya. Gue dekap erat pinggangnya dan membenamkan kepala gue di dada bidangnya.

"Kangen!" cuma itu yang sanggup gue ucapkan. Gue sudah siap andai dia mendorong gue, berusaha melepaskan pelukan. Gue juga sudah bersiap untuk melawan dengan semakin mengeratkan pelukan gue, berusaha untuk memeluknya selama yang gue bisa.

Tapi respon Mas Dae benar-benar di luar dugaan. Dia membalas pelukan, menautkan kedua tangannya di punggung gue. Dia mendekap gue dengan erat. Dia usap rambut gue dengan lembut, bahkan dia mencium puncak kepala gue berkali-kali.

Mendapat perlakuan seperti itu, gue menangis keras. Merasa ada yang menghangat di hati gue. Seolah rongga yang selama berhari-hari terasa kosong, kini perlahan terisi kembali.

"Kata kangen tak cukup untuk mewakili perasaanku. Hampir gila rasanya aku tak bisa memelukmu berhari-hari"

Gue malah makin nangis kencang. Mas Dae makin memeluk gue erat. Dalam keadaan kayak gini, terlalu mudah buat gue membayangkan kalau dia sudah tidak marah. Benarkah??

Perlahan Mas Dae mulai mengendurkan pelukan, menarik kedua tangannya dari punggung gue dan menelusupkan kembali di bagian bawah pinggang. Sementara tangan gue mengusap air mata lalu memegang kedua lengan kekarnya. Gue mendongak untuk menatapnya.

"Darimana kamu jam segini baru pulang? Diantar siapa?" ucapnya lembut sambil mengelus pipi gue dengan sebelah tangan. Sementara tangan satunya masih setia di pinggang gue.

"Diajak makan sama Bang Suho, Irene, Baekhyun. Tadi diantar Baekhyun sekalian dia bawa mobilku"

"Ku?? Aku??"

"Kenapa? Ga mau?"

Dia tersenyum, "Seneng banget dengernya"

"Mas ngapain di kamarku?"

Married You  X  KJD ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt