21. Journey to Noland

5.9K 704 132
                                    

21.

Journey to Noland

Eren berdiri dengan canggung di tengah lapangan bola. Sudah lama dia tidak berjumpa dengan Erson. Mungkin, sekitar dua tahun lalu? Dan sekarang dia meminta bantuan untuk mengantarkan mereka ke suatu tempat yang tidak diketahui lokasinya ada di mana.

Ya. Mereka.

Ada Erson, Arzha, dua Elder (yang dewasa dan seorang lagi masih kecil), seorang fae, dua orang alpha, satu penyihir yang tampak bersemangat, satu spirit dan dua demon tidak dikenal.

"Erm, kalian tahu kan kalau aku tidak bisa membawa kalian semua sekaligus?" Eren menatap Erson, memberikan pandangan meminta penjelasan.

Eren sudah tua. Dia tidak sama seperti makhluk supranatural lain yang memiliki penampilan yang sama meskipun hidup bertahun-tahun. Sekarang saja dia sudah memiliki uban yang nyaris memenuhi kepalanya.

Erson menghela napas, "Bisakah kau membawa kami bergiliran?"

Eren menaikan alis. Dia sedikit iri melihat penampilan Erson yang tidak berubah. Pria itu masih tampan, setampan saat dia pertama kali mengenalnya sekitar tiga puluh tahun lalu. Tubuhnya juga masih terawat, tidak seperti Eren yang sudah membuncit. Dan yang paling utama, pria itu sama sekali tidak memiliki uban dan keriput.

"Erson, kau tahu kalau aku tidak muda lagi." Eren menghela napas. "Membawa kalian semua sekaligus akan menguras habis tenagaku. Bukan hanya itu saja, ada kemungkinan aku tidak dapat membawa kalian ke tempat yang benar." Terutama jika tempatnya tidak jelas. Eren tidak menambahkan kalimat terakhir.

Pagi ini Erson mengatakan bahwa mereka harus tiba di Noland. Eren sama sekali tidak tahu ada di mana Noland itu berada. Dia bahkan tidak pernah mendengar ada tempat bernama Noland sebelumnya.

"Jika Alfie bersama Ryker maka dia tidak akan kenapa-napa," kata sang penyihir, "kita bisa menuju Noland dengan santai."

"Elfred, aku ingin bertemu dengan mate-ku segera."

"Rion, kau tahu benar bahwa walaupun kau sampai di tempat kediaman Ryker, kau tidak akan bisa langsung menemui Alfie tanpa ijin Ryker. Buat apa buru-buru? Lagipula, mate-mu aman bersama Ryker."

Rahang Rion mengeras, "Bagaimana kau bisa tahu bahwa Alfie aman bersama pria yang dikabarkan meninggal selama ini? Tidak ada yang bisa menjamin bahwa dia bersama Ryker!"

"Jika kita tidak yakin bahwa Alfie bersama Ryker, buat apa kita berkumpul di sini, ya kan?" sang Demon berambut merah bicara sambil nyengir lebar.

"Dan mengapa si Brengsek Quon ada di sini? Alfie tidak akan aman jika dia juga ikut!"

"Aaaw, jangan begitu," kata Quon dengan nada manja menggemaskan, "Meskipun aku mendapatkan Alfie, aku juga tidak akan bisa melakukan sesuatu padanya sebelum aku menemukan Gerbang Kematian. Buat apa repot-repot membuat masalah?"

Erson mulai sakit kepala. Mengabaikan pertengkaran mereka, Erson kembali bertanya pada Eren, "Seberapa jauh kau bisa membawa kami sekaligus?"

Eren benar-benar tidak percaya bahwa Erson melakukan ini padanya.

"Jika kau membawa kami sekaligus, aku akan memberikan ramuan panjang umur." Demon berambut pirang berbicara. "Apakah seratus tahun cukup?"

Mata Eren segera berbinar, "Sungguh?"

"Dari mana kau memiliki obat panjang umur, Frix?" Elfred penasaran. Dia tidak menyangka bahwa Demon juga memiliki kemampuan untuk--

"Bukankah kami memilikimu?" Frix menaikan alis dengan anggun dan elegan, "Buat apa kami membawamu jika kau tidak memberikan keuntungan sama sekali?"

Alpha AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang