#47

1.8K 128 12
                                    

"Hai, nunggu lama?" ucap gue sambil menarik sebuah kursi tepat di depannya.

"Lama pun gue rela, asal nungguin lo!" balasnya dengan senyum yang selalu sama.

"Kebanyakan ngalus bisa berakibat buruk buat kesehatan!"

"Kesehatan jantung maksud lo?"

"Kesehatan otak!"

Dia tertawa dan mengacak rambut gue gemas.

"Ada apa pengen ketemu gue?"

Gue diam sebentar. Dengan agak canggung gue ambil selembar undangan di tas dan menyodorkannya di atas meja.

"Minggu depan gue nikah. Egois ya kalau gue minta lo buat datang?"

Dia menatap undangan gue dengan mata nanar, meski begitu senyumnya tetap ada disana.

"Gue udah tahu lo bakalan nikah. Itu alasan gue menjauh. Gue udah kalah kan?"

"Chan, ga ada pertarungan disini. Sampai kapanpun lo tetep Jacob Black gue. Ga ada yang bisa menggantikan posisi itu!"

"Jacob Black?" dia mengucapkan itu dengan senyum samar.

"Sespesial itu lo buat gue, Chan!"

"Ternyata dari awal porsi gue memang bukan buat jadi suami lo! Takdir gue hanya jadi sahabat di hidup lo! Bahkan saat di ambang kematian pun, Jacob Black tak pernah mendapatkan hati Bella Swan secara utuh. Kita seperti itu kan?"

Gue menunduk. Ternyata jauh lebih sulit berbicara pada Chanyeol daripada Baekhyun. Ada rasa bersalah yang lebih besar di hati gue. Bagaimanapun, lelaki ini pernah mengisi hari-hari gue.

"Chan, gue minta maaf. Lebih dari semua rasa bersalah yang gue pendam bertahun-tahun, gue terlalu jahat kan?"

"Ya, lo jahat ke gue! Sangat!"

Akhirnya, dia mengakuinya. Gue bukan orang baik lagi di matanya. Tanpa sadar gue mulai menangis, ternyata sesakit ini rasanya.

"Lo jahat karena berani nangis di depan gue! Kesannya gue laki-laki egois yang ingin mendapatkan lo dengan berbagai cara. Apa gue seperti itu?"

Gue menggeleng.

Tangannya terulur mengangkat dagu gue dan menghapus air mata dengan ibu jarinya.

"Gue pengen lo bahagia, meski bukan dengan gue. Sebenarnya gue sejak lama udah sadar, lo memang bukan buat gue. Sekeras apapun gue berusaha, hati lo ga pernah bersama gue. Iya kan?"

"Maaf! Gue minta maaf!" tangis gue makin keras.

Dia bangkit dari kursi dan pindah duduk di samping gue. Dia rengkuh gue ke pelukannya.

"Lo ga pernah salah, Na. Dari awal memang gue yang terlalu serakah. Sekarang gue lepas lo, gue berhenti. Bukankah Jacob Black nantinya juga bakal dapat yang lebih baik?"

"Jangan anak gue!!!!"

"Hahahaha ketuaan gue nunggu anak lo!! Gue bukan keturunan Werewolf  yang abadi tak menua!"

Gue balas pelukannya. Dia membelai rambut gue, sementara gue menepuk punggungnya.

"Makasih banyak buat semuanya, Chan! Gue bahagia bisa kenal lo!"

"Gue lebih dari sekadar bahagia!"

"Setelah lulus gue pindah ke London. Suami gue kerja disana!"

"Tuh kan, kita itu jodoh! Gue S2 di Paris!"

"London - Paris jauh, Chan!"

"Tetep lebih deket daripada Korea"

"Iya sih!"

Married You  X  KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang