18 • Go Public

55 14 0
                                    

Jihoon menipiskan bibirnya, berusaha keras melawan kegugupan ketika keduanya telah mencapai rumah megah milik Han SooHee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jihoon menipiskan bibirnya, berusaha keras melawan kegugupan ketika keduanya telah mencapai rumah megah milik Han SooHee. Lelaki itu terdiam sejenak setelah kendaraan yang dinaiki berhenti sepenuhnya. Sera pun menoleh, tercetak jelas senyum antusiasnya yang mereka membuat wajahnya berseri. Di saat itu ia menyadari gelagat Jihoon.

"Apa kau gugup?" tanyanya memastikan sambil terkekeh pelan. Pasalnya muka Jihoon kali ini nampak tegang berkali lipat dari biasanya.

Jihoon melepas seat belt-nya lalu mengembuskan napas berat. Ikut menghadap Sera, menimang dalam hati apa yang harus dia katakan sebagai jawabannya. Jujur saja, dia memang gugup tapi akan kelihatan sangat aneh jika Sera mengetahui Jihoon grogi ketika menghadapi hal sederhana semacam ini.

Akhirnya lelaki itu hanya tersenyum.

"Kau tidak sendiri, Oppa. Ada aku," ujar Sera mencoba menenangkan. Alisnya naik antusias, berusaha semakin meyakinkan.

"Aku hanya tidak tahu apa yang harus dilakukan di depan orang banyak nanti," gumam Jihoon pelan. Ia ragu tapi akhirnya melanjutkan kalimatnya lagi. "Entah bagaimana, tapi ini terasa lebih menegangkan daripada saat prosesi pernikahan kita kemarin."

Sera tertawa pelan.

"Percayalah, ini akan berlalu. Lagipula, kau tidak harus melakukan apa-apa. Semua akan baik-baik saja, ya?" bujuk gadis itu lagi, lalu reflek mengusap lengan Jihoon. Menyalurkan ketenangan yang diharapkan mampu meruntuhkan kegugupan lelaki itu.

Akhirnya binar mata lelaki itu terlihat bersemangat. "Baiklah, ayo kita masuk!"

Setelahnya Jihoon mematikan mesin mobil dan berderap turun, ia berlari kecil ke sisi kanan demi membukakan pintu untuk Sera. Gadis itu cukup tersanjung, pertama kalinya mendapat perlakuan manis meskipun sederhana semacam ini dari seorang Park Jihoon, sejak mereka menikah.

"Jadi, bagaimana seharusnya agar kita tidak terlihat, hmmㅡjanggal?" tanya Jihoon kikuk ketika mereka telah berjalan beriringan menuju rumah berhalaman luas ini.

Sera berpikir, mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum samar. "Menurutmu, apa yang dilakukan pasangan jika pergi ke suatu acara keluarga?"

Sera justru balik bertanya. Jihoon terkekeh kecil mendengarnya, menutupi degup organ dalam dadanya sendiri, yang masih bertalu-talu sejak tadi. Kedua tangan kanan kiri mereka sesekali bersinggungan, membuat Sera semakin canggung.

Mendadak Jihoon menghentikan langkah, otomatis Sera menoleh. "Bagaimana jika kita berpegangan tangan?" tawar Jihoon langsung.

Ia menangkap ekspresi terkejut gadis berambut hitam dengan hiasan kecil yang menautkan sebagian rambutnya itu. Matanya melebar, berbinar. Diam-diam bersorak dalam hati karena tidak harus dirinya yang meminta hal itu namun akan terwujud juga.

"Kau tidak keberatan?" Sera tidak bisa menahan lagi untuk tidak mengulum senyum.

"I ask you first," sahut Jihoon pelan. "Aku baru sadar sedari tadi kita hanya saling bertanya." Setelah memiringkan kepala, akhirnya Jihoon mengadap Sera yang terlihat tengah berpikir. "Aku butuh jawabanmu."

Tell Me Why ▪ Park JihoonWhere stories live. Discover now