27 • Nighty Night

43 9 0
                                    

Lelaki yang beberapa menit lalu bersamanya itu masih menguasai pikiran seorang Han Sera

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Lelaki yang beberapa menit lalu bersamanya itu masih menguasai pikiran seorang Han Sera. Jelas terbayang bagaimana Guanlin terasa berbeda saat memeluknya, seolah mengindikasikan ada hal rumit lain yang terjadi. Ia menghela napas seraya masih menambah langkah perlahan, salah satu hal yang paling ia sayangkan selama mengenal Guanlin hanya satu; Sera tidak bisa membalas perasaan tulus lelaki itu.

Tentu sudah bukan rahasia lagi jika ada perasaan lain yang kental dan jelas kepadanya. Gadis itu sebenarnya peka dan lelah berpura-pura tidak menyadarinya. Meskipun telah mencoba membuka hati berulang kali sebelum semua takdir ini berubah drastis. Dia mengaku nyaman bersahabat dengannya, hanya saja, perasaan gadis bermata cokelat itu tidak akan lebih daripada itu.

Seolah tak memiliki kontrol akan hatinya sendiri, Sera tetap mengagumi Jihoon meskipun lelaki itu bahkan tidak mengetahui keberadaannya sejak mereka masih mengenakan seragam. Gadis itu bahkan masih belum berpaling meskipun menyadari bahwa Jihoon hanya mencintai Shin Jiyeon.

Hingga kini keadaannya berbeda. Beruntung masih ada takdir baik yang berpihak pada Sera. Namun, tetap saja, jauh di dalam hatinya tetap menyimpan rasa bersalah menyadari Guanlin belum menemukan gadis lain yang ia persilakan untuk menempati hatinya. Padahal, sudah jelas lelaki jangkung itu sangat berhak mendapatkan gadis yang lebih baik daripada terus menunggu Sera entah sampai kapan dan stuck.

"Sera-ya."

Suara itu sontak membangunkan gadis itu dari lamunannya secara paksa. Ia baru sadar telah menginjakkan kaki di lobby utama hotel dan kini mendapati Jihoon dengan piyama abu-abu dan sendal santai hotel, baru keluar dari lift, menatapnya khawatir. "Eoh? Oppa," gumamnya bingung.

"Aku baru saja hendak menyusulmu karena kau sudah pergi cukup lama dan kau juga meninggalkan ponselmu," ungkap Jihoon lalu mengamati Sera dengan seksama. "Apa kau tersesat? Kau tidak apa-apa?"

Gadis itu tersenyum lebar demi lebih meyakinkan Jihoon atas jawaban yang akan dilontarkannya. "Gwaenchana, Oppa. Mianhae. Aku tidak bermaksud membuatmu khawatir."

Jihoon akhirnya bisa bernapas lega dan turut menggiring Sera balik ke lift dengan gestur seraya bertanya, "Sebenarnya, apa yang kau beli?"

▪°▪°▪

"Ah, aku lapar!" gumam lelaki berambut ash grey sedikit pudar itu, ketika di hadapannya kini telah tersuguh berbagai hidangan khas Hainan yang setengah jam lalu diantar oleh petugas hotel.

Di meja persegi berukuran sedang yang juga dibungkus dengan taplak berwarna putih, setangkai bunga mawar merah dalam gelas bening yang panjang terletak di tengah, dan beberapa lilin aromaterapi di dalam mug mini juga turut menciptakan suasana yang intens danㅡromantis? Terlebih posisinya terletak di balkon kamar sehingga pemandangan kota Sanya tersuguh jelas, semakin lengkap diiringi semilir angin malam yang menyejukkan.

Sera memutuskan untuk langsung mandi ketika keduanya kembali ke kamar sepuluh menit lalu, sehingga Jihoon semakin tidak sabar terlebih aroma lezatnya juga tercium ke dalam kamar. Namun, meskipun perutnya sudah bergetar, lelaki itu tetap saja menunggu Sera selesai untuk dapat menyantap makan malam bersama.

Tell Me Why ▪ Park JihoonHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin